melestarikan budaya baik dan membudayakan hal-hal yg lebih baik

Sebelum romadhon dikenal budaya megengan, masjid darul falah tahun ini mengadakan acara megengan, dari pagi dengan khataman Al Qur'an, setelha dhuhur khususiah dan setelah ashar ziarah ke makam mbah menanggal

Sesuatu yg baru menurut saya adalah pengkisahan sekilas dari salah satu versi sejarah mbah menanggal (ada beberapa versi) - penuturan H.mas'udi yg diambil dari catatan kyai safroni 1938, bahwa mbah menanggal berasal dari cirebon yang sezaman dengan mbah ampel yg guru beliau salah satunya mbah gedeg, anak turunnya masih ada dirungkut,salah satu karomahnya adalah mendirikan 3 masjid dalam semalam, masjid rungkut menanggal, masjid rungkut tengah dan masjid wadungasri, dimana salah satu turunannya adalah mbah nuriman yg meninggal di jember (belum diketahui pasti makamnya)
Sedangkan mbah mujmal adalah teman beliau dengan anak-anaknya yg tercatat tidak di rungkut menanggal (kalau keturunan zaman ini)
Bagaimana versi yg lain? Manakah yg benar?
Karena sudah berlangsung ratusan tahun tanpa catatan lengkap sezaman maka tidak seyogyanya memastikan versi yg benar, kecuali ada data dari zaman ke zaman yg kuat, istilah hadist itu udah shohih, biarlah versi2 itu sebagai khazanah keilmuan 

Kalau ziarah, bocil2 bs ditipkan disini saja.... Terhenyak, mungkin kita dapat melakukan sesuatu yg katanya ibadah itu karena adanya yg katanya tidak ikut beribadah... Jadinya siapa sebenarnya yg beribadah?















0 Response to "melestarikan budaya baik dan membudayakan hal-hal yg lebih baik"

Posting Komentar