KERUANGAN DAN KONEKTIFITAS
ANTAR RUANG DAN WAKTU
BAB 1
Pemahaman Ruang dan Lokasi: Fondasi Konektivitas
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Pernahkah kalian berpikir mengapa suatu tempat menjadi populer, atau
mengapa kita merasa nyaman di suatu area tertentu? Semua ini berkaitan dengan ruang,
lokasi, dan bagaimana kita berinteraksi dengannya. Di era modern ini,
pemahaman tentang ruang tidak hanya penting bagi ahli geografi, tetapi juga
bagi kalian yang akan berkarya di bidang DKV, Pariwisata, dan Kuliner.
Bab ini akan membawa kalian menyelami konsep dasar tentang ruang dan
lokasi, bagaimana teknologi membantu kita memetakan dan memahami dunia, serta
tantangan-tantangan yang muncul dari perbedaan akses dan kesenjangan keruangan.
Mari kita pelajari bersama bagaimana pemahaman ini bisa menjadi fondasi untuk
kreativitas dan inovasi kalian!
1.1 Konsep Dasar Ruang, Lokasi, dan Wilayah
Di kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata "ruang"
dan "lokasi" secara bergantian. Namun, dalam ilmu geografi, keduanya
memiliki makna yang lebih spesifik.
Ruang (Space): Ruang adalah konsep abstrak yang mengacu pada keseluruhan permukaan bumi
dan bagian atmosfer yang memengaruhi kehidupan. Ruang bersifat multidimensional
(memiliki panjang, lebar, tinggi) dan terus-menerus. Ruang bukan hanya tempat
fisik, tapi juga wadah bagi interaksi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
- Contoh: Ruang
kota, ruang pedesaan, ruang pameran, ruang dapur.
Lokasi (Location): Lokasi adalah posisi spesifik suatu objek atau
fenomena di permukaan bumi. Lokasi dapat bersifat:
- Lokasi
Absolut (Absolute Location): Ditentukan
berdasarkan koordinat geografis (lintang dan bujur) yang tepat, seperti
alamat rumah atau titik koordinat GPS. Bersifat tetap dan tidak berubah.
- Contoh: Surabaya
terletak pada koordinat 7.2504∘ LS, 112.7688∘ BT.
- Lokasi
Relatif (Relative Location): Ditentukan
berdasarkan hubungannya dengan tempat lain atau karakteristik sekitarnya.
Bersifat dinamis dan dapat berubah tergantung sudut pandang.
- Contoh: Rumah saya di
dekat sekolah, restoran ini di seberang alun-alun, museum itu di pusat
kota.
Wilayah (Region): Wilayah adalah area di permukaan bumi yang memiliki karakteristik homogen
tertentu atau kesamaan dalam beberapa aspek, baik fisik maupun non-fisik.
Wilayah seringkali menjadi fokus dalam perencanaan dan pengembangan.
- Contoh:
- Wilayah Formal (Homogen):
Ditentukan oleh kesamaan fisik atau sosial budaya yang jelas, seperti
wilayah pegunungan, wilayah pertanian, atau wilayah budaya Jawa.
- Wilayah Fungsional (Nodal):
Ditentukan oleh adanya pusat kegiatan (node) dan area di sekitarnya yang
saling berinteraksi secara fungsional, seperti wilayah metropolitan (kota
sebagai pusat dan daerah penyangga di sekitarnya).
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Memahami ruang dan lokasi sangat penting dalam desain tata letak
(layout) visual, pemilihan lokasi untuk event atau branding,
serta merancang peta atau infografis spasial yang efektif.
Penentuan lokasi relatif memengaruhi bagaimana audiens memahami arah dalam
desain kalian.
- Pariwisata: Lokasi
absolut penting untuk navigasi dan penentuan destinasi. Lokasi
relatif dan karakteristik wilayah membantu dalam promosi wisata
(misalnya, "wisata kuliner di Pecinan Surabaya" yang menunjukkan
wilayah fungsional).
- Kuliner:
Pemilihan lokasi strategis untuk restoran atau kafe (aksesibilitas,
target pasar). Pemahaman wilayah terkait sumber bahan pangan lokal
(misalnya, bahan segar dari wilayah pertanian Malang).
Memahami konsep-konsep ini adalah langkah awal untuk menganalisis,
merencanakan, dan menciptakan solusi yang cerdas di dunia nyata.
1.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pemetaan
Digital
Di era digital ini, pemahaman tentang ruang dan lokasi semakin diperkaya
dengan bantuan teknologi. Salah satu alat paling revolusioner adalah Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau dalam Bahasa Inggris disebut Geographic
Information System (GIS).
Apa itu SIG? SIG adalah sistem komputer yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola, menganalisis, dan menyajikan data geografis (spasial). Dengan SIG,
kita bisa melihat berbagai lapisan informasi pada sebuah peta digital, yang
kemudian dapat dianalisis untuk berbagai tujuan.
Komponen SIG:
- Hardware:
Komputer, GPS, scanner.
- Software:
Aplikasi SIG (misalnya, ArcGIS, QGIS, Google Earth Pro).
- Data: Data
spasial (peta, citra satelit) dan data atribut (informasi terkait objek
spasial, misalnya populasi, jenis tanah, pendapatan).
- Manusia:
Pengguna dan analis yang memahami cara kerja SIG.
- Metode:
Prosedur dan teknik analisis data geografis.
Contoh Aplikasi SIG dan Pemetaan Digital:
- Perencanaan
Kota: Mengidentifikasi lokasi yang tepat untuk pembangunan fasilitas umum
(sekolah, rumah sakit), menganalisis kepadatan penduduk, atau merencanakan
jalur transportasi.
- Manajemen
Bencana: Memetakan daerah rawan bencana, jalur evakuasi, dan lokasi posko
bantuan.
- Pertanian:
Memetakan kesuburan tanah, pola irigasi, dan potensi hasil panen.
- Logistik
dan Distribusi: Mengoptimalkan rute pengiriman barang untuk efisiensi waktu dan
biaya.
- Pemasaran:
Mengidentifikasi lokasi target pasar potensial berdasarkan demografi dan
pola konsumsi.
Pemetaan Digital: Teknologi SIG memungkinkan kita membuat peta digital yang
interaktif dan dinamis, jauh berbeda dari peta konvensional. Peta digital dapat
diakses melalui berbagai perangkat (smartphone, tablet, komputer) dan
seringkali terhubung dengan data real-time.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
- Desain Peta Infografis:
Menggunakan data SIG untuk membuat peta yang informatif dan estetis,
misalnya peta distribusi minat target pasar, peta rute event, atau
peta area kampanye.
- Visualisasi Lokasi:
Mendesain visual untuk aplikasi berbasis lokasi atau kampanye yang
menargetkan area geografis spesifik.
- Pariwisata:
- Perencanaan Destinasi:
Menggunakan SIG untuk menganalisis potensi pariwisata suatu wilayah
(iklim, aksesibilitas, daya tarik alami, demografi wisatawan).
- Navigasi Wisatawan:
Mengembangkan aplikasi peta digital interaktif untuk memandu wisatawan.
- Pemasaran Berbasis Lokasi:
Menargetkan promosi wisata ke daerah-daerah tertentu.
- Kuliner:
- Pemilihan Lokasi Bisnis: Menganalisis
data demografi pelanggan potensial dan kompetitor menggunakan peta
digital untuk memilih lokasi restoran yang paling strategis.
- Manajemen Rantai Pasok:
Memetakan lokasi pemasok bahan baku lokal untuk efisiensi dan
keberlanjutan.
- Layanan Pengiriman:
Mengoptimalkan rute pengiriman makanan.
Kemampuan menggunakan alat pemetaan digital bukan hanya keahlian teknis,
tetapi juga cara berpikir spasial yang dapat memberikan keunggulan kompetitif.
1.3 Tantangan Keruangan: Keterbatasan Akses dan
Kesenjangan
Meskipun teknologi dan pemahaman tentang ruang terus berkembang, tidak
semua orang atau wilayah memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan
kesempatan. Ini menimbulkan tantangan keruangan, terutama dalam bentuk keterbatasan
akses dan kesenjangan.
Keterbatasan Akses (Limited Access): Mengacu pada kesulitan atau hambatan yang dialami
individu atau komunitas untuk mencapai atau memanfaatkan sumber daya, layanan,
atau kesempatan tertentu karena faktor geografis, sosial, atau ekonomi.
- Contoh:
- Akses Transportasi:
Daerah terpencil mungkin sulit dijangkau transportasi publik, membuat
penduduk sulit ke sekolah, rumah sakit, atau pasar.
- Akses Informasi:
Keterbatasan akses internet di pedesaan, menghambat akses informasi dan
pendidikan digital.
- Akses Sumber Daya:
Kesulitan mendapatkan air bersih, listrik, atau bahan bakar di wilayah
tertentu.
Kesenjangan (Disparity/Inequality): Mengacu pada perbedaan signifikan dalam distribusi
sumber daya, pendapatan, layanan, atau kualitas hidup antara satu wilayah dengan
wilayah lain, atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok lain.
- Contoh:
- Kesenjangan Ekonomi:
Perbedaan pendapatan yang drastis antara penduduk kota besar dan
pedesaan.
- Kesenjangan Infrastruktur:
Perbedaan kualitas jalan, sanitasi, atau fasilitas umum antara wilayah
maju dan terpencil.
- Kesenjangan Pelayanan Kesehatan/Pendidikan:
Kurangnya fasilitas kesehatan atau sekolah berkualitas di beberapa
daerah.
Dampak Tantangan Keruangan:
- Kemiskinan
dan Ketidakadilan: Kesenjangan dan keterbatasan akses seringkali
memperburuk kemiskinan.
- Perlambatan
Pembangunan: Daerah dengan akses terbatas sulit berkembang.
- Eksodus
Penduduk: Orang sering bermigrasi dari daerah dengan akses rendah ke daerah
dengan peluang lebih baik.
- Potensi
Konflik: Kesenjangan sosial ekonomi dapat memicu ketegangan.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
- Desain Inklusif:
Merancang komunikasi visual yang dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan akses (misalnya,
desain untuk kampanye kesehatan di daerah terpencil dengan bahasa dan
visual yang sederhana).
- Visualisasi Kesenjangan:
Membuat infografis atau peta yang secara visual menyoroti masalah
kesenjangan dan keterbatasan akses untuk mendorong kebijakan atau
bantuan.
- Pariwisata:
- Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas:
Mempromosikan pariwisata di daerah terpencil dengan melibatkan masyarakat
lokal, sehingga membuka akses ekonomi dan pembangunan.
- Aksesibilitas Destinasi:
Merancang destinasi dan fasilitas wisata yang ramah bagi penyandang
disabilitas atau kelompok dengan mobilitas terbatas.
- Edukasi Wisatawan:
Mengedukasi wisatawan tentang isu kesenjangan di destinasi yang mereka
kunjungi dan bagaimana pariwisata dapat berkontribusi pada solusi.
- Kuliner:
- Akses Pangan: Memahami
tantangan akses pangan di daerah tertentu dan mencari solusi (misalnya,
program community kitchen, distribusi makanan berlebih).
- Sumber Bahan Baku:
Mengidentifikasi wilayah dengan potensi bahan baku lokal yang belum
terakses pasar, sehingga dapat mendukung petani lokal dan mengurangi
kesenjangan ekonomi.
- Kewirausahaan Sosial:
Membangun bisnis kuliner yang memberdayakan masyarakat di daerah dengan
keterbatasan akses, memberikan pelatihan atau lapangan kerja.
Memahami tantangan-tantangan ini adalah panggilan bagi kita semua untuk
berkontribusi pada solusi yang lebih adil dan merata.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Jelaskan
perbedaan antara lokasi absolut dan lokasi relatif dengan
memberikan masing-masing 1 (satu) contoh.
- Apa
yang dimaksud dengan wilayah fungsional? Berikan 1 (satu) contoh
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
- Sebutkan
3 (tiga) komponen utama dalam Sistem Informasi Geografis (SIG).
- Berikan
2 (dua) contoh bagaimana pemetaan digital dapat dimanfaatkan dalam
industri Pariwisata atau Kuliner.
- Jelaskan
mengapa keterbatasan akses dan kesenjangan menjadi tantangan
keruangan yang penting untuk diatasi. Bagaimana peran DKV dalam
mengatasi masalah ini melalui desain?
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Pengembangan Pasar Digital untuk Produk Pertanian Lokal di
Wilayah Terpencil
Sebuah desa di lereng gunung menghadapi masalah: hasil pertanian mereka
melimpah, tetapi sulit dijual ke pasar kota karena akses jalan yang buruk dan
kurangnya informasi. Akibatnya, harga jual anjlok dan petani merugi. Sebuah
inisiatif lokal ingin membangun "pasar digital" untuk menghubungkan
petani dengan pembeli di kota besar, sekaligus mempromosikan wilayah mereka
sebagai tujuan agrotourism (wisata pertanian).
Pertanyaan:
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Bagaimana Anda akan merancang identitas
visual (logo, palet warna) untuk "Pasar Digital Petani Lereng
Gunung" ini agar terlihat modern, menarik, namun tetap menonjolkan
kearifan lokal dan produk pertanian segar?
- Desain tampilan muka (UI) seperti apa yang akan
Anda prioritaskan untuk memastikan aplikasi pasar digital ini mudah
diakses dan digunakan oleh petani (yang mungkin kurang familiar
dengan teknologi) dan pembeli di kota?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Bagaimana Anda akan mengembangkan konsep agrotourism
di desa ini dengan memanfaatkan "pasar digital" sebagai salah
satu alat promosinya?
- Pengalaman wisata apa yang dapat Anda tawarkan
kepada wisatawan untuk mengatasi masalah keterbatasan akses ke
desa, sekaligus menyoroti potensi pertanian lokal dan keramahan penduduk?
- Jika
Anda adalah siswa Kuliner:
- Jika Anda adalah seorang koki atau pemilik
restoran di kota besar, bagaimana Anda akan memanfaatkan "pasar
digital" ini untuk mendapatkan bahan baku segar dan berkualitas
tinggi dari desa tersebut?
- Ide menu atau konsep restoran seperti apa yang
dapat Anda kembangkan untuk menonjolkan keunikan produk pertanian
lokal dari desa ini, sekaligus mendukung kesejahteraan petani?
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Peta Interaktif Potensi Lokal"
- Tujuan:
Membuat peta digital interaktif (menggunakan Google Maps, Google My Maps,
atau tool pemetaan sederhana lainnya) yang menyoroti potensi lokal
(pariwisata, kuliner, atau seni/kerajinan DKV) di wilayah sekitar sekolah
atau tempat tinggal Anda.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Mengidentifikasi
minimal 5 lokasi potensial untuk pengembangan pariwisata (objek wisata
alam, situs budaya, tempat bersejarah). Tambahkan deskripsi singkat,
foto, dan informasi aksesibilitas untuk setiap lokasi pada peta.
- Kuliner: Mengidentifikasi
minimal 5 lokasi kuliner lokal (warung makan, sentra jajanan, atau tempat
produksi bahan makanan khas) yang unik dan memiliki cerita. Tambahkan
deskripsi hidangan, jam buka, dan foto pada peta.
- DKV: Bertanggung
jawab atas desain visual peta agar menarik dan mudah dibaca. Kumpulkan
foto-foto berkualitas tinggi, desain ikon custom untuk setiap kategori
lokasi, dan pastikan tata letak informasi jelas. Buat narasi singkat atau
infografis pendukung untuk memperkenalkan peta ini.
- Output: Tautan
ke peta digital interaktif yang telah dibuat, dilengkapi dengan presentasi
singkat tentang potensi yang diidentifikasi dan strategi visualisasinya.
Proyek 2: "Kampanye Komunikasi Visual untuk Mengatasi Kesenjangan
Akses"
- Tujuan:
Merancang sebuah kampanye komunikasi visual untuk meningkatkan kesadaran
tentang suatu keterbatasan akses atau kesenjangan di lingkungan
sekitar Anda (misalnya, kurangnya akses air bersih, transportasi publik,
fasilitas kesehatan, atau internet di suatu wilayah), serta mengusulkan
solusi visual.
- Peran
Jurusan:
- DKV: Merancang logo
kampanye, membuat 2 (dua) desain poster digital yang kuat dan persuasif
(untuk media sosial atau cetak), serta storyboard untuk 1 (satu)
video pendek (maksimal 1 menit) yang menyoroti masalah dan solusi.
- Pariwisata/Kuliner:
Melakukan riset singkat tentang masalah keterbatasan akses/kesenjangan
yang dipilih dan dampaknya pada masyarakat atau potensi ekonomi lokal.
Usulkan solusi nyata yang dapat diimplementasikan, misalnya dengan
program pariwisata berbasis komunitas atau inisiatif kuliner sosial yang
dapat membantu mengatasi kesenjangan tersebut.
- Output:
Presentasi konsep kampanye (termasuk visual DKV), hasil riset singkat, dan
usulan solusi yang konkret.
BAB 2
Konektivitas Ruang dan Waktu: Dampak Global dan Lokal
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Setelah kita memahami dasar-dasar ruang dan lokasi, kini saatnya kita
menjelajahi bagaimana ruang dan waktu saling terhubung, menciptakan
jaringan konektivitas yang berdampak besar pada kehidupan kita, baik
secara global maupun lokal. Kita akan melihat bagaimana pergerakan manusia,
informasi, dan barang mengubah dunia, serta bagaimana teknologi memengaruhi
cara kita berinteraksi dengan ruang dan waktu.
Pemahaman ini akan membantu kalian melihat lebih jauh dari sekadar titik di
peta, melainkan memahami aliran dan dinamika yang membentuk industri kalian.
Mari kita pelajari bersama!
2.1 Mobilitas, Transportasi, dan Aliran Global
Dunia kita semakin terhubung. Manusia, barang, uang, dan informasi tidak
lagi terikat pada satu tempat. Fenomena ini disebut globalisasi, yang
sangat didorong oleh mobilitas dan transportasi.
Mobilitas: Mengacu pada kemampuan atau kecenderungan manusia, barang, dan informasi
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas bukan hanya
perpindahan fisik, tetapi juga perpindahan ide dan budaya.
Transportasi: Adalah sistem atau sarana yang memungkinkan mobilitas. Ini bisa berupa
darat (jalan, kereta api), laut (kapal), atau udara (pesawat terbang).
Perkembangan teknologi transportasi telah secara signifikan mengurangi
"jarak relatif" antara tempat-tempat di dunia, sehingga dunia terasa
semakin kecil.
Dampak Aliran Global:
- Aliran
Barang (Global Supply Chains): Produk yang kita
gunakan sehari-hari seringkali dibuat dari bahan baku yang berasal dari
berbagai negara, diproduksi di negara lain, dan dijual di seluruh dunia.
- Contoh: Pakaian yang
labelnya "Made in Vietnam" tapi bahan bakunya dari India dan
desainnya dari Eropa.
- Relevansi Kuliner: Bahan
baku makanan impor (misalnya, daging sapi dari Australia, buah dari
Amerika), atau rempah-rempah asli Indonesia yang diekspor ke seluruh
dunia.
- Aliran
Modal (Investasi dan Keuangan): Uang dan
investasi dapat bergerak dengan sangat cepat antar negara melalui sistem
keuangan global.
- Contoh: Hotel bintang
lima di Bali yang sebagian besar modalnya berasal dari investor asing.
- Aliran
Informasi: Internet dan teknologi komunikasi telah memungkinkan informasi
menyebar secara instan ke seluruh dunia. Berita, tren, dan ide dapat viral
dalam hitungan detik.
- Contoh: Video promosi
pariwisata suatu negara yang tiba-tiba menjadi viral di media sosial
global.
- Relevansi DKV: Desain kampanye
yang harus cepat beradaptasi dengan tren global atau lokal.
- Aliran
Manusia (Migrasi dan Pariwisata): Perpindahan
manusia antar negara, baik untuk bekerja, belajar, atau berwisata.
- Contoh: Jutaan turis
mancanegara yang datang ke Indonesia setiap tahun, atau pekerja migran
Indonesia di luar negeri.
- Relevansi Pariwisata:
Industri pariwisata sangat bergantung pada mobilitas manusia. Desain
paket tur yang memperhatikan rute transportasi efisien.
Konektivitas Global dan Lokal: Aliran global ini menciptakan konektivitas yang kuat
antara skala global dan lokal. Apa yang terjadi di satu belahan dunia dapat
dengan cepat memengaruhi belahan dunia lainnya.
- Contoh: Krisis
rantai pasok global dapat menyebabkan kelangkaan bahan baku di dapur
restoran lokal. Tren desain global memengaruhi gaya di Indonesia.
Memahami dinamika mobilitas dan aliran global ini penting untuk
menganalisis pasar, merencanakan strategi, dan beradaptasi dengan perubahan di
industri kalian.
2.2 Ruang Publik, Ruang Virtual, dan Jaringan Sosial
Selain ruang fisik yang kita tempati, ada pula dimensi ruang lain yang
semakin penting di era digital ini: ruang virtual. Keduanya membentuk jaringan
sosial yang kompleks.
Ruang Publik (Public Space): Adalah area fisik yang dapat diakses dan digunakan
oleh semua orang, tanpa diskriminasi. Ruang publik sangat penting untuk
interaksi sosial, rekreasi, dan ekspresi budaya.
- Contoh: Taman
kota, alun-alun, jalan, trotoar, perpustakaan umum, museum.
- Relevansi
Pariwisata: Destinasi wisata seringkali memiliki ruang publik yang menarik
(misalnya, Borobudur, Monas).
- Relevansi
Kuliner: Street food atau festival kuliner yang memanfaatkan ruang
publik.
- Relevansi
DKV: Desain signage, wayfinding, atau instalasi seni di
ruang publik.
Ruang Virtual (Virtual Space): Adalah lingkungan digital yang diciptakan oleh
teknologi komputer dan internet, tempat individu dapat berinteraksi, berbagi
informasi, dan menciptakan konten tanpa batasan fisik geografis.
- Contoh: Media
sosial (Instagram, TikTok), website, e-commerce, metaverse,
online gaming.
- Relevansi
DKV: Mendesain pengalaman pengguna (UX/UI) untuk aplikasi dan website,
membuat konten visual untuk media sosial.
- Relevansi
Pariwisata: Promosi destinasi melalui virtual reality tour, influencer
marketing di media sosial, pemesanan tiket online.
- Relevansi
Kuliner: Pemasaran melalui media sosial, online food delivery, virtual
cooking classes.
Jaringan Sosial (Social Networks): Adalah struktur yang terdiri dari individu atau
organisasi yang terhubung melalui berbagai jenis hubungan, baik di ruang fisik
maupun virtual. Dalam konteks ini, kita sering berbicara tentang bagaimana
media sosial membentuk jaringan ini.
- Fungsi:
Menyebarkan informasi, membentuk opini, memengaruhi tren, mempromosikan
produk/layanan.
- Contoh:
Komunitas foodies di Instagram, grup pendaki gunung di Facebook,
jaringan desainer grafis di LinkedIn.
Keterkaitan Ruang Publik dan Ruang Virtual: Ruang virtual
seringkali memengaruhi interaksi di ruang publik dan sebaliknya.
- Contoh: Sebuah
foto kuliner yang viral di Instagram (ruang virtual) dapat membuat
kafe tersebut ramai dikunjungi (ruang publik). Kampanye sosial yang
dimulai di media sosial dapat berujung pada aksi nyata di ruang publik
(misalnya, demonstrasi atau kegiatan bersih-bersih).
Memahami dinamika antara ruang fisik dan virtual ini penting untuk strategi
pemasaran, pengembangan komunitas, dan inovasi dalam berkomunikasi di era
digital.
2.3 Perubahan Waktu dan Dampaknya: Histori hingga Tren
Masa Depan
Waktu tidak hanya mengalir secara linear, tetapi juga membawa perubahan
yang signifikan. Pemahaman tentang perubahan seiring waktu membantu kita
menganalisis tren, memahami sejarah, dan memprediksi masa depan.
Dampak Perubahan Waktu:
- Dimensi
Sejarah dan Perkembangan:
- Mempelajari bagaimana suatu lokasi, industri,
atau budaya telah berkembang dari masa lalu hingga kini.
- Contoh: Perkembangan
arsitektur kota dari zaman kolonial hingga modern; evolusi kuliner
tradisional hingga fusion; perubahan gaya desain dari vintage ke
minimalis.
- Relevansi DKV: Desain yang
terinspirasi sejarah atau yang merefleksikan perubahan tren.
- Relevansi Pariwisata:
Pengembangan wisata sejarah dan budaya.
- Relevansi Kuliner:
Pelestarian resep tradisional atau adaptasi resep sesuai zaman.
- Perubahan
Demografi:
- Populasi manusia terus berubah dalam hal jumlah,
struktur usia, jenis kelamin, distribusi geografis, dan pola migrasi.
Perubahan ini memengaruhi pasar, kebutuhan, dan preferensi.
- Contoh: Penuaan populasi
di Jepang memengaruhi kebutuhan layanan kesehatan dan pariwisata khusus
lansia. Peningkatan jumlah kaum muda di Indonesia mendorong tren makanan
dan desain tertentu.
- Relevansi: Penting untuk
penentuan target pasar di ketiga jurusan.
- Pergeseran
Budaya dan Sosial:
- Nilai-nilai, kebiasaan, dan gaya hidup
masyarakat terus bergeser. Ini memengaruhi preferensi konsumen, etika
bisnis, dan bentuk-bentuk ekspresi.
- Contoh: Tren eco-friendly
memengaruhi pilihan produk, destinasi wisata, dan jenis makanan.
Peningkatan kesadaran akan keberagaman memengaruhi komunikasi dan
pelayanan.
- Relevansi DKV: Desain yang peka
budaya dan sosial.
- Relevansi Pariwisata:
Pengembangan wisata budaya dan komunitas.
- Relevansi Kuliner:
Adaptasi menu sesuai preferensi diet (vegetarian, vegan) atau tren
kuliner sehat.
- Teknologi
sebagai Agen Perubahan Waktu:
- Perkembangan teknologi sangat cepat dan
terus-menerus mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.
- Contoh: Revolusi
internet mengubah cara DKV mendistribusikan karya, Pariwisata memasarkan
destinasi, dan Kuliner melakukan delivery.
- Relevansi: Mendorong
inovasi dan adaptasi yang konstan di ketiga jurusan.
- Tren
Masa Depan dan Prediksi:
- Memahami pola perubahan dari masa lalu dan masa
kini membantu kita untuk memprediksi tren masa depan dan mempersiapkan
diri.
- Contoh: Prediksi tentang
augmented reality dalam pariwisata, makanan hasil cetak 3D, atau
desain generatif berbasis AI.
Memahami dimensi waktu, dari sejarah hingga tren masa depan, adalah kunci
untuk menjadi profesional yang relevan, inovatif, dan mampu mengantisipasi
perubahan di bidang kalian.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Jelaskan
apa yang dimaksud dengan mobilitas dan transportasi, serta
bagaimana keduanya berperan dalam mendorong aliran global! Berikan
1 (satu) contoh aliran barang global.
- Apa
yang membedakan ruang publik dan ruang virtual? Berikan masing-masing
1 (satu) contoh yang relevan dengan jurusan Anda (DKV/Pariwisata/Kuliner)!
- Bagaimana
media sosial dapat membentuk jaringan sosial dan memengaruhi
tren di masyarakat?
- Jelaskan
mengapa memahami perubahan demografi penting bagi industri Pariwisata
atau Kuliner! Berikan 1 (satu) contoh dampaknya.
- Sebagai
siswa DKV, bagaimana Anda dapat menggunakan pemahaman tentang perubahan
tren desain seiring waktu untuk menciptakan karya yang relevan dan
inovatif?
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Festival "Warna Warni Nusantara" di Pusat Kota
Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya berencana mengadakan Festival "Warna Warni
Nusantara" setiap tahun di area Alun-Alun Surabaya, sebuah ruang publik
ikonik. Festival ini bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya dan kuliner
tradisional Indonesia, sekaligus menarik wisatawan lokal dan internasional.
Mereka ingin festival ini tidak hanya ramai di lokasi fisik, tetapi juga viral
di ruang virtual.
Pertanyaan:
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Bagaimana Anda akan merancang identitas
visual festival ini (logo, key visual, palet warna) agar mampu
merepresentasikan "Nusantara" dan menarik perhatian di ruang
virtual (media sosial)?
- Desain materi promosi apa yang akan Anda
prioritaskan untuk memastikan festival ini viral dan mendorong
mobilitas pengunjung ke Alun-Alun?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Bagaimana Anda akan mengoptimalkan Alun-Alun
Surabaya sebagai ruang publik untuk menarik lebih banyak wisatawan ke
Festival "Warna Warni Nusantara"?
- Strategi promosi digital apa yang akan
Anda gunakan (misalnya, dengan influencer atau virtual tour)
untuk meningkatkan aliran wisatawan dari luar kota maupun luar negeri?
- Jika
Anda adalah siswa Kuliner:
- Makanan tradisional apa dari berbagai wilayah di
Nusantara yang akan Anda usulkan untuk disajikan di festival ini?
- Bagaimana Anda akan memanfaatkan ruang
virtual (misalnya, media sosial atau live cooking show) untuk mempromosikan
keunikan kuliner yang disajikan dan mendorong pengunjung untuk
mencicipinya di lokasi festival?
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Desain Peta Interaktif Rute Pariwisata/Kuliner
Inovatif"
- Tujuan:
Mendesain peta digital interaktif (menggunakan Google My Maps atau
platform sejenis) untuk sebuah rute pariwisata atau kuliner tematik di
Surabaya (atau kota lain pilihan Anda) yang menonjolkan konektivitas ruang
dan waktu, serta menggabungkan elemen fisik dan virtual.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Merancang rute
wisata tematik (misalnya, "Jejak Sejarah Surabaya",
"Wisata Belanja UMKM Lokal", "Petualangan Kuliner
Malam"). Identifikasi minimal 5-7 titik lokasi.
- Kuliner: Jika rute
kuliner, pilih tema yang spesifik (misalnya, "Dari Kebun ke Meja:
Rute Kuliner Berkelanjutan", "Jelajah Kopi Nusantara").
Identifikasi minimal 5-7 tempat yang relevan.
- DKV: Mendesain ikon
custom untuk setiap lokasi, menambahkan deskripsi menarik, foto
berkualitas tinggi, dan informasi relevan (jam buka, harga, sejarah
singkat, atau keunikan kuliner). Pastikan visual peta menarik,
informatif, dan mudah digunakan. Bisa juga menyertakan QR code yang
mengarah ke konten virtual (video singkat, akun IG).
- Output: Tautan
ke peta digital interaktif, dilengkapi dengan presentasi singkat mengenai
konsep rute, alasan pemilihan lokasi, dan strategi visualisasinya.
Proyek 2: "Video Tren Masa Depan: Dampak Teknologi pada Jurusan
Anda"
- Tujuan:
Membuat video pendek (maksimal 3 menit) yang memprediksi dan
memvisualisasikan bagaimana sebuah tren teknologi di masa depan
(misalnya, AI, virtual reality, blockchain, sustainable
technology) akan memengaruhi dan mengubah salah satu atau ketiga
jurusan Anda.
- Peran
Jurusan:
- DKV: Bertanggung
jawab atas storyboard, editing, animasi grafis, efek
visual, dan pemilihan musik. Visualisasikan secara kreatif bagaimana
teknologi akan mengubah desain, pariwisata, atau kuliner di masa depan.
- Pariwisata: Melakukan riset
tentang tren teknologi masa depan yang relevan dengan pariwisata
(misalnya, metaverse travel, personal AI tour guide, smart
hotels). Jelaskan bagaimana teknologi ini akan mengubah pengalaman
wisatawan dan operasional industri.
- Kuliner: Melakukan riset
tentang tren teknologi masa depan yang relevan dengan kuliner (misalnya, food
printing 3D, daging cultured, dapur otomatis, supply chain
transparan berbasis blockchain). Jelaskan dampaknya pada proses
memasak, rantai pasok, dan pengalaman makan.
- Output: Video
pendek yang menarik dan informatif (diunggah ke platform video seperti
YouTube/TikTok/Instagram Reels), dilengkapi dengan narasi/deskripsi yang
menjelaskan prediksinya.
BAB 3
Solusi Kreatif untuk Konektivitas Ruang dan Waktu
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Kita telah menjelajahi konsep ruang, lokasi, dan bagaimana konektivitas
global serta perubahan waktu memengaruhi kehidupan kita. Sekarang, di bab
terakhir ini, kita akan fokus pada bagaimana kalian, sebagai calon profesional
kreatif, dapat menghadirkan solusi inovatif untuk memaksimalkan
konektivitas ruang dan waktu.
Kita akan membahas bagaimana desain spasial dan komunikasi dapat
membentuk lingkungan urban yang lebih baik, bagaimana narasi mampu
menghidupkan pengalaman pariwisata, dan bagaimana inovasi digital dapat
meningkatkan aksesibilitas serta menciptakan pengalaman virtual yang mendalam.
Bersiaplah untuk menjadi arsitek masa depan yang terhubung!
3.1 Desain Spasial dan Komunikasi untuk Lingkungan
Urban
Lingkungan urban (perkotaan) adalah pusat aktivitas manusia, tempat
bertemunya berbagai lapisan masyarakat dan budaya. Namun, kota juga sering
menghadapi tantangan seperti kepadatan, kurangnya ruang terbuka, dan
disorientasi. Di sinilah peran desain spasial dan komunikasi visual
menjadi krusial untuk menciptakan kota yang lebih nyaman, ramah, dan terhubung.
Desain Spasial: Merujuk pada proses pengaturan elemen-elemen fisik di suatu ruang untuk
menciptakan lingkungan yang fungsional, estetis, dan bermakna. Ini melibatkan perencanaan
tata letak, alur pergerakan, penempatan objek, dan suasana.
Contoh Penerapan Desain Spasial di Lingkungan Urban:
- Wayfinding
(Penunjuk Arah): Sistem desain yang membantu orang bernavigasi dan menemukan jalan di
suatu area (misalnya, bandara, stasiun, pusat perbelanjaan, museum, atau
kota). Ini mencakup signage, peta, simbol, dan kode warna.
- Ruang
Terbuka Publik: Perancangan taman kota, alun-alun, dan plaza yang mengundang
interaksi sosial, rekreasi, dan acara publik. Desainnya harus
mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas.
- Fasilitas
Transportasi Publik: Mendesain stasiun, halte, atau
terminal yang efisien, mudah diakses, informatif, dan nyaman bagi
pengguna.
- Tata
Letak Kawasan Komersial/Kuliner: Pengaturan toko,
restoran, dan kafe di pusat kota atau mal agar menciptakan alur pengunjung
yang menarik dan pengalaman yang menyenangkan.
Komunikasi Visual dalam Desain Spasial Urban:
- Signage
(Papan Informasi/Tanda): Jelas, ringkas,
mudah dibaca, dan konsisten secara visual.
- Mural
dan Seni Jalanan: Memberikan identitas visual pada
suatu area, mempercantik ruang, dan bisa menjadi media bercerita.
- Peta
dan Diagram: Membantu navigasi dan pemahaman spasial yang lebih baik.
- Pencahayaan: Desain
pencahayaan yang tidak hanya fungsional tetapi juga menciptakan suasana
dan menyoroti fitur-fitur penting.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Mendesain sistem wayfinding untuk kompleks perkantoran/pusat
perbelanjaan, merancang mural di ruang publik, membuat peta kota yang
inovatif dan interaktif, atau merancang signage untuk tempat
wisata/kuliner.
- Pariwisata:
Memahami bagaimana desain spasial memengaruhi pengalaman wisatawan di
sebuah destinasi. Berkontribusi dalam perencanaan tata letak eco-park
atau jalur trekking yang aman dan informatif.
- Kuliner:
Mendesain tata letak restoran atau kafe untuk kenyamanan pengunjung dan
efisiensi operasional. Mendesain area outdoor dining atau food
court di ruang publik.
Dengan pemahaman ini, kalian bisa membantu menciptakan kota-kota yang lebih
humanis dan terhubung, di mana setiap orang dapat bernavigasi dan berinteraksi
dengan mudah.
3.2 Membangun Narasi Ruang dan Waktu dalam Pariwisata
Pariwisata bukan hanya tentang mengunjungi tempat, tetapi tentang mengalami
kisah di baliknya. Dengan membangun narasi ruang dan waktu, kita
dapat mengubah destinasi biasa menjadi pengalaman yang mendalam, emosional, dan
tak terlupakan.
Narasi Ruang: Menceritakan kisah tentang suatu tempat (ruang) melalui elemen-elemen yang
ada di dalamnya. Ini bisa berupa arsitektur, lanskap, artefak, atau bahkan bau
dan suara.
- Contoh: Cerita
di balik desain sebuah bangunan bersejarah; kisah tentang formasi geologi
unik di sebuah gua; makna di balik penempatan patung di alun-alun.
Narasi Waktu: Menceritakan kisah tentang bagaimana suatu tempat atau budaya telah
berkembang dari masa lalu hingga kini, termasuk peristiwa-peristiwa penting,
tokoh-tokoh berpengaruh, dan perubahan sosial-budaya.
- Contoh:
Perjalanan sebuah desa nelayan menjadi desa wisata; evolusi seni tari
tradisional; kisah rempah-rempah yang mengubah sejarah suatu daerah.
Bagaimana Membangun Narasi dalam Pariwisata?
- Penelitian
Mendalam: Mengumpulkan data sejarah, budaya, dan lingkungan dari destinasi.
- Identifikasi
Elemen Kunci: Menentukan apa yang unik dan menarik dari destinasi tersebut yang
dapat menjadi inti cerita.
- Pengembangan
Alur Cerita: Merangkai fakta dan elemen menjadi narasi yang koheren dan menarik.
- Media
Penyampaian:
- Pemandu Wisata:
Pemandu yang terlatih dan memiliki kemampuan storytelling.
- Museum/Pusat Interpretasi:
Menggunakan display interaktif, multimedia, dan artefak untuk menceritakan
kisah.
- Aplikasi dan Augmented Reality (AR):
Memberikan informasi kontekstual yang muncul di layar perangkat saat
wisatawan menjelajahi lokasi.
- Seni Pertunjukan:
Mengangkat cerita lokal ke dalam bentuk seni tari, musik, atau drama.
- Kuliner: Menceritakan
asal-usul bahan baku atau sejarah resep sebuah hidangan.
Relevansi bagi Kalian:
- Pariwisata:
Merancang paket tur tematik berdasarkan narasi sejarah atau budaya
(misalnya, walking tour Kota Lama Surabaya dengan cerita-cerita di
setiap bangunan). Mengembangkan konsep museum interaktif atau pusat
interpretasi lingkungan.
- DKV:
Mendesain buku panduan wisata dengan ilustrasi menarik yang menceritakan
kisah lokal. Membuat video promosi yang kaya narasi, atau merancang
instalasi seni di destinasi wisata yang bercerita.
- Kuliner:
Mengembangkan menu yang menceritakan kisah bahan baku lokal, tradisi
kuliner, atau sejarah sebuah hidangan. Mengadakan cooking class
yang dilengkapi dengan storytelling tentang bumbu-bumbu.
Membangun narasi yang kuat akan memperkaya pengalaman wisatawan,
meningkatkan apresiasi mereka terhadap destinasi, dan mendorong pelestarian
budaya serta lingkungan.
3.3 Inovasi Digital untuk Aksesibilitas dan Pengalaman
Virtual
Teknologi digital telah membuka pintu menuju cara-cara baru untuk berinteraksi
dengan ruang dan waktu, terutama dalam hal aksesibilitas dan pengalaman
virtual. Ini memungkinkan kita untuk mengatasi batasan fisik dan
menciptakan pengalaman yang imersif.
Inovasi Digital untuk Aksesibilitas: Memanfaatkan teknologi untuk membuat informasi,
layanan, dan tempat lebih mudah dijangkau oleh semua orang, termasuk mereka
dengan disabilitas fisik, sensorik, atau kognitif.
- Peta
dan Aplikasi Navigasi Ramah Disabilitas: Menyediakan
informasi rute yang dapat diakses kursi roda, toilet ramah disabilitas,
atau audio guidance untuk tunanetra.
- Website
dan Konten Digital yang Inklusif: Mendesain website
dengan kontras warna yang baik, teks alternatif untuk gambar, dan fitur
pembaca layar.
- Platform
Komunikasi Multibahasa: Menyediakan
informasi dalam berbagai bahasa untuk wisatawan internasional.
- Telemedicine/Tele-education:
Memberikan akses layanan kesehatan atau pendidikan jarak jauh ke daerah
terpencil.
Inovasi Digital untuk Pengalaman Virtual (Imersif): Menciptakan pengalaman
yang meniru atau memperluas realitas fisik menggunakan teknologi digital.
- Virtual
Reality (VR): Teknologi yang menciptakan lingkungan simulasi yang sepenuhnya
imersif, di mana pengguna merasa seolah-olah berada di tempat lain.
- Contoh: VR tour
ke Piramida Giza dari rumah; simulasi mendaki gunung Everest.
- Relevansi Pariwisata:
Promosi destinasi secara virtual, pengalaman pra-kunjungan.
- Relevansi DKV: Mendesain
lingkungan VR 3D, user interface untuk aplikasi VR.
- Augmented
Reality (AR): Teknologi yang menumpangkan informasi digital (teks, gambar 3D,
video) ke dunia nyata yang kita lihat melalui kamera perangkat (ponsel,
tablet).
- Contoh: Aplikasi yang
menampilkan informasi sejarah saat kamera ponsel diarahkan ke bangunan
tua; filter Instagram.
- Relevansi Pariwisata:
Aplikasi AR yang menampilkan informasi tentang flora/fauna di hutan
wisata, atau rekonstruksi bangunan purbakala di situs sejarah.
- Relevansi DKV: Mendesain elemen
3D atau animasi untuk aplikasi AR, menciptakan filter AR untuk promosi.
- Metaverse: Konsep
ruang virtual kolektif dan persisten yang memungkinkan interaksi sosial,
ekonomi, dan pengalaman imersif yang saling terhubung.
- Contoh: Konser di metaverse,
membeli properti virtual.
- Relevansi: Masa depan bagi
pariwisata virtual dan kuliner virtual.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Mendesain interface untuk aplikasi VR/AR, membuat konten 3D untuk metaverse,
atau merancang user experience untuk platform digital inklusif.
- Pariwisata:
Mengembangkan virtual tour destinasi, membuat aplikasi AR untuk
edukasi di objek wisata, atau merencanakan kehadiran destinasi di metaverse.
- Kuliner:
Menawarkan virtual cooking class, membuat menu interaktif berbasis
AR di restoran, atau menciptakan pengalaman makan virtual.
Inovasi digital ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana
kita menggunakan teknologi tersebut untuk menciptakan solusi yang lebih
inklusif, mendalam, dan menarik bagi semua orang.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Jelaskan
apa yang dimaksud dengan desain spasial dan berikan 2 (dua) contoh
penerapannya dalam lingkungan urban!
- Bagaimana
komunikasi visual (contoh: signage atau peta) dapat
meningkatkan kenyamanan dan navigasi di ruang publik?
- Apa
perbedaan antara narasi ruang dan narasi waktu dalam konteks
pariwisata? Berikan masing-masing 1 (satu) contoh.
- Jelaskan
konsep Augmented Reality (AR) dan bagaimana teknologi ini dapat
digunakan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan di sebuah situs bersejarah!
- Sebagai
siswa Kuliner, bagaimana Anda dapat memanfaatkan inovasi digital
(misalnya, VR/AR/platform online) untuk meningkatkan aksesibilitas
terhadap produk atau pengalaman kuliner Anda?
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Revitalisasi Kawasan Pecinan Surabaya dengan Teknologi Digital
Pemerintah Kota Surabaya ingin merevitalisasi kawasan Pecinan (Kya-Kya
Kembang Jepun) sebagai destinasi wisata budaya dan kuliner. Mereka ingin
mempertahankan nilai sejarah dan budaya yang kuat, sekaligus membuatnya lebih
modern dan menarik bagi generasi muda serta wisatawan internasional. Salah satu
ide adalah mengintegrasikan teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman
pengunjung dan aksesibilitas informasi.
Pertanyaan:
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Bagaimana Anda akan merancang sistem wayfinding
yang unik dan mudah dipahami di kawasan Pecinan, yang menggabungkan
elemen visual tradisional Tionghoa dengan gaya modern?
- Ide komunikasi visual apa yang bisa Anda
terapkan (misalnya, mural interaktif, instalasi seni digital) untuk
menceritakan sejarah dan budaya Pecinan kepada pengunjung?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Bagaimana Anda akan membangun narasi ruang
dan waktu yang menarik tentang Pecinan Surabaya untuk wisatawan?
- Program tur atau pengalaman wisata seperti apa
yang bisa Anda rancang dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality
(AR) atau Virtual Reality (VR) untuk memperkaya kunjungan
fisik di kawasan tersebut?
- Jika
Anda adalah siswa Kuliner:
- Makanan atau jajanan khas Pecinan apa yang bisa
Anda rekomendasikan untuk ditonjolkan?
- Bagaimana Anda akan memanfaatkan inovasi
digital (misalnya, QR code pada menu yang menampilkan cerita sejarah
makanan, atau virtual cooking class masakan Pecinan) untuk
meningkatkan daya tarik kuliner di kawasan tersebut dan membuatnya lebih
mudah diakses oleh audiens luas?
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Desain Pengalaman Digital untuk Lokasi Fisik"
- Tujuan:
Mendesain sebuah konsep pengalaman digital (misalnya, aplikasi AR, microsite
interaktif, atau konten media sosial berbasis lokasi) yang meningkatkan
pengalaman pengunjung di sebuah lokasi fisik (misalnya, museum sekolah,
taman kota, atau kantin).
- Peran
Jurusan:
- DKV: Mendesain user
interface (UI) dan user experience (UX) untuk aplikasi/situs
web, atau merancang elemen visual (ilustrasi, animasi, teks) untuk konten
AR/media sosial. Fokus pada bagaimana visual dapat memperkaya narasi
ruang.
- Pariwisata: Mengidentifikasi
narasi ruang atau waktu yang ingin diceritakan tentang lokasi tersebut.
Rancang alur cerita atau "tour" digital yang akan memandu
pengguna dan memberikan informasi kontekstual yang menarik.
- Kuliner: Jika lokasi yang
dipilih adalah kantin atau area kuliner, rancang bagaimana aplikasi ini
dapat memberikan informasi tentang asal-usul bahan makanan, cerita di
balik menu, atau bahkan resep interaktif.
- Output:
Presentasi konsep pengalaman digital (termasuk wireframe DKV), storyboard
singkat, dan deskripsi narasi yang ingin disampaikan.
Proyek 2: "Kampanye Wisata Edukatif Virtual (Metaverse/VR)"
- Tujuan:
Merancang sebuah kampanye untuk mempromosikan destinasi wisata edukatif
(misalnya, cagar alam, situs sejarah, atau pusat kebudayaan) melalui
pengalaman virtual (VR/Metaverse), yang juga menekankan pada aksesibilitas.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Merancang
pengalaman wisata virtual yang imersif: aktivitas apa yang bisa dilakukan
pengguna di metaverse/VR, informasi edukatif apa yang akan
disampaikan, dan bagaimana pengalaman ini dapat diakses oleh beragam
audiens (termasuk disabilitas).
- DKV: Mendesain aset
3D untuk lingkungan virtual (misalnya, bangunan, objek, avatar), user
interface dalam VR, dan materi promosi visual untuk kampanye (poster
digital, video trailer metaverse).
- Kuliner: Mengusulkan
elemen kuliner yang dapat diintegrasikan dalam pengalaman virtual
(misalnya, restoran virtual, cooking class virtual, atau informasi
tentang bahan pangan lokal yang ditampilkan secara 3D).
- Output:
Presentasi konsep kampanye (termasuk mock-up visual DKV, detail
pengalaman Pariwisata, dan integrasi Kuliner), serta value proposition
dari kampanye ini.
0 Response to "KERUANGAN DAN KONEKTIFITAS"
Posting Komentar