BUMI DAN ANTARIKSA

 

BUMI DAN ANTARIKSA

 

BAB 1

Bumi sebagai Planet dan Fenomena Alamnya

 

Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!

Pernahkah kalian berhenti sejenak dan mengagumi betapa menakjubkannya planet yang kita tinggali ini? Bumi adalah rumah kita, satu-satunya planet yang kita tahu memiliki kehidupan. Di bab ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek Bumi, mulai dari posisinya di alam semesta, struktur di dalamnya, hingga fenomena alam yang membentuk permukaannya dan memengaruhi iklim kita.

Memahami Bumi dan fenomena alamnya sangat penting bagi kalian. Bagi siswa DKV, ini bisa menjadi inspirasi desain dan pemahaman visual tentang lingkungan. Bagi Pariwisata, ini adalah dasar untuk memahami bentang alam destinasi dan bagaimana cuaca memengaruhi perjalanan. Dan bagi Kuliner, ini terkait dengan iklim yang memengaruhi ketersediaan bahan pangan. Mari kita mulai perjalanan menakjubkan ini!


 

1.1 Bumi, Tata Surya, dan Fenomena Astronomi Dasar

 

Bumi kita bukanlah objek tunggal di alam semesta. Ia adalah bagian dari sistem yang jauh lebih besar, yaitu Tata Surya.

Tata Surya: Adalah sistem benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya, delapan planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus), planet kerdil, asteroid, komet, dan benda langit kecil lainnya yang semuanya mengelilingi Matahari.

 

Bumi sebagai Planet:

  • Bumi adalah planet ketiga dari Matahari.
  • Merupakan satu-satunya planet yang diketahui memiliki air dalam wujud cair di permukaannya dan atmosfer yang mendukung kehidupan.
  • Memiliki satelit alami bernama Bulan.

 

Fenomena Astronomi Dasar yang Memengaruhi Bumi:

  1. Rotasi Bumi: Gerakan Bumi berputar pada porosnya.
    • Durasi: Sekitar 24 jam.
    • Dampak: Menyebabkan terjadinya siang dan malam. (Penting untuk jadwal penerbangan di Pariwisata, jadwal produksi di Kuliner, atau waktu tayang iklan di DKV).
  2. Revolusi Bumi: Gerakan Bumi mengelilingi Matahari.
    • Durasi: Sekitar 365,25 hari (1 tahun).
    • Dampak: Menyebabkan terjadinya perbedaan musim di belahan Bumi utara dan selatan (musim semi, panas, gugur, dingin). Di daerah tropis seperti Indonesia, revolusi menyebabkan musim kemarau dan musim hujan. (Sangat relevan untuk Pariwisata dan Kuliner karena memengaruhi ketersediaan bahan pangan dan aktivitas wisata).
  3. Gerhana: Peristiwa tertutupnya suatu benda langit oleh benda langit lain karena posisinya yang sejajar.
    • Gerhana Matahari: Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, menutupi cahaya Matahari.
    • Gerhana Bulan: Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya Matahari ke Bulan.
    • Relevansi: Bisa menjadi daya tarik wisata astronomi atau fenomena alam yang perlu dipertimbangkan dalam jadwal kegiatan luar ruangan.
  4. Pasang Surut Air Laut: Peristiwa naik turunnya permukaan air laut secara berkala.
    • Penyebab: Pengaruh gaya gravitasi Bulan dan Matahari.
    • Relevansi Pariwisata: Penting untuk aktivitas pantai (berenang, snorkeling), pelayaran, dan keselamatan di laut.
    • Relevansi Kuliner: Memengaruhi hasil tangkapan nelayan.

 

Relevansi bagi Kalian:

  • DKV: Menginspirasi desain dengan tema kosmik, siklus siang-malam, atau musim. Mendesain infografis tentang fenomena alam.
  • Pariwisata: Memahami perbedaan musim global untuk paket wisata, dampak siang-malam pada jadwal tur, dan pasang surut untuk wisata bahari.
  • Kuliner: Memahami pengaruh musim terhadap ketersediaan bahan pangan lokal dan jadwal panen.

 

Memahami tempat kita di alam semesta membantu kita mengapresiasi keunikan Bumi dan fenomena yang membentuk kehidupan kita.


 

1.2 Struktur Bumi, Proses Geologi, dan Bentuk Lahan

 

Di balik keindahan permukaan Bumi, ada struktur yang kompleks di dalamnya dan proses-proses dahsyat yang terus membentuk lanskap yang kita lihat.

 

Struktur Lapisan Bumi (dari dalam ke luar):

  1. Inti Bumi (Core):
    • Inti Dalam: Padat, sangat panas (sekitar 5.200C), sebagian besar terdiri dari besi dan nikel.
    • Inti Luar: Cair, lebih dingin dari inti dalam, juga kaya besi dan nikel. Pergerakan inti luar dipercaya menghasilkan medan magnet Bumi.
  2. Mantel Bumi (Mantle): Lapisan terbesar, sebagian padat tetapi juga memiliki bagian yang lunak (astenosfer) tempat terjadinya pergerakan material panas.
  3. Kerak Bumi (Crust): Lapisan terluar dan paling tipis, tempat kita tinggal. Ada dua jenis: kerak benua (lebih tebal, granit) dan kerak samudra (lebih tipis, basal).

 

Proses Geologi Pembentuk Bentuk Lahan:

  1. Tektonisme: Gerakan lempeng-lempeng kerak Bumi.
    • Dampak: Pembentukan gunung berapi, pegunungan lipatan, gempa bumi, dan palung laut.
    • Relevansi Pariwisata: Gunung berapi aktif dan non-aktif adalah daya tarik wisata (pendakian, kawah). Risiko gempa bumi perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan mitigasi bencana.
  2. Vulkanisme: Peristiwa keluarnya magma dari dalam Bumi ke permukaan (erupsi gunung berapi).
    • Dampak: Pembentukan gunung api, dataran tinggi vulkanik yang subur, serta danau kawah.
    • Relevansi Kuliner: Tanah vulkanik yang subur sangat baik untuk pertanian.
  3. Pelapukan (Weathering): Penghancuran batuan di permukaan Bumi akibat faktor fisik (suhu, air beku), kimia (asam hujan), atau biologi (akar tumbuhan).
    • Dampak: Membentuk gua, bukit, dan formasi batuan unik (misalnya, karst).
  4. Erosi: Pengikisan batuan atau tanah oleh agen-agen alami seperti air, angin, atau gletser.
    • Dampak: Pembentukan lembah sungai, ngarai, gurun pasir, dan garis pantai.
  5. Sedimentasi: Pengendapan material hasil erosi yang terbawa oleh air atau angin.
    • Dampak: Pembentukan delta sungai, pantai, dan bukit pasir.

 

Bentuk Lahan Hasil Proses Geologi:

  • Pegunungan: Himalaya, Alpen, Bukit Barisan (Sumatera).
  • Dataran Tinggi/Plato: Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Tibet.
  • Dataran Rendah: Pantai Utara Jawa, Lembah Sungai Nil.
  • Gunung Api: Gunung Bromo, Gunung Fuji, Gunung Etna.
  • Gua dan Karst: Gua Jomblang (Yogyakarta), Pegunungan Karst di Maros-Pangkep.
  • Pantai dan Pulau: Pantai Parangtritis, Pulau Komodo.

 

Relevansi bagi Kalian:

  • DKV: Menginspirasi desain lanskap, ilustrasi geologi, atau visual branding untuk destinasi alam.
  • Pariwisata: Memahami karakteristik bentang alam untuk pengembangan destinasi wisata alam (pendakian, rafting, wisata pantai). Mengelola risiko bencana geologi.
  • Kuliner: Memahami jenis tanah dan topografi yang memengaruhi jenis tanaman pangan yang tumbuh di suatu daerah.

 

Pengetahuan tentang struktur dan proses geologi membantu kita menghargai keindahan alam sekaligus meningkatkan kesadaran akan potensi risiko bencana.


 

1.3 Iklim, Cuaca, dan Atmosfer Bumi

 

Atmosfer adalah selimut gas yang menyelimuti Bumi. Ia melindungi kita dari radiasi berbahaya Matahari, menjaga suhu Bumi agar tetap layak huni, dan merupakan tempat terjadinya cuaca serta iklim.

 

Lapisan Atmosfer (dari bawah ke atas):

  1. Troposfer: Lapisan terendah, tempat terjadinya fenomena cuaca (awan, hujan, angin). Ketinggian sekitar 0-12 km.
  2. Stratosfer: Lapisan di atas troposfer, mengandung lapisan ozon yang melindungi Bumi dari radiasi UV berbahaya.
  3. Mesosfer: Lapisan di mana meteor terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.
  4. Termosfer: Lapisan di mana terjadi fenomena aurora.
  5. Eksosfer: Lapisan terluar atmosfer, batas antara atmosfer dan luar angkasa.

 

Perbedaan Cuaca dan Iklim:

  • Cuaca: Keadaan atmosfer pada waktu dan tempat tertentu yang singkat dan dapat berubah dengan cepat.
    • Contoh: "Hari ini di Surabaya cuacanya cerah berawan, suhu 30C."
  • Iklim: Rata-rata kondisi cuaca di suatu wilayah dalam jangka waktu yang sangat panjang (puluhan hingga ratusan tahun).
    • Contoh: "Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan."

 

Faktor-faktor yang Memengaruhi Iklim dan Cuaca:

  1. Sinar Matahari: Intensitas sinar matahari memengaruhi suhu.
  2. Ketinggian Tempat: Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhunya.
  3. Angin: Pergerakan udara yang membawa panas atau uap air.
  4. Curah Hujan: Jumlah air yang jatuh sebagai hujan, salju, atau embun.
  5. Kelembapan Udara: Kandungan uap air di udara.
  6. Arus Laut: Arus hangat atau dingin memengaruhi suhu daratan di sekitarnya.
  7. Topografi: Bentuk permukaan Bumi (pegunungan dapat menghalangi angin).

 

Fenomena Cuaca dan Iklim Penting:

  • Musim (di Indonesia):
    • Musim Hujan: Dipengaruhi angin muson Barat, membawa banyak uap air. Biasanya Oktober-Maret.
    • Musim Kemarau: Dipengaruhi angin muson Timur, membawa udara kering. Biasanya April-September.
    • Relevansi: Sangat memengaruhi perencanaan pariwisata, jadwal panen, dan penentuan menu di kuliner.
  • Badai/Siklon Tropis: Sistem cuaca ekstrem dengan angin kencang dan hujan lebat.
  • El Nino & La Nina: Fenomena skala besar di Samudra Pasifik yang memengaruhi pola cuaca global, termasuk di Indonesia (El Nino = kemarau panjang, La Nina = hujan lebat).
  • Pemanasan Global: Peningkatan suhu rata-rata Bumi akibat peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, memicu perubahan iklim.

 

Relevansi bagi Kalian:

  • DKV: Mendesain visual untuk laporan cuaca, kampanye kesadaran perubahan iklim, atau ilustrasi tentang fenomena atmosfer.
  • Pariwisata: Merencanakan jadwal perjalanan berdasarkan musim dan prediksi cuaca. Menyiapkan mitigasi untuk cuaca ekstrem. Memahami dampak perubahan iklim pada destinasi.
  • Kuliner: Memahami pengaruh iklim dan cuaca terhadap ketersediaan, kualitas, dan harga bahan pangan. Mendesain menu musiman.

 

Memahami iklim dan cuaca adalah kunci untuk beradaptasi dengan lingkungan dan merencanakan aktivitas, serta menjadi bagian dari solusi untuk tantangan perubahan iklim global.


 

Soal Sumatif

 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

  1. Jelaskan perbedaan antara rotasi bumi dan revolusi bumi, serta sebutkan 1 (satu) dampak dari masing-masing fenomena tersebut!
  2. Sebutkan 3 (tiga) lapisan utama Bumi (dari dalam ke luar) dan sebutkan karakteristik singkat dari masing-masing lapisan!
  3. Jelaskan apa itu tektonisme dan sebutkan 2 (dua) fenomena alam yang dapat terjadi akibat proses ini!
  4. Apa perbedaan mendasar antara cuaca dan iklim? Berikan 1 (satu) contoh pernyataan cuaca dan 1 (satu) contoh pernyataan iklim.
  5. Sebutkan 3 (tiga) faktor yang dapat memengaruhi iklim suatu wilayah!

 

Studi Kasus

 

Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!

 

Studi Kasus: Perkembangan Wisata di Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur

Kawasan Bromo-Tengger-Semeru adalah salah satu destinasi wisata alam terpopuler di Jawa Timur, terkenal dengan keindahan gunung berapi aktifnya (Bromo), lautan pasir, dan budaya suku Tengger. Namun, kawasan ini juga rentan terhadap fenomena alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi kecil, dan perubahan cuaca ekstrem (misalnya, kabut tebal, suhu dingin yang menusuk, atau musim kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran hutan).

 

Pertanyaan:

  1. Jika Anda adalah siswa DKV:
    • Bagaimana Anda akan merancang infografis atau peta visual yang informatif namun menarik, untuk menjelaskan struktur geologi (misalnya, kawah, kaldera) dan potensi bahaya alam (zona aman, jalur evakuasi) di kawasan Bromo kepada wisatawan?
    • Desain visual apa yang bisa Anda buat untuk menyampaikan pesan tentang adaptasi terhadap iklim ekstrem di Bromo (misalnya, pentingnya membawa jaket tebal atau memakai masker anti debu saat kemarau)?
  2. Jika Anda adalah siswa Pariwisata:
    • Analisis bagaimana struktur Bumi (vulkanisme) dan iklim lokal memengaruhi daya tarik wisata dan tantangan operasional di kawasan Bromo.
    • Rencanakan sebuah paket tur ke Bromo yang mempertimbangkan faktor musim (kemarau/hujan) dan mitigasi risiko bencana alam untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
  3. Jika Anda adalah siswa Kuliner:
    • Bahan pangan lokal apa yang umum tumbuh subur di dataran tinggi vulkanik seperti Bromo? Ide menu kuliner apa yang dapat Anda kembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan tersebut, khususnya yang cocok dengan kondisi iklim dingin Bromo?
    • Bagaimana faktor cuaca (musim kemarau/hujan) dapat memengaruhi ketersediaan dan kualitas bahan baku bagi restoran di kawasan Bromo? Strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya?

 

Tugas Proyek

 

Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

 

Proyek 1: "Desain Edukasi Visual Fenomena Alam"

  • Tujuan: Mendesain sebuah materi edukasi visual (pilih salah satu: infografis, poster seri, atau video animasi pendek) tentang salah satu fenomena alam yang memengaruhi kehidupan di Surabaya/Jawa Timur (misalnya, pasang surut air laut di pantai, gempa bumi, musim hujan/kemarau, atau siklus siang-malam).
  • Peran Jurusan:
    • DKV: Bertanggung jawab penuh pada desain visual. Menciptakan ilustrasi, tata letak, tipografi, dan elemen visual lainnya agar pesan edukasi mudah dipahami dan menarik. Jika video, bertanggung jawab pada storyboard, animasi, dan editing.
    • Pariwisata: Melakukan riset tentang dampak fenomena alam tersebut terhadap aktivitas pariwisata di Jawa Timur (misalnya, jadwal wisata bahari, potensi bencana alam di destinasi). Memberikan data dan skenario yang relevan untuk visualisasi.
    • Kuliner: Melakukan riset tentang dampak fenomena alam tersebut terhadap ketersediaan bahan pangan lokal atau kebiasaan makan masyarakat di Jawa Timur (misalnya, makanan hangat saat hujan, panen tertentu di musim kemarau). Memberikan data dan ide kuliner yang relevan.
  • Output: Materi edukasi visual (dicetak/digital) dengan presentasi singkat tentang konsep dan pesan yang ingin disampaikan.

 

Proyek 2: "Video Prediksi Dampak Perubahan Iklim pada Industri Kami"

  • Tujuan: Membuat video pendek (maksimal 3 menit) yang memprediksi dan memvisualisasikan bagaimana perubahan iklim global (misalnya, kenaikan suhu, perubahan pola hujan ekstrem, kenaikan permukaan air laut) dapat memengaruhi industri di jurusan Anda di masa depan (khususnya di Jawa Timur/Indonesia).
  • Peran Jurusan:
    • Pariwisata: Menulis naskah skenario yang menggambarkan dampak perubahan iklim pada destinasi wisata (misalnya, pantai yang terendam, perubahan musim yang mengganggu jadwal tur, kelangkaan air di resort). Usulkan juga solusi adaptasi.
    • Kuliner: Menulis naskah skenario yang menggambarkan dampak perubahan iklim pada produksi bahan pangan (gagal panen, perubahan pola tanam), ketersediaan air bersih, atau kenaikan harga makanan. Usulkan juga solusi adaptasi.
    • DKV: Bertanggung jawab atas storyboard, pengambilan gambar/animasi, editing video, penambahan grafis data iklim, voice-over, dan musik latar yang relevan untuk menciptakan video yang informatif dan memicu kesadaran.
  • Output: Video pendek yang menarik dan informatif (diunggah ke platform video seperti YouTube/TikTok/Instagram Reels) dengan narasi yang jelas tentang prediksi dampak perubahan iklim dan pentingnya tindakan.

 


 

BAB 2

Antariksa, Eksplorasi, dan Dampaknya pada Manusia

 

Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!

Setelah kita menjelajahi keajaiban Bumi sebagai planet, kini saatnya kita memandang lebih jauh: ke antariksa. Apa yang ada di luar angkasa? Bagaimana manusia mulai menjelajahinya? Dan yang terpenting, bagaimana eksplorasi ini memengaruhi kehidupan kita sehari-hari, bahkan dalam bidang DKV, Pariwisata, dan Kuliner?

Mulai dari satelit yang memungkinkan kita berkomunikasi hingga potensi wisata luar angkasa, dunia antariksa menawarkan inspirasi dan tantangan baru. Kita juga akan membahas isu penting seperti sampah antariksa dan bagaimana pandangan dari luar angkasa memperdalam pemahaman kita tentang krisis iklim. Mari kita terbang dan menjelajahi alam semesta!


 

2.1 Sejarah dan Perkembangan Eksplorasi Antariksa

 

Eksplorasi antariksa adalah salah satu pencapaian terbesar umat manusia, didorong oleh rasa ingin tahu, persaingan politik, dan kemajuan teknologi.

 

Tonggak Sejarah Penting Eksplorasi Antariksa:

  1. Era Perang Dingin (Perlombaan Antariksa):
    • Sputnik 1 (1957): Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama ke orbit Bumi. Ini memicu dimulainya Perlombaan Antariksa.
    • Yuri Gagarin (1961): Uni Soviet kembali membuat sejarah dengan mengirim manusia pertama ke luar angkasa.
    • Apollo 11 (1969): Amerika Serikat memenangkan "perlombaan ke Bulan" dengan Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan.
  2. Era Stasiun Luar Angkasa:
    • Mir (1986-2001): Stasiun luar angkasa Uni Soviet/Rusia yang menjadi laboratorium permanen di orbit.
    • Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) (1998-sekarang): Proyek kolaborasi multinasional yang menjadi simbol kerja sama global dalam eksplorasi antariksa. ISS adalah laboratorium dan tempat tinggal astronaut.
  3. Eksplorasi Planet dan Benda Langit Lainnya:
    • Misi Rover ke Mars: NASA mengirimkan serangkaian rover (penjelajah robot) seperti Spirit, Opportunity, Curiosity, dan Perseverance untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu atau masa kini di Mars.
    • Misi Voyager (1977-sekarang): Wahana antariksa ini menjelajahi planet-planet luar Tata Surya (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus) dan terus mengirimkan data dari ruang antarbintang.
    • Teleskop Luar Angkasa Hubble (1990-2021) & James Webb (2021-sekarang): Teleskop-teleskop ini merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta dengan mengambil gambar-gambar menakjubkan dari galaksi, bintang, dan planet jauh.
  4. Kebangkitan Sektor Swasta (New Space):
    • Perusahaan seperti SpaceX, Blue Origin, dan Virgin Galactic mulai berperan aktif dalam pengembangan roket, peluncuran satelit, dan bahkan pariwisata antariksa. Ini mengurangi biaya dan meningkatkan inovasi.

 

Motivasi di Balik Eksplorasi Antariksa:

  • Ilmiah: Mempelajari asal-usul alam semesta, mencari kehidupan di luar Bumi, memahami planet lain.
  • Teknologi: Mengembangkan teknologi baru yang bisa digunakan di Bumi (misalnya, bahan baru, sistem navigasi).
  • Ekonomi: Pemanfaatan sumber daya antariksa, pengembangan industri luar angkasa.
  • Politik dan Prestise: Demonstrasi kekuatan nasional, inspirasi bagi generasi muda.

 

Relevansi bagi Kalian:

  • DKV: Menginspirasi desain futuristik, visualisasi data antariksa, atau branding untuk perusahaan teknologi luar angkasa.
  • Pariwisata: Potensi wisata antariksa di masa depan, atau wisata observasi bintang (astronomi).
  • Kuliner: Pengembangan makanan untuk astronaut (space food) atau sistem pertanian di luar angkasa.

 

Eksplorasi antariksa tidak hanya memperluas batas pengetahuan kita tetapi juga terus membentuk masa depan teknologi dan kehidupan di Bumi.


 

2.2 Pemanfaatan Teknologi Antariksa dalam Kehidupan

 

Meskipun terdengar jauh, teknologi yang dikembangkan untuk eksplorasi antariksa telah membawa banyak manfaat langsung ke kehidupan kita sehari-hari, bahkan dalam industri DKV, Pariwisata, dan Kuliner.

 

Bidang-bidang Pemanfaatan Teknologi Antariksa:

  1. Telekomunikasi dan Internet:
    • Satelit Komunikasi: Memungkinkan siaran televisi, panggilan telepon jarak jauh, dan akses internet di daerah terpencil.
    • Relevansi: Konektivitas vital untuk operasional hotel (Pariwisata), pembayaran digital di restoran (Kuliner), atau kolaborasi desain jarak jauh (DKV).
  2. Sistem Penentuan Posisi Global (GPS):
    • Jaringan satelit yang memancarkan sinyal, memungkinkan penerima di Bumi menentukan posisi secara akurat.
    • Relevansi: Navigasi untuk kendaraan wisata (Pariwisata), pelacakan pengiriman bahan baku (Kuliner), atau penentuan lokasi klien untuk survei (DKV).
  3. Meteorologi dan Pemantauan Cuaca:
    • Satelit Cuaca: Memantau pola awan, suhu, dan pergerakan badai, memberikan data untuk prakiraan cuaca yang akurat.
    • Relevansi: Perencanaan tur wisata (Pariwisata), penentuan waktu acara luar ruangan (DKV), atau prediksi panen (Kuliner).
  4. Penginderaan Jauh (Remote Sensing):
    • Satelit mengambil gambar dan data dari permukaan Bumi untuk berbagai tujuan.
    • Relevansi:
      • Pariwisata: Pemetaan destinasi baru, pemantauan perubahan bentang alam.
      • Kuliner: Memantau kondisi lahan pertanian, mengidentifikasi daerah rawan kekeringan atau banjir untuk produksi pangan.
      • DKV: Mendapatkan citra satelit untuk infografis geospasial atau desain arsitektur lanskap.
  5. Pencarian dan Penyelamatan (SAR):
    • Satelit COSPAS-SARSAT membantu melacak sinyal darurat dari kapal, pesawat, atau individu di tempat terpencil.
    • Relevansi Pariwisata: Meningkatkan keselamatan bagi petualang atau turis di daerah terpencil.
  6. Pengembangan Material dan Inovasi Produk:
    • Penelitian di luar angkasa menghasilkan material baru yang ringan dan kuat, serta teknologi yang lebih efisien (misalnya, sel surya yang lebih baik, filtrasi air).
    • Relevansi: Peralatan dapur yang lebih efisien (Kuliner), struktur bangunan ramah lingkungan di resort (Pariwisata), atau packaging produk DKV yang inovatif.
  7. Medis dan Kesehatan:
    • Teknologi untuk memantau kondisi fisik astronaut telah diterapkan dalam perangkat medis di Bumi.
    • Relevansi Kuliner/Pariwisata: Standardisasi kebersihan dan keamanan pangan atau sanitasi di area wisata.

 

Relevansi Khusus untuk SMK:

  • DKV: Memanfaatkan citra satelit untuk mapping atau visualisasi data, mendesain interface untuk aplikasi berbasis GPS.
  • Pariwisata: Menggunakan aplikasi navigasi, sistem reservasi online (berbasis internet satelit), atau memantau cuaca untuk jadwal tur.
  • Kuliner: Memantau harga komoditas global (berbasis internet), melacak pengiriman bahan makanan, atau menggunakan peralatan yang lebih canggih hasil inovasi material.

 

Teknologi antariksa adalah bukti bahwa investasi dalam ilmu pengetahuan dasar dapat menghasilkan terobosan yang mengubah cara kita hidup dan bekerja.


 

2.3 Isu Global: Sampah Antariksa dan Krisis Iklim dari Perspektif Antariksa

 

Meskipun eksplorasi antariksa membawa banyak manfaat, ia juga menciptakan tantangan baru. Dua isu global yang semakin mendesak adalah sampah antariksa dan bagaimana perspektif dari antariksa membantu kita memahami krisis iklim.

 

1. Sampah Antariksa (Space Debris):

  • Apa itu: Fragmen-fragmen satelit yang tidak berfungsi, pecahan roket yang usang, atau puing-puing dari tabrakan di orbit Bumi.
  • Bahaya:
    • Sampah ini bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi (>27.000 km/jam), sehingga bahkan pecahan kecil pun dapat menyebabkan kerusakan serius atau menghancurkan satelit dan stasiun luar angkasa yang masih berfungsi.
    • Meningkatkan risiko Sindrom Kessler, yaitu skenario di mana kerapatan sampah di orbit mencapai titik kritis, menyebabkan tabrakan beruntun dan membuat orbit tertentu tidak dapat digunakan lagi.
  • Solusi yang Diusulkan:
    • Membuat satelit dengan desain yang mengurangi risiko fragmentasi.
    • Melakukan manuver penghindaran tabrakan.
    • Mengembangkan teknologi untuk membersihkan sampah antariksa (misalnya, jaring penangkap, laser pembersih).
    • Mewajibkan satelit yang sudah tidak berfungsi untuk deorbit (jatuh kembali ke Bumi dan terbakar di atmosfer) dalam jangka waktu tertentu.

 

2. Krisis Iklim dari Perspektif Antariksa:

  • Peran Satelit: Satelit pengamat Bumi adalah alat paling vital untuk memantau perubahan iklim global. Mereka menyediakan data akurat tentang:
    • Kenaikan Suhu Global: Mengukur suhu permukaan laut dan daratan.
    • Pencairan Es Kutub dan Gletser: Memantau perubahan volume dan luasan es.
    • Kenaikan Permukaan Air Laut: Mengukur tinggi permukaan laut secara global.
    • Konsentrasi Gas Rumah Kaca: Mengukur kadar CO₂, metana, dll., di atmosfer.
    • Perubahan Tutupan Lahan: Pemantauan deforestasi, urbanisasi.
  • Perspektif "Overview Effect":
    • Pengalaman kognitif yang dilaporkan oleh astronaut saat melihat Bumi dari luar angkasa. Mereka merasakan kedamaian dan pemahaman yang mendalam tentang kerapuhan dan keindahan Bumi, serta pentingnya melindungi planet ini.
    • Relevansi: Perspektif ini menguatkan urgensi untuk mengatasi krisis iklim.

 

Relevansi bagi Kalian:

  • DKV: Mendesain kampanye visual yang meningkatkan kesadaran tentang sampah antariksa atau krisis iklim berdasarkan data satelit. Membuat visualisasi data perubahan iklim.
  • Pariwisata: Memahami risiko perjalanan luar angkasa di masa depan (jika pariwisata antariksa menjadi umum). Mendorong eco-tourism sebagai respons terhadap krisis iklim yang terlihat dari luar angkasa.
  • Kuliner: Memahami bagaimana krisis iklim (yang dipantau satelit) memengaruhi pertanian dan rantai pasok pangan. Mencari solusi pangan yang lebih berkelanjutan.

 

Isu-isu ini menunjukkan bahwa ruang angkasa bukan hanya tempat untuk dijelajahi, tetapi juga cermin yang merefleksikan tanggung jawab kita terhadap planet ini.


 

Soal Sumatif

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

  1. Sebutkan 2 (dua) tonggak sejarah penting dalam eksplorasi antariksa dan jelaskan singkat apa yang membuat peristiwa tersebut penting!
  2. Selain tujuan ilmiah, sebutkan 2 (dua) motivasi lain di balik eksplorasi antariksa!
  3. Berikan 2 (dua) contoh pemanfaatan teknologi antariksa yang paling sering Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari!
  4. Jelaskan apa itu sampah antariksa dan mengapa hal tersebut menjadi isu global yang berbahaya!
  5. Bagaimana satelit pengamat Bumi membantu kita memahami dan memantau krisis iklim?

 

Studi Kasus

 

Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!

 

Studi Kasus: Perkembangan Wisata Antariksa oleh Perusahaan Swasta

Beberapa perusahaan swasta kini mengembangkan wisata antariksa, menawarkan penerbangan suborbital atau bahkan mengorbit Bumi untuk para turis. Contohnya adalah Virgin Galactic dan Blue Origin. Penerbangan ini sangat mahal, namun semakin banyak orang yang tertarik merasakan pengalaman melihat Bumi dari luar angkasa. Di sisi lain, muncul kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari peluncuran roket yang sering, serta risiko keamanan dan etika dari komersialisasi antariksa.

 

Pertanyaan:

  1. Jika Anda adalah siswa DKV:
    • Bagaimana Anda akan merancang materi promosi (misalnya, poster digital, video singkat) untuk wisata antariksa yang menonjolkan keunikan pengalaman melihat Bumi dari luar angkasa (overview effect), namun tetap menanamkan kesadaran tentang pentingnya menjaga Bumi?
    • Desain visual apa yang bisa Anda gunakan untuk menyeimbangkan antara daya tarik petualangan antariksa dan pesan keberlanjutan?
  2. Jika Anda adalah siswa Pariwisata:
    • Analisis potensi dan tantangan pariwisata antariksa di masa depan dari sudut pandang industri pariwisata.
    • Jika Anda adalah manajer operasional wisata antariksa, bagaimana Anda akan memastikan keamanan dan kenyamanan para turis, serta mengelola dampak lingkungan (misalnya, emisi roket, sampah antariksa) dari aktivitas wisata ini?
  3. Jika Anda adalah siswa Kuliner:
    • Mengembangkan menu kuliner apa yang cocok untuk disajikan dalam penerbangan wisata antariksa, dengan mempertimbangkan faktor zero-gravity dan ketersediaan bahan?
    • Bagaimana Anda akan mengkomunikasikan konsep "kuliner antariksa" ini kepada para calon turis agar menarik minat mereka?

 

Tugas Proyek

 

Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

 

Proyek 1: "Desain Infografis: 'Teknologi Antariksa di Hidup Kita'"

  • Tujuan: Mendesain sebuah infografis digital yang menjelaskan bagaimana berbagai teknologi yang berasal dari eksplorasi antariksa (misalnya, GPS, satelit komunikasi, memory foam, dll.) dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang relevan dengan jurusan Anda.
  • Peran Jurusan:
    • DKV: Bertanggung jawab penuh pada desain infografis, termasuk ilustrasi, tata letak, pemilihan warna, dan tipografi agar informatif dan menarik.
    • Pariwisata: Melakukan riset dan memberikan data tentang bagaimana teknologi antariksa (misalnya, GPS untuk navigasi, satelit untuk reservasi online) digunakan dalam industri pariwisata.
    • Kuliner: Melakukan riset dan memberikan data tentang bagaimana teknologi antariksa (misalnya, sensor suhu, kemasan vakum, material baru untuk peralatan dapur) digunakan dalam industri kuliner.
  • Output: Infografis digital (format JPG/PNG) yang siap dibagikan di media sosial atau presentasi.

 

Proyek 2: "Video Kampanye 'Selamatkan Bumi dari Atas': Peran Satelit dalam Krisis Iklim"

  • Tujuan: Membuat video pendek (maksimal 3 menit) yang mengedukasi masyarakat tentang bagaimana satelit pengamat Bumi berperan penting dalam memantau dan memahami krisis iklim, serta bagaimana perspektif dari antariksa menekankan urgensi tindakan.
  • Peran Jurusan:
    • Pariwisata: Menulis naskah skenario yang menyoroti dampak perubahan iklim pada destinasi wisata populer (misalnya, naiknya permukaan air laut di pantai, perubahan salju di pegunungan) berdasarkan data satelit.
    • Kuliner: Menulis naskah skenario yang menyoroti dampak perubahan iklim pada pertanian dan ketersediaan pangan (misalnya, kekeringan, gagal panen) berdasarkan data satelit.
    • DKV: Bertanggung jawab atas storyboard, editing video, visualisasi data satelit (animasi grafis), voice-over, dan musik latar untuk menciptakan video yang informatif, menarik, dan memicu kesadaran. Gunakan visual yang kuat untuk menyampaikan overview effect.
  • Output: Video kampanye yang diunggah ke platform video (YouTube/TikTok/Instagram Reels) yang menginspirasi tindakan untuk mengatasi krisis iklim.

 


 

BAB 3

Solusi Kreatif dan Inovatif dari Perspektif Bumi & Antariksa

 

Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!

Kita telah mempelajari betapa menakjubkannya planet Bumi dan luasnya alam semesta, termasuk fenomena alam, struktur geologi, hingga eksplorasi antariksa dan dampaknya pada kehidupan kita. Sekarang, di bab terakhir ini, kita akan menyatukan semua pengetahuan tersebut untuk berfokus pada solusi kreatif dan inovatif yang bisa kalian kembangkan di bidang kejuruan kalian.

Kalian akan melihat bagaimana Desain Komunikasi Visual (DKV) bisa memvisualisasikan keajaiban alam dan antariksa, bagaimana industri pariwisata bisa menciptakan pengalaman imersif yang edukatif, dan bagaimana kalian bisa membangun bisnis berkelanjutan dengan wawasan dari Bumi dan Antariksa. Ini adalah kesempatan kalian untuk berinovasi dan membawa perubahan positif!

Mari kita mulai berkreasi!


 

3.1 Desain Visual untuk Edukasi dan Promosi Geowisata/Astrotourism

 

Desain Komunikasi Visual (DKV) memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah data dan konsep kompleks tentang Bumi (geologi, iklim) dan Antariksa (astronomi, eksplorasi) menjadi pesan yang menarik, mudah dipahami, dan menginspirasi. Ini sangat penting dalam bidang geowisata dan astrotourism.

 

Geowisata adalah pariwisata yang berfokus pada keunikan geologi dan bentang alam suatu daerah, sambil mempromosikan pendidikan, konservasi, dan kesejahteraan masyarakat lokal. Sedangkan Astrotourism adalah pariwisata yang berfokus pada pengamatan benda langit, fenomena astronomi, atau kunjungan ke fasilitas terkait antariksa.

 

Peran DKV dalam Geowisata dan Astrotourism:

  1. Infografis Edukatif:
    • Mendesain infografis yang menjelaskan proses geologi pembentuk suatu kawah gunung api, atau siklus air di suatu danau.
    • Membuat infografis tentang struktur tata surya, fase-fase bulan, atau cara kerja teleskop.
    • Tujuan: Membuat informasi ilmiah yang kompleks menjadi visual yang menarik dan mudah dicerna oleh wisatawan.
  2. Peta Tematik dan Ilustrasi Lanskap:
    • Merancang peta geowisata yang menyoroti situs-situs geologi penting, jalur trekking vulkanik, atau formasi batuan unik.
    • Membuat ilustrasi artistik yang menggambarkan keindahan bentang alam tertentu (misalnya, milky way di atas gunung, canyon yang terbentuk oleh erosi).
    • Tujuan: Memandu wisatawan, membangkitkan rasa ingin tahu, dan mengapresiasi keindahan alam.
  3. Branding dan Promosi Destinasi:
    • Mendesain logo dan identitas visual yang kuat untuk taman geologi nasional, observatorium bintang, atau eco-resort di daerah pegunungan.
    • Membuat materi promosi (brosur, poster, konten media sosial) yang menarik wisatawan dengan visual menakjubkan dari bentang alam atau langit malam.
    • Tujuan: Membangun citra yang kuat dan menarik minat pasar.
  4. Aplikasi Interaktif dan Augmented Reality (AR):
    • Mendesain interface untuk aplikasi seluler yang memungkinkan wisatawan mengidentifikasi konstelasi bintang dengan kamera ponsel (star-gazing app).
    • Membuat fitur AR yang menampilkan informasi tentang batuan atau flora spesifik saat wisatawan mengarahkan ponselnya di lokasi geowisata.
    • Tujuan: Meningkatkan pengalaman imersif dan edukatif wisatawan.
  5. Produk Suvenir Edukatif:
    • Mendesain kaus, mug, atau stiker dengan ilustrasi planet, rasi bintang, atau bentang alam geologis, lengkap dengan fakta-fakta menarik.
    • Tujuan: Meningkatkan brand awareness dan memberikan kenang-kenangan yang berkesan dan mendidik.

 

Relevansi bagi Kalian (DKV): Kalian adalah pencerita visual. Manfaatkan keahlian kalian untuk menerjemahkan keajaiban Bumi dan Antariksa menjadi karya-karya yang tidak hanya indah tetapi juga menginspirasi dan mendidik, sekaligus mendukung pariwisata berkelanjutan.


 

3.2 Menciptakan Pengalaman Pariwisata Imersif Berbasis Sains

Pariwisata di masa depan tidak hanya tentang melihat, tetapi juga tentang merasakan dan belajar. Industri pariwisata memiliki potensi besar untuk menciptakan pengalaman imersif berbasis sains, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan tentang Bumi dan Antariksa. Ini menggabungkan hiburan dengan edukasi.

 

Konsep Pengalaman Imersif Berbasis Sains: Menciptakan lingkungan atau aktivitas yang memungkinkan wisatawan sepenuhnya terlibat dan merasakan langsung konsep-konsep ilmiah atau fenomena alam, bukan hanya mengamati dari jauh.

 

Inovasi dalam Pengalaman Pariwisata Imersif:

  1. Planetarium dan Observatorium Modern:
    • Tidak hanya menampilkan proyektor bintang, tetapi juga simulator perjalanan antariksa yang canggih (misalnya, simulasi pendaratan di Mars, penerbangan melintasi galaksi).
    • Fasilitas pengamatan bintang dengan teleskop robotik yang dapat dikendalikan pengunjung.
  2. Pusat Sains dan Museum Interaktif:
    • Wahana yang mensimulasikan gempa bumi atau letusan gunung berapi secara aman.
    • Pameran yang memungkinkan pengunjung "berjalan" di bawah laut untuk melihat formasi geologi dasar laut atau ekosistem laut dalam.
    • Ruangan VR/AR yang mensimulasikan lingkungan di planet lain atau perjalanan ke inti Bumi.
  3. Wisata Geopark Edukatif:
    • Tur yang dipandu oleh ahli geologi atau konservasi, menjelaskan sejarah pembentukan batuan, fosil, atau fenomena geyser.
    • Pelatihan singkat (misalnya, navigasi bintang untuk mendaki gunung).
  4. Homestay dan Glamping di Area Dark Sky Preserve:
    • Mengembangkan akomodasi di daerah dengan polusi cahaya minim, khusus untuk stargazing.
    • Menyediakan fasilitas teleskop, pemandu astronomi, dan sesi storytelling tentang rasi bintang atau mitologi langit.
  5. Culinary Astronomy/Geology Experiences:
    • Menawarkan "Dinner under the Stars" di lokasi observasi dengan menu yang terinspirasi dari nama planet atau rasi bintang.
    • Tur kuliner ke daerah vulkanik yang menyoroti bahan pangan yang tumbuh subur di tanah vulkanik.

 

Manfaat Pengalaman Imersif:

  • Meningkatkan Pengetahuan: Wisatawan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang sains dan lingkungan.
  • Meningkatkan Daya Tarik Destinasi: Menarik segmen pasar yang mencari pengalaman edukatif dan unik.
  • Mendorong Konservasi: Setelah memahami keajaiban alam, wisatawan lebih termotivasi untuk melestarikannya.
  • Membedakan Destinasi: Memberikan keunggulan kompetitif di pasar pariwisata.

 

Relevansi bagi Kalian (Pariwisata): Kalian akan menjadi perancang dan pengelola pengalaman wisata yang lebih dari sekadar rekreasi, tetapi juga memperkaya pengetahuan dan kesadaran wisatawan tentang Bumi dan alam semesta.


 

3.3 Inovasi Bisnis Berkelanjutan dengan Perspektif Bumi & Antariksa

 

Pengetahuan tentang Bumi dan Antariksa tidak hanya tentang ilmu pengetahuan murni, tetapi juga dapat diintegrasikan ke dalam inovasi bisnis berkelanjutan di sektor DKV dan Kuliner. Ini adalah tentang menciptakan nilai ekonomi sambil menghormati planet dan memanfaatkan wawasan dari alam semesta.

 

Peluang Inovasi Bisnis Berkelanjutan di Sektor DKV:

  1. *Green Design Agency:
    • Spesialisasi dalam desain untuk perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan, energi terbarukan, atau konservasi alam.
    • Menggunakan tools dan software desain yang hemat energi.
    • Menawarkan layanan desain yang berfokus pada eco-branding, laporan keberlanjutan, atau kampanye kesadaran lingkungan/iklim.
  2. Produk DKV dengan Space-Inspired / Earth-Friendly Material:
    • Mendesain merchandise (poster, art print) menggunakan bahan daur ulang yang menampilkan gambar astronomi atau peta geologi yang artistik.
    • Menciptakan kemasan produk biodegradable atau compostable dengan desain yang terinspirasi dari alam semesta atau pola geologi.
  3. Visualisasi Data Sains untuk Komersial:
    • Menyediakan jasa visualisasi data ilmiah (misalnya, data iklim dari satelit, model geologi) untuk laporan perusahaan, presentasi, atau media massa.
    • Membuat animasi atau simulasi yang menjelaskan konsep sains untuk tujuan pemasaran atau edukasi publik.

 

Peluang Inovasi Bisnis Berkelanjutan di Sektor Kuliner:

  1. Farm-to-Table atau Forest-to-Table Restaurant:
    • Restoran yang mengutamakan bahan baku lokal dan musiman, meminimalkan jejak karbon dari transportasi.
    • Menganalisis terroir (karakteristik tanah, iklim, topografi) suatu daerah untuk menciptakan hidangan yang unik dan otentik.
  2. Space-Inspired Cuisine (Kuliner Terinspirasi Antariksa):
    • Mendesain menu dengan presentasi atau nama yang terinspirasi dari planet, galaksi, atau fenomena astronomi.
    • Mengeksplorasi teknik memasak atau bahan makanan yang minim air dan energi, terinspirasi dari kebutuhan astronaut.
    • Menawarkan makanan dengan konsep makanan kering beku (freeze-dried) seperti makanan astronaut, namun dengan rasa gourmet.
  3. Manajemen Limbah Makanan & Energi di Dapur:
    • Mengimplementasikan sistem pengolahan limbah makanan menjadi kompos atau biogas untuk mengurangi sampah dan menghasilkan energi.
    • Menggunakan peralatan dapur hemat energi dan mempraktikkan "dapur nol limbah."
  4. Edukasi Kuliner Berkelanjutan:
    • Mengadakan workshop atau kelas memasak yang mengajarkan tentang pentingnya memilih bahan baku lokal, mengurangi food waste, atau memasak hemat energi.

 

Manfaat Inovasi Bisnis Berkelanjutan:

  • Memenuhi Permintaan Pasar: Konsumen semakin peduli terhadap isu lingkungan.
  • Membangun Reputasi Positif: Meningkatkan citra merek dan loyalitas pelanggan.
  • Efisiensi Sumber Daya: Mengurangi biaya operasional melalui penghematan energi dan manajemen limbah.
  • Menciptakan Dampak Positif: Berkontribusi pada pelestarian Bumi dan inspirasi untuk masa depan.

 

Relevansi bagi Kalian: Kalian memiliki potensi besar untuk menjadi wirausaha yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga membawa misi yang lebih besar untuk keberlanjutan planet kita, memanfaatkan wawasan dari Bumi dan Antariksa.


 

Soal Sumatif

 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

  1. Jelaskan perbedaan antara geowisata dan astrotourism!
  2. Sebutkan 2 (dua) cara Desain Komunikasi Visual (DKV) dapat berkontribusi dalam promosi geowisata!
  3. Apa yang dimaksud dengan pengalaman pariwisata imersif berbasis sains? Berikan 1 (satu) contoh yang berkaitan dengan Bumi atau Antariksa.
  4. Bagaimana sebuah planetarium modern dapat menciptakan pengalaman imersif yang berbeda dari planetarium tradisional?
  5. Berikan 1 (satu) contoh inovasi bisnis berkelanjutan di sektor Kuliner yang terinspirasi dari perspektif Bumi & Antariksa!

 

Studi Kasus

 

Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!

 

Studi Kasus: "EcoStar Dome" – Pusat Edukasi dan Wisata Interaktif di Pegunungan

EcoStar Dome adalah sebuah pusat edukasi dan wisata yang baru dibangun di daerah pegunungan terpencil di Jawa Timur, yang terkenal dengan langit malamnya yang jernih dan formasi batuan unik di sekitarnya. Fasilitas ini memiliki kubah observasi bintang canggih, museum geologi interaktif dengan simulasi VR, serta kafe yang menyajikan makanan dari bahan baku lokal. Mereka ingin menarik wisatawan yang mencari pengalaman edukasi unik sekaligus mempromosikan konservasi lingkungan.

 

Pertanyaan:

  1. Jika Anda adalah siswa DKV:
    • Bagaimana Anda akan merancang identitas visual (logo, branding) untuk "EcoStar Dome" yang secara efektif mengkomunikasikan perpaduan antara geologi (Bumi) dan astronomi (Antariksa) serta komitmen mereka terhadap keberlanjutan?
    • Desain infografis atau materi digital interaktif seperti apa yang bisa Anda buat untuk museum geologi mereka agar pengunjung, terutama anak muda, tertarik untuk belajar tentang proses pembentukan batuan atau fenomena gempa bumi?
  2. Jika Anda adalah siswa Pariwisata:
    • Analisis bagaimana "EcoStar Dome" menerapkan konsep geowisata dan astrotourism untuk menciptakan pengalaman pariwisata imersif berbasis sains.
    • Rencanakan sebuah paket wisata edukasi untuk "EcoStar Dome" yang menggabungkan aktivitas pengamatan bintang, tur geologi, dan promosi konservasi lingkungan bagi wisatawan.
  3. Jika Anda adalah siswa Kuliner:
    • Ide menu kuliner apa yang dapat Anda kembangkan untuk kafe di "EcoStar Dome" yang terinspirasi dari geologi atau astronomi, sekaligus menggunakan bahan baku lokal dan berkelanjutan? (Misalnya, "Lunar Latte", "Volcanic Cake", atau hidangan dari hasil bumi pegunungan).
    • Bagaimana Anda akan menerapkan prinsip kewirausahaan hijau dalam pengelolaan dapur kafe ini, terutama dalam hal manajemen limbah makanan dan penggunaan energi?

 

Tugas Proyek

 

Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.

 

Proyek 1: "Desain Kampanye 'Jaga Bumi, Jelajahi Alam Semesta'"

  • Tujuan: Merancang sebuah kampanye komunikasi visual yang menginspirasi audiens (pelajar SMK, anak muda) untuk peduli terhadap kelestarian Bumi (lingkungan, geologi) sekaligus tetap semangat menjelajahi dan mempelajari alam semesta.
  • Peran Jurusan:
    • DKV: Mendesain logo kampanye, membuat 3 (tiga) poster digital/cetak yang menarik dengan visualisasi Bumi dan Antariksa yang selaras, serta merancang mock-up untuk konten media sosial atau filter AR yang interaktif (misalnya, filter yang menampilkan lapisan Bumi atau rasi bintang).
    • Pariwisata: Mengidentifikasi 2-3 destinasi di Jawa Timur yang menawarkan pengalaman geowisata atau astrotourism. Berikan ide tagline atau pesan kunci yang menghubungkan konservasi Bumi dengan kekaguman terhadap alam semesta.
    • Kuliner: Mengusulkan 2-3 ide snack atau minuman ramah lingkungan yang bisa menjadi bagian dari kampanye (misalnya, snack dari bahan lokal, packaging daur ulang dengan desain tema luar angkasa).
  • Output: Presentasi konsep kampanye (termasuk visual DKV), riset singkat dari Pariwisata/Kuliner, dan usulan cara kampanye ini dapat dijalankan di sekolah atau komunitas.

 

Proyek 2: "Rancangan Pengalaman 'AstroCulinary Journey'"

  • Tujuan: Merancang konsep pengalaman kuliner imersif yang terinspirasi dari alam semesta dan fenomena Bumi, dengan fokus pada keberlanjutan dan edukasi.
  • Peran Jurusan:
    • Kuliner: Mengembangkan 3-5 konsep hidangan atau minuman yang terinspirasi dari elemen Bumi (misalnya, mineral, gunung berapi, lautan) atau Antariksa (planet, galaksi, bintang). Jelaskan bahan baku (prioritaskan lokal & berkelanjutan), teknik memasak, dan presentasi visualnya. Rancang juga bagaimana aspek energi (efisiensi, biogas) dapat diterapkan dalam proses penyajiannya.
    • DKV: Mendesain mood board visual, desain menu kreatif, mock-up table setting atau dekorasi ruangan yang menciptakan suasana "AstroCulinary Journey." Buat juga desain packaging untuk takeaway yang unik atau digital display untuk informasi menu.
    • Pariwisata: Merancang skenario pengalaman pelanggan untuk "AstroCulinary Journey" ini, termasuk lokasi yang ideal (misalnya, restoran di rooftop, di dekat observatorium), durasi pengalaman, dan bagaimana pengalaman ini dapat dipromosikan sebagai daya tarik wisata baru.
  • Output: Presentasi detail konsep pengalaman "AstroCulinary Journey" (maksimal 10 slide) yang mencakup deskripsi hidangan, desain visual, skenario pengalaman, dan strategi pemasaran.

 

 

 

 

0 Response to "BUMI DAN ANTARIKSA"

Posting Komentar