Bagaimana kita bisa melihat? Cahaya yg dipantulkan benda ditangkap oleh mata kita, memberikan rangsang kemudian diteruskan ke otak melalui sistem syaraf, rangsangan tersebut akan diterjemahkan otak sebagai suatu gambar.
Bagaimana kita mendengar dan mengecap? Rangsangan yg diterima oleh indra kita akan diteruskan ke otak untuk diterjemahkan menjadi suara ataupun suatu rasa.
Pernahkah mendengar bahwa ketika berdzikir merasakan panas, bergetar, melihat sinar atau yg lainnya? Apakah itu yg dinamakan pengalaman spiritual?
Teringat melihat video rekaman beliau, ketika ada murid ditanya, apa yg kamu inginkan? Ingin bertemu Allah, apakah sudah bertemu? Insyalloh, beliaupun tersenyum sekaligus nyeletuk, itu hanya imajinasi.... Tapi kemudian beliau diingatkan mwlana, ia menjawab insyalloh berarti suatu saat akan mencapainya...
Kemudian menyimpulkan.... Yg dikatakan/diceritakan pengalaman spiritual ini itu, patut dicurigai bahwa hal tersebut hanya imajinasi saja... Ketika ada "rangsangan" entah dari luar atau dari dalam, kemudian merangsang otak (fikiran) untuk menerjemahkannya dengan berbekal "aplikasi2 / doktrin2 / ingatan2" bawah sadar sehingga memunculkan "pengalaman tsb"
Sebagai analog saja, kalau di indonesia, "setan2nya" Digambarkan seperti pocong, gendrewo, kuntilanak, tuyul dll (kalau analisa guru gembul - itu gambaran import) beda dengan setannya orang barat, ada yg pake jas vampire, kepala labu, dll... Dimungkinkan pada "zamannya" Yg sebelumnya mayat itu dibakar (agama masa lalu kmd datang islam) dimana mayatnya dipocong dan takut akan hal tsb, sehingga ketika ada rangsangan "angker" otaknya jelalatan mikirin pocong dan hasil "terawangannya" adalah pocong, dan "ilmu" Ini (doktrin, kepercayaan) ditanamkan ke anak cucunya.... Dan....
Makanya lagi pengen bersih2 fikiran dari "doktrin2"
Spritual berasal dari kata spirit, ruh kalau bahasa kita ruhaniah, pengalaman ruhani,
Sesuai dengan keyakinan kita bahwa ruh bukanlah perkara duniawi ini, dan yg bisa mengenal Tuhan (Allah) hanyalah ruh ini, karena berasal dari "hembusannya", keeksisan nya di dunia ini hanyalah karena "Ditiupkan, menempel" Pada jasad... dg, melalui saluran hati... Kita merasakan "sesuatu"
Karena itu, sekarang bingung, apa itu khusuk? Samakah dg fokus? Kalau pendapat sementara saya, fokus itu pekerjaan fikiran, sedang khusuk adalah "pekerjaan" ruh, karena kita tidak mengetahui "pekerjaan" yg lagi dikerjakan ruh maka sangat mungkin sesuatu yg kita anggap khusuk, dinilai tidak khusuk, yg terlihat blas ndk khusuk malah sangat bernilai di hadirat Allah.
guyonanku pada anak-anak, kalau pengen ngerti yg sebenarnya, ya... Mati dulu, masuk surga, ketemu Allah, lah itu bisa tanya kepada Allah
Lakukan ibadah, apapun motifnya, ndk penting, karena kesadaran kita masih kesadaran fisik, fikiran, yg kita kira "perkataan" Hati itu patut dicurigai berasal dari fikiran2 (memori udek2).. Padahal yg berharga itu pada sisi hati/ruh nya.
Karena pengalaman spiritual sangat dicurigai berasal dari imajinasi beralas background dan memori2 terpendamnya, maka sangat tidak relevan memaksa orang lain untuk mempercayainya, bahkan sebisa mungkin tidak menceritakan kepada orang lain dan mengkonsultasikan dengan guru ruhaninya seorang agar tidak sesat menyesatkan...
Kita jangan mudah percaya dengan pengalaman spiritual/mimpi jika tidak terkonfirmasi di alam nyata, karena mu'jizat, karomah dari Allah pasti benar dan dapat dikonfirmasi dari sisi spiritual maupun sisi fisik (nyata), bukan dongeng semata, akan bisa dibuktikan dhohir batin, karena mu'jizat atau karomah tsb untuk penguat, sebagai bukti kenabian/kewalian dari Allah. (Bagaimana bukti dinilai jika tidak kuat atau mudah dipatahkan?)
Allah a'lam
0 Response to "pengalaman spiritual"
Posting Komentar