investasi saham

Tak terasa sekitar 2 tahun mulai investasi di dunia saham... Tapi jangan tanya keuntungan ya... Soalnya ndk tercatat, juga ada yg dicairkn dll tuk keperluan... Jadi ndk ngerti... Krn jg ada smangat lain... Udah share di pos-pos sebelumnya... Dengan tidak menampik harapan tuk cuan/untung.
Berikut coba share pengetahuan yg saya pahami tentang investasi saham... Bisa jadi ini salah... Dan begitulah, harus ada langkah pertama untuk langkah kedua, harus ada kesalahan untuk dapat diperbaiki... 

Saham adalah surat berharga yg menunjukkan kepemilikan modal di suatu perusahaan. 
Contoh modal perusahaan Rp. 2.000.000.000 dibagi menjadi 20.000.000 saham, maka 1 lembar saham bernilai Rp. 100, dan jika jika memiliki 200 lembar saham mk kita memiliki modal di perusahaan tsb 200x100= Rp. 20.000.
Dan saham yg kita punya tsb dapat kita jual dg harga bebas sesuai kesepakatan penjual dan pembeli, jadi nilai pasar saham tsb dapat lebih besar/lebih kecil dari modal tsb, misal dijual Rp. 300/lmbar saham (jika ada yg mau beli). 

Tidak semua saham perusahaan dapat dibeli oleh masyarakat luas, hanya perusahaan terbuka (tbk) yang dapat dibeli oleh masyarakat secara bebas di pasar modal melalui perusahaan sekuritas. Sebagian saham pwrusahaan dimiliki oleh "pemilik/pendiri/pengendali" Dan ada sebagian yang di lepas ke masyarakat agar masyarakat dapat berpartisipasi. 

Penjualan saham ke masyarakat dapat digunakan sebagai cara perusahaan menambah modal dari masyarakat atau juga cara pemilik saham "awal" Untuk exit/keluar dari perusahaan tsb dg menjual saham miliknya, atau kepentingan2 lainnya. 

Sehingga menurut peredarannya saham bisa dibedakan saja menjadi saham manual (saham pemilik/pengendali) yang tidak diperjual belikan dan saham digital (saham publik) yang dapat diperjualbelikan di pasar modal (bursa efek). Terbagi dg pasar primer, sekunder dan negosiasi, dimana masyarakat umumnya bertarnsaksi, jual beli saham di pasar sekunder, pembelian cukup satuan lot (1 lot = 100 lembar saham) dg harga sesuai harga pasar saat itu, dan di pasar ini masyarakat mudah menjangkuanya... Tuk pasar primer dg satuan yg lebih besar, sehingga hanya investor modal besar yg dapat melakukan transaksi dengan sekuritas penjamin efek dari perusahaan tsb dengan harga yg relatif stabil, sedang pasar nego adalah pasar bebas Negosiasi antar individu dengan tanpa batasan dan tetap melalui perantara perusahaan sekuritas. 

Masyarakat membeli saham suatu perusahaan tbk hanya dapat melalui perusahaan sekuritas, coba searching di idx.co.id perusahaan sekuritas (broker)yg terdaftar resmi. Kalo di bandarmologi mngkin broker dibedakan menjadi broker bandar dan broker ritel (sekuritas yg mayoritas nasabahnya adalah individu masyarakat), hal ini digunakan untuk mempermudah mendeteksi pergerakan bandar saham. Dan saham yg dapat diperjualbelikan hanya yg berbentuk "digital", biasanya T+2 baru dikirim bukti kepemilikan saham tersebut ke pembeli. Ni jg salah satu beda jual beli syariah, yaitu baru dapat menjual setelah barang di tangan, dapat menjual kembali saham yg dimiliki setelah surel kepemilikan saham. 

Harga saham di pasar sekunder terbentuk oleh mekanisme pasar, dimana ada penawaran dan ada permintaan. 
Harga saham naik jika ada pembeli yang memborong saham hingga penawaran yg lebih tinggi, misal last price, harga terakhir saham Rp. 300 dan di antrian penawaran (offer) 305, 310, 320, 330, kmd ada yg memborong semua lot saham di harga 305, 310, 320, mk otomatis last price berubah menjadi Rp. 320. Naik 20.
Dan sebaliknya (bid) ketika ada penjual saham ada yg menjual sejumlah besar saham di bawah last price hingga terjual sampai turun ke harga antrian bawah. 

Sehingga ada individu/institusi yg dapat "mengatur" Harga tersebut dg menggunakan bid offer dan itulah yg dinamakan bandar. Harga dapat dengan mudah diturunkan oleh orang yg memiliki lembar saham yg sangat banyak berlebih dg menjualnya banyak dg harga dibawah harga pasar, begitu juga, bagi pemodal dg modal banyak berlebih dapat menaikkan harga saham dengan memborong saham di harga di atas harga pasar. Dan bandar untuk dapat mengatur harga suatu saham, ia memiliki mayoritas saham yg beredar yg dapat dijual dg harga berapapun, dan memiliki modal besar untuk dapat membeli saham di harga berapapun, ada kata "berapapun" Itu sehingga asumsinya adalah bandar bebas mengatur harga sesukanya. Sedang ritel (masyarakat pada umumnya) hanya dapat menjual/membeli sesuai harga pasar atau selisih sedikit darinya. 

Kebebasan bandar ini yang menjadikan ia bebas mengatur harga saham baik ditempelkan berita bagus atau berita lain. Kalau diamati, berita alasan mengapa saham naik atau turun adalah setelah harga naik atau turun, jadi harga turun dulu baru ada komentator/ analis saham yg mengeluarkan kemungkinan alasan saham tsb turun, begitu juga ketika naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham tidak berkaitan dengan berita-berita, melainkan "kebijakan" Bandar kapan menaikkan dan menurunkan serta alasan sesungguhnya dalam pergerakan tsb. 

Tidak perlu terlalu termakan oleh berita2 yg beredar, atau relomendasi2, karena mngkin itu strategi pemilik saham agar orang lain tertarik dan ia melakukan distribusi (menjualnya krn ada yg tertarik membeli - dan jika permintaan tinggi harga pun bisa naik lebih tinggi) jadi hati2 dg pompom para influencer dan fomo yg akhirnya mengalami kerugian. Yang perlu diingat dan ditekankan bahwa harga diatur oleh bandar atau market maker, lepas dari berita yg beredar di luar tetapi terikat dengan kepentingan bandar sendiri. 

Pemilik saham publik (masyarakat/yg beredar) tidak memiliki hak untuk mengatur perusahaan dan tidak memiliki asset yg dimiliki perusahaan. Pemilik saham publik memiliki hak mengikuti Rapat umum pemegang saham (rups) dg kontribusi suara sesuai jumlah saham yg dimiliki per seluruh saham (karena itu arah kebijakan dipengaruhi oleh pemegang saham pengendali/mayoritas), mendapat deviden (laba perusahaan yg dibagi) apabila diputuskan diputuskan memberi deviden, mendapat bukti kepemilikan saham dan tercatat di ksei, dan mendapat gain/loss dari harga saham apabila dijual. 

Keuntungan pemilik saham dapat diperoleh dari kenaikan harga saham dari harga ketika pembelian dan ketika penjualan serta dividen yg mengkin dibagikan oleh perusahaan. Kerugian didapat jika harga saham turun atau perusahaan bangkrut, dimana nilai kerugian bisa sampai 100% jika perusahaan bangkrut delisting dan tidak ada aset sisa yg dapat dijual dan dibagikan atau sudah tidak ada yg mau membeli saham yg kita miliki. Karena fluktuatifnya harga saham di pasar modal, maka investasi saham termasuk high risk, beresiko tinggi. 

Jika turun ke dunia trading saham - transaksi jual beli saham apalagi dalam jangka pendek - akan ditemukan bahwa "transaksi" Ini mirip dengan perjudian, karena ketika kita membeli saham, harapannya harga saham akan naik, tetapi kenyataannya belum tentu naik atau turun. Dari sini terutama newbe, yg membeli saham untuk cepat2 dapat cuan, sehingga banyak menebak, harga saham ini nanti turun atau tidak, bertujuan hanya untung2an saja dalam membeli saham, berharap untung besar. Tebarkan, untung2an, bandar, pemain... Ini mirip dengan judi, ada yg kalah dan ada yg menang. 

Karenanya saya lebih suka memilih cara dg investasi, niat membeli "perusahaan", menyebarkan manfaat melalui perusahaan tsb, juga berharap keuntungan di masa depan. Jika suatu saat berubah pertimbangan sehingga menjualnya... Ya tidak apa2, toh niatnya beli tuk ambil manfaat dan menjual untuk mendapat manfaat yg lebih. prinsip jual beli adalah kedua pihak ridlo, akad dan ada barang yg diperjualbelikn. 

Dalam berinvestasi saham, sepengetahuan saya, ada beberapa hal yg layak dibuat pertimbangan

1. Memilih perusahaan yg sesuai, 
Sebelum berinvestasi sebaiknya ditentukan dulu, sektor perusahaan yg ingin di beli, misal kesehatan atau perbankan atau costumer good dll, setelahnya memilih perusahaan yg tepat menurut kita, tiap orang akan berbeda tiap orang punya "feel"nya masing2, klo saya sih biasa pertimbangan pembagian dividen tiap tahunnya, kemudian yg "Pernah kenal" (bs dilihat post yg dewulu soal saham2)

2. Apakah perusahaan tsb masih eksis sampai target investasi kita? 
Jika kita niat investasi selama 10 tahun, maka, perlu dipelajari apakah kemungkinan 10 tahun mendatang, perusahaan masih ada atau sudah gulung tikar? Disesuaikan saja sesuai target waktu investasi... 3 tahun? 5 tahun? 10 tahun? 25 tahun? Seumur hidup? Sesuai dengan hasil analisis, apakah ia masih eksis? 

3. Kapan uang yg akan kita investasikan diperlukan? 
Berinvestasi hendaknya dengan uang dingin (uang yg tidak terpakai), bukan uang yg untuk belanja harian atau tabungan untuk masa darurat, agar tidak tergoda untuk mencairkan sebelum target terpenuhi atau menjaga ketenangan hati, karena harga yg terus berubah-ubah, tidak panik jika merah (turun), dan tidak langsung jual jika hijau (naik), karena sifatnya yang sementara... Coba lihat grafik harga saham tsb, maka akan ditemukan harga yg naik turun. Maka jangan sampai investasi yg tujuannya agar bisa tenang (dinikmati) di masa depan, malah membuat kehidupan tidak tenang. 

4. Bagaimanakah prospek pertumbuhan dari perusahaan tsb di masa mendatang? 
Era, zaman selalu berubah, juga trend... Maka dianalisis perusahaan seperti apa yg tetap bertahan di masa depan, dan bertumbuh seiring waktu, dapat memang sektornya menjanjikan di masa depan, atau perusahaan konvensional tetapi perusahaan juga mengikuti teknologi masa depan tidak hanya bertumpu keberhasilan/keuntungan masa lalu. 

5. Siapakah pemilik saham pengendali, juga jajaran komesaris dan direksinya? 
Ni bisa dilihat di laporan perusahaan tentang pijak yg memiliki saham mayoritas juga pemangku kebijakan dalam perusahaan, kalau mengenal track recordnya lebih baik, apakah orang/institusi tsb bervisi kedepan dan amanah, dll, atau memperhatikan kerja bandar emiten (perusahaan) tsb, bagaimana ia "mempermainkan" (Mengelola) harga sahamnya... Cenderung naik atau fluktuatif dkk, sehingga dari data yg ada dapat dianalisis apakah kedepannya harga saham tsb naik? 

6. Apakah harga saat ini sudah "murah"? 
Ketika membeli saham untuk investasi, hendaknya juga mempertimbangkan harga saham ketika membeli, karena harga saham itu dapat naik turun, jangan sampai beli ketika harga sangat tinggi dan ke depannya untuk mendapat harga yg diinginkan membutuhkan waktu tidak sesuai target lama investasi, tapi ya murah dan tidak itu sangat relatif, bahkan kebanyakn menggunakan referensi pbv-nya. 

7. Bagaimana melakukan diversifikasi pada portofolio? 
Sebagai sefebelt, lebih baik membeli beberapa macam saham, agar jika terdapat kerugian maka masih ditopang oleh saham yg lain, ada dikit rumusan yg pernah sy dapat dari youtube (klo ndk salah paham), dalam diversifikasi (keanekaragaman) maksimal 20% dari dana yg dimasukkan ke satu saham, maka dari itu minimal memiliki saham itu 5 macam saham. Menurut sy sktar 5-10 macam (jangan lebih dari 20 macam) mngkin 7 saham tengah nya.... Dg minimal 1 etf dan minimal 1 dari sektor yg lain. Jangan fokus dg hanya 1, karena resiko akan besar jk mngalami krugian, dan jangan terlalu banyak sehingga tidak baik dalam mengawasi perkembangannya

8. Kapan cutloss?
Jika berinvestasi maka juga diperlukan suatu pengawasan, misal setidaknya 2 tahun sekali agar mengetahui bagaimana perkembangan nilai sahamnya, untuk dievaluasi, apakah putuskan terus atau cutloss... Cut loss diperlukan untuk menjaga kestabilan psikologi, karena ada nilai "merah" Yg menjadi batas kita agar tetap berfikir jernih dalam mengambil keputusan berinvestasi, ... Cut loss kmd ganti saham lain yg lebih berpotensial... Ingat ketetapan banyak perusahaan (macam saham) jika 7, jika mrasa ada saham yg harus cutloss ya tidak apa2, dg tetap menjaga diversifikasi... Atau jika ada saham lain yg menarik, maka pilihlah saham yg dilepas untuk ambil saham yg lebih "menjanjikan", tetap menjaga jumlah diversifikasi... Tuk berapa % loss yg kemudian di cutloss (jual rugi), maka itu tergantung tiap individu, ada yg 2% dan kelabakan, tapi ada yg 20% yg masih tak bergeming... Ini juga pentingnya mnggunakan uang dingin dan analisis diatas... Dan kalau sangat yakin dengan perusahaan dan harga saham yg dapat naik dikemudian hari, maka bisa averagedown, membeli lagi di harga bawah agar harga rasanya turun.
Finansial planning dalam berinvestasi juga perlu dipelajari. 

9. Kerja kita apa? 
Sebagai investor, mungkin mindset bahwa kita juga menjadi pemilik modal tuk perusahaan tsb, harus ada, sehingga ada keperdulian... Dalam bentuk apa? Menurut saya yang terpenting adalah doa, misalkan secara rutin tiap hari mendoakan Fatihah tuk keberkahan setiap usaha yg kita lakukan (termasuk saham), kita berkah, usaha kita berkah, perusahaan kita berkah, karyawan kita berkah, hasilnya berkah, berkah semua nya.... Yg tidak boleh dilupa adalah dunia ini adalah ladang untuk menanam benih yg buahnya kita ambil di dunia juga di akhirat kelak

Keberkahan tuk kita semua, aamiin

0 Response to "investasi saham"

Posting Komentar