INTERAKSI, KOMUNIKASI,
SOSIALISASI,
INSTITUSI SOSIAL, DAN DINAMIKA
SOSIAL
BAB 1
Fondasi Interaksi dan Komunikasi Sosial
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Setelah kita menjelajahi dunia materi, lingkungan, ruang, dan waktu, kini
saatnya kita fokus pada inti dari keberadaan manusia: interaksi dan
komunikasi sosial. Kita semua adalah makhluk sosial, dan kemampuan untuk
berinteraksi serta berkomunikasi secara efektif adalah kunci keberhasilan di
berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia profesional kalian.
Di bab ini, kita akan memahami konsep dasar interaksi, cara berkomunikasi
yang baik, serta bagaimana nilai dan norma mengatur kehidupan bersama. Pemahaman
ini akan menjadi fondasi bagi kalian untuk beradaptasi, bekerja sama, dan
unggul dalam setiap kesempatan.
Mari kita selami dunia interaksi manusia!
1.1 Konsep Dasar Interaksi Sosial dan Bentuknya
Interaksi sosial adalah proses saling memengaruhi antar individu, antar kelompok, atau
antara individu dengan kelompok. Ini adalah kunci kehidupan sosial, karena
tanpa interaksi, masyarakat tidak akan terbentuk dan tidak akan ada dinamika
kehidupan.
Ciri-ciri Interaksi Sosial:
- Pelaku
Lebih dari Satu Orang: Interaksi minimal melibatkan dua
orang.
- Adanya
Komunikasi: Baik verbal maupun non-verbal.
- Adanya
Dimensi Waktu: Interaksi terjadi di masa lalu, kini, dan masa depan.
- Adanya
Tujuan: Setiap interaksi memiliki motif atau tujuan, baik sadar maupun tidak.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial:
Interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua bentuk utama:
- Proses
Asosiatif (Mendekatkan/Membangun): Bentuk interaksi
yang mengarah pada persatuan dan kerja sama.
- Kerja Sama (Cooperation): Usaha
bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama.
- Contoh DKV: Tim
desainer bekerja sama membuat branding baru.
- Contoh Pariwisata:
Hotel dan agen travel bekerja sama membuat paket tur.
- Contoh Kuliner: Koki
dan asisten dapur bekerja sama menyiapkan hidangan.
- Akomodasi (Accommodation): Usaha
untuk menyelesaikan konflik atau meredakan ketegangan agar tidak terjadi
konflik yang lebih parah.
- Contoh:
Mediasi antara dua pihak yang berselisih.
- Asimilasi (Assimilation): Pembauran
dua kebudayaan atau lebih yang ditandai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli dan terbentuknya kebudayaan baru.
- Contoh Kuliner:
Makanan fusion yang menggabungkan elemen kuliner dari dua budaya
berbeda.
- Akulturasi (Acculturation):
Penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan asli.
- Contoh DKV:
Desain modern dengan sentuhan motif batik tradisional.
- Contoh Pariwisata:
Resort modern yang mengadaptasi arsitektur tradisional lokal.
- Proses Disosiatif
(Menjauhkan/Memisahkan): Bentuk interaksi
yang mengarah pada perpecahan atau pertentangan.
- Persaingan (Competition):
Proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing untuk mencapai
tujuan yang sama, seringkali dalam keterbatasan sumber daya.
- Contoh DKV:
Persaingan antar agensi desain untuk mendapatkan proyek.
- Contoh Pariwisata:
Persaingan antar destinasi wisata dalam menarik pengunjung.
- Contoh Kuliner:
Persaingan antar restoran untuk mendapatkan pelanggan terbanyak.
- Kontravensi (Contravention):
Bentuk persaingan yang lebih tersembunyi, ditandai dengan ketidakpastian,
kecurigaan, atau keragu-raguan terhadap seseorang atau kelompok lain.
- Contoh:
Rumor negatif tentang kualitas layanan pesaing.
- Konflik (Conflict):
Perjuangan individu atau kelompok untuk mencapai tujuannya dengan
menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.
- Contoh:
Sengketa tanah antara masyarakat adat dan perusahaan pariwisata.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Interaksi dengan klien, tim, dan target audiens. Memahami persaingan
desain.
- Pariwisata:
Interaksi dengan wisatawan, rekan kerja, dan komunitas lokal. Penanganan
konflik atau keluhan wisatawan.
- Kuliner:
Interaksi dengan pelanggan, rekan kerja di dapur, dan pemasok bahan baku.
Memahami persaingan pasar kuliner.
Memahami berbagai bentuk interaksi ini akan membantu kalian menavigasi
lingkungan sosial dan profesional dengan lebih baik.
1.2 Komunikasi Efektif dan Proses Sosialisasi
Komunikasi adalah jantung dari interaksi sosial. Tanpa komunikasi, interaksi tidak
akan terjadi. Komunikasi efektif berarti pesan yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami oleh penerima sesuai dengan maksud pengirim.
Unsur-unsur Komunikasi:
- Pengirim
(Sender/Komunikator): Pihak yang menyampaikan pesan.
- Pesan
(Message): Isi atau informasi yang ingin disampaikan.
- Media/Saluran
(Channel): Alat atau cara penyampaian pesan (misalnya, lisan, tulisan, visual,
gerak tubuh).
- Penerima
(Receiver/Komunikan): Pihak yang menerima pesan.
- Umpan
Balik (Feedback): Respon dari penerima terhadap pesan
yang diterima.
- Gangguan
(Noise): Faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi.
Jenis-jenis Komunikasi:
- Verbal:
Menggunakan kata-kata (lisan atau tulisan).
- Non-verbal:
Menggunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, gerak isyarat, atau
simbol. (Sangat penting di DKV!)
Ciri-ciri Komunikasi Efektif:
- Jelas
dan Ringkas: Pesan mudah dipahami dan tidak bertele-tele.
- Tepat
Sasaran: Pesan disampaikan kepada pihak yang tepat.
- Lengkap
dan Akurat: Informasi yang disampaikan memadai dan benar.
- Empati:
Memahami sudut pandang penerima.
- Umpan
Balik Positif: Mendorong penerima untuk memberikan respon.
Proses Sosialisasi:Sosialisasi adalah proses seumur hidup di mana individu mempelajari
dan menginternalisasi nilai, norma, pengetahuan, keterampilan, dan peran sosial
yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat atau kelompok tertentu.
- Agen
Sosialisasi: Pihak-pihak yang berperan dalam proses sosialisasi:
- Keluarga: Agen sosialisasi
pertama dan paling penting.
- Sekolah: Mengajarkan
pengetahuan formal, keterampilan, dan nilai-nilai kebangsaan.
- Kelompok Sepermainan/Teman Sebaya:
Membentuk identitas dan keterampilan sosial.
- Media Massa: Memengaruhi
pandangan, tren, dan perilaku.
- Lingkungan Kerja/Profesi:
Membentuk etos kerja dan keterampilan profesional.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Komunikasi visual adalah inti dari pekerjaan kalian. Mampu
mengkomunikasikan ide desain kepada klien, pesan promosi kepada audiens,
atau nilai merek melalui visual. Memahami bagaimana media massa
memengaruhi tren desain.
- Pariwisata:
Komunikasi interpersonal yang baik dengan wisatawan dari berbagai latar
belakang budaya. Proses sosialisasi membantu pemandu wisata memahami etika
dan norma di destinasi. Membangun citra positif destinasi melalui
komunikasi yang efektif.
- Kuliner:
Komunikasi dengan pelanggan untuk memahami preferensi. Komunikasi antar
tim di dapur. Proses sosialisasi membantu memahami standar kebersihan dan
etika profesi kuliner.
Komunikasi efektif dan pemahaman tentang sosialisasi akan membuat kalian
menjadi pribadi yang adaptif dan profesional yang handal.
1.3 Peran Nilai, Norma, dan Adat Istiadat dalam
Masyarakat
Setiap masyarakat memiliki aturan mainnya sendiri. Aturan-aturan ini, baik
yang tertulis maupun tidak, memandu perilaku individu dan kelompok. Inilah yang
kita sebut sebagai nilai, norma, dan adat istiadat.
Nilai Sosial: Adalah konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik, benar, diinginkan,
dan penting dalam suatu masyarakat. Nilai menjadi standar untuk menilai
perilaku, objek, atau ide.
- Contoh: Nilai
kejujuran, nilai gotong royong, nilai menghargai waktu, nilai kebersihan.
- Relevansi: Nilai
kejujuran dalam berbisnis, nilai kebersihan di industri makanan, nilai
keramahan dalam pelayanan pariwisata.
Norma Sosial: Adalah aturan atau pedoman perilaku yang konkret, yang berasal dari
nilai-nilai sosial. Norma dapat berupa kebiasaan, tata kelakuan, atau hukum.
- Jenis
Norma:
- Norma Cara (Usage): Tidak
terlalu mengikat, sanksinya ringan. Contoh: Cara makan yang sopan.
- Norma Kebiasaan (Folkways):
Bentuk perilaku yang diulang-ulang, sanksi sedang. Contoh:
Mengucapkan salam saat bertemu.
- Norma Tata Kelakuan (Mores): Lebih
mengikat, sanksi lebih berat. Berkaitan dengan moral. Contoh:
Larangan mencuri.
- Norma Hukum (Laws):
Aturan tertulis yang dibuat oleh lembaga berwenang, sanksi tegas dan
jelas. Contoh: UU Pariwisata, UU Hak Cipta Desain, UU Keamanan
Pangan.
Adat Istiadat: Adalah sistem norma dan nilai yang telah mengakar kuat dalam kehidupan
suatu masyarakat, diwariskan secara turun-temurun, dan memiliki sanksi yang
kuat bagi pelanggarnya (seringkali sanksi sosial).
- Contoh:
Upacara adat pernikahan, ritual panen, tata cara menyambut tamu di suatu
daerah.
- Relevansi
Pariwisata: Menjadi daya tarik utama dalam wisata budaya.
- Relevansi
Kuliner: Resep tradisional dan cara penyajian makanan adat.
- Relevansi
DKV: Penggunaan motif atau simbol adat dalam desain.
Peran Nilai, Norma, dan Adat Istiadat:
- Menciptakan
Ketertiban: Memandu perilaku agar selaras dengan harapan masyarakat.
- Pengatur
Hubungan Sosial: Memastikan interaksi berjalan harmonis.
- Pembentuk
Karakter: Membantu individu menginternalisasi nilai-nilai baik.
- Pelestari
Budaya: Menjaga warisan dan identitas suatu kelompok.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Memahami norma dan nilai yang berlaku di masyarakat agar desain tidak
menyinggung SARA atau tidak sesuai etika. Mempelajari adat istiadat untuk
inspirasi desain yang otentik. Memahami hukum hak cipta.
- Pariwisata: Sangat
krusial dalam etika berinteraksi dengan masyarakat lokal di destinasi
wisata. Menghormati adat istiadat dan norma setempat adalah kunci
keberhasilan pariwisata berkelanjutan. Memahami peraturan pariwisata.
- Kuliner:
Memahami norma kebersihan dan standar kesehatan pangan. Menghargai
nilai-nilai kuliner tradisional dan adat istiadat terkait makanan.
Mematuhi regulasi keamanan pangan.
Dengan memahami fondasi ini, kalian akan menjadi individu yang beretika,
profesional yang disegani, dan warga negara yang bertanggung jawab.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Jelaskan
apa yang dimaksud dengan interaksi sosial dan sebutkan 2 (dua) ciri-ciri
utamanya!
- Berikan
1 (satu) contoh proses interaksi sosial asosiatif yang relevan
dengan jurusan Pariwisata, dan 1 (satu) contoh proses interaksi
sosial disosiatif yang relevan dengan jurusan Kuliner!
- Sebutkan
minimal 3 (tiga) unsur-unsur komunikasi yang harus ada agar
komunikasi dapat berlangsung.
- Apa
yang dimaksud dengan sosialisasi? Sebutkan 2 (dua) agen sosialisasi
yang paling berpengaruh dalam kehidupan seorang siswa!
- Jelaskan
perbedaan antara nilai sosial dan norma sosial! Berikan 1
(satu) contoh adat istiadat yang ada di Indonesia.
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Peluncuran Restoran "Rasa Nenek Moyang" dengan
Konsep Tradisional Modern
Sebuah restoran baru bernama "Rasa Nenek Moyang" dibuka di
Surabaya. Restoran ini mengusung konsep tradisional modern, menyajikan hidangan
autentik warisan leluhur dengan sentuhan kontemporer. Interiornya dihiasi
dengan ukiran kayu tradisional, dan staf mengenakan pakaian adat yang
dimodifikasi. Namun, beberapa pelanggan mengeluhkan bahwa pelayan sering
berbicara terlalu cepat dan kurang ramah, sehingga pesan hidangan jadi salah.
Di sisi lain, sebuah kelompok budayawan lokal mengkritik desain logo restoran
yang dianggap kurang menghargai makna filosofis dari motif tradisional.
Pertanyaan:
- Jika Anda
adalah siswa Kuliner:
- Analisis bagaimana komunikasi yang tidak
efektif (pelayan berbicara cepat dan kurang ramah) dapat memengaruhi
pengalaman pelanggan dan citra restoran.
- Usulkan 2 (dua) cara konkret bagi staf restoran
untuk meningkatkan komunikasi efektif dalam melayani pelanggan.
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Analisis mengapa desain logo yang
"kurang menghargai makna filosofis motif tradisional" dapat
menimbulkan kritik dari budayawan. Ini berkaitan dengan pemahaman nilai,
norma, atau adat istiadat.
- Bagaimana Anda akan mendesain ulang logo
restoran ini agar tetap modern namun menghargai nilai dan adat
istiadat yang terkandung dalam motif tradisional?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Bagaimana restoran "Rasa Nenek Moyang"
dapat menjadi daya tarik pariwisata budaya dan kuliner yang kuat?
- Strategi apa yang dapat Anda usulkan untuk
meningkatkan interaksi positif antara wisatawan (terutama asing)
dengan budaya lokal yang direpresentasikan di restoran, sekaligus
memperkenalkan norma dan adat istiadat yang relevan?
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Kampanye Etika Komunikasi Digital (Media Sosial)"
- Tujuan:
Merancang sebuah kampanye komunikasi visual untuk mengedukasi siswa SMK
tentang etika berkomunikasi yang efektif dan menghargai nilai/norma
di media sosial, terutama dalam konteks interaksi antar teman atau dengan
klien/pelanggan.
- Peran
Jurusan:
- DKV: Mendesain logo
kampanye, membuat 3 (tiga) desain poster/infografis digital untuk media
sosial yang menarik dan informatif (misalnya, tentang pentingnya netiket,
menghindari hoax, atau berkomunikasi secara positif).
- Pariwisata/Kuliner:
Mengidentifikasi skenario komunikasi digital yang sering terjadi dan
sering bermasalah di lingkungan mereka (misalnya, ulasan negatif
pelanggan di platform online, komplain di grup WhatsApp, atau
promosi yang tidak etis). Memberikan contoh kasus dan cara penanganan
yang sesuai norma/etika.
- Output:
Presentasi konsep kampanye (termasuk visual DKV dan skenario/solusi dari
Pariwisata/Kuliner), serta mock-up materi kampanye.
Proyek 2: "Video Edukasi: 'Sopan Santun dalam Profesi Kami'"
- Tujuan:
Membuat video edukasi singkat (maksimal 3 menit) yang menunjukkan
pentingnya nilai, norma, dan adat istiadat serta komunikasi
efektif dalam profesi yang relevan dengan jurusan Anda.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Menulis naskah
skenario yang menunjukkan interaksi antara pemandu wisata/staf hotel dengan
wisatawan (lokal/asing) yang melibatkan nilai keramahan, sopan santun,
atau cara menghadapi perbedaan adat istiadat. Peragakan contoh komunikasi
efektif dalam menangani situasi tertentu.
- Kuliner: Menulis naskah
skenario yang menunjukkan interaksi antara koki/pelayan dengan pelanggan
atau antar sesama staf di dapur. Fokus pada norma kebersihan, etika
pelayanan, atau cara komunikasi yang tepat saat ada pesanan
khusus/komplain.
- DKV: Bertanggung
jawab atas storyboard, pengambilan gambar, editing video,
penambahan visual effect, sound effect, dan teks
informasi/grafis yang memperjelas pesan tentang nilai/norma/komunikasi
efektif.
- Output: Video
edukasi pendek yang diunggah ke platform video (YouTube/TikTok/Instagram
Reels) dengan narasi yang jelas dan relevan.
BAB 2
Institusi Sosial, Dinamika, dan Perubahan Global
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Setelah kita memahami dasar-dasar interaksi dan komunikasi sosial, kini
kita akan melihat gambaran yang lebih besar: bagaimana masyarakat kita diatur
melalui institusi sosial, bagaimana masyarakat itu terus berubah dan
berkembang, dan bagaimana globalisasi menghubungkan kita semua.
Memahami hal ini sangat penting. Di jurusan DKV, kalian akan mendesain
untuk berbagai audiens dari latar belakang yang berbeda. Di Pariwisata, kalian
akan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai budaya dan sistem sosial. Dan
di Kuliner, kalian akan menghadapi dinamika pasar ekonomi global dan selera
yang terus berubah. Mari kita pahami bersama struktur dan gerak masyarakat
kita!
2.1 Institusi Sosial: Keluarga, Pendidikan, Ekonomi,
Agama, dan Politik
Dalam masyarakat, setiap individu dan kelompok tidak bertindak sendirian.
Ada institusi sosial yang mengatur dan mengarahkan perilaku mereka.
Institusi sosial adalah sistem norma, nilai, dan pola perilaku yang mapan dan
terorganisir, dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Mari kita kenali institusi sosial yang paling utama:
- Institusi
Keluarga:
- Fungsi: Sebagai unit
sosial terkecil, keluarga berfungsi untuk reproduksi, sosialisasi primer
(pengenalan nilai dan norma dasar), perlindungan, dan dukungan emosional.
- Relevansi: Memengaruhi pola
konsumsi (DKV & Kuliner), preferensi liburan (Pariwisata), dan cara
pandang terhadap peran gender dalam pekerjaan.
- Institusi
Pendidikan:
- Fungsi: Bertanggung
jawab atas transmisi pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan norma dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Mempersiapkan individu untuk peran
sosial dan pekerjaan.
- Relevansi: Membentuk SDM
siap kerja di DKV, Pariwisata, Kuliner. Kurikulum sekolah kejuruan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri.
- Institusi
Ekonomi:
- Fungsi: Mengatur
produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta jasa. Mencakup pasar,
bank, perusahaan, dan mekanisme perdagangan.
- Relevansi: Memengaruhi daya
beli masyarakat (target pasar DKV), harga paket tur (Pariwisata),
ketersediaan dan harga bahan baku (Kuliner). Kalian akan terlibat
langsung dalam sistem ekonomi ini sebagai profesional.
- Institusi
Agama:
- Fungsi: Memberikan
panduan moral, makna hidup, ritual keagamaan, dan memfasilitasi hubungan
spiritual. Membentuk nilai-nilai etika dan perilaku sosial.
- Relevansi: Memengaruhi
desain untuk acara keagamaan (DKV), etika dan norma berpakaian di tempat
ibadah/suci (Pariwisata), serta pilihan makanan halal/haram (Kuliner).
- Institusi
Politik:
- Fungsi: Mengatur
kekuasaan, pengambilan keputusan, penegakan hukum, dan menjaga ketertiban
serta keamanan masyarakat. Ini mencakup pemerintah, partai politik, dan
lembaga peradilan.
- Relevansi: Kebijakan
pemerintah tentang pariwisata (Pariwisata), regulasi perizinan usaha
(Kuliner), undang-undang hak cipta (DKV), atau kebijakan lingkungan yang
memengaruhi ketiga jurusan.
Memahami institusi-institusi ini membantu kita melihat bagaimana masyarakat
beroperasi dan bagaimana peran kalian akan berinteraksi dengan sistem yang
lebih besar.
2.2 Dinamika Sosial: Perubahan, Konflik, dan Integrasi
Masyarakat bukanlah entitas yang statis; ia terus-menerus bergerak dan
beradaptasi. Inilah yang disebut dinamika sosial, yang mencakup proses perubahan,
konflik, dan integrasi.
- Perubahan
Sosial:
- Mengacu pada modifikasi dalam pola perilaku,
nilai, norma, dan struktur sosial seiring waktu. Perubahan bisa terjadi
perlahan atau cepat, direncanakan atau tidak terduga.
- Faktor Pendorong Perubahan:
Inovasi teknologi (internet, AI), perubahan demografi (pertumbuhan
penduduk, urbanisasi), globalisasi, lingkungan alam (bencana), atau
ideologi baru.
- Contoh: Pergeseran dari
media cetak ke digital (DKV); munculnya tren solo traveling
(Pariwisata); meningkatnya popularitas makanan vegan/plant-based
(Kuliner).
- Konflik
Sosial:
- Terjadi ketika dua atau lebih pihak memiliki
tujuan, nilai, atau kepentingan yang bertentangan dan berusaha menguasai
atau mengalahkan pihak lain. Konflik bisa bersifat destruktif tetapi juga
bisa menjadi katalisator perubahan positif.
- Penyebab: Perbedaan
kepentingan, kesenjangan ekonomi, perbedaan budaya, perebutan sumber
daya, atau perubahan sosial yang cepat.
- Contoh: Konflik antara
masyarakat lokal dan investor pariwisata atas lahan (Pariwisata);
sengketa merek dagang antar restoran (Kuliner); perselisihan hak cipta
dalam industri kreatif (DKV).
- Integrasi
Sosial:
- Proses penyesuaian berbagai unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan yang berfungsi. Integrasi
menciptakan kohesi dan stabilitas sosial.
- Cara Mencapai Integrasi:
Toleransi, akomodasi, asimilasi, kerja sama, dan penerapan norma yang
jelas.
- Contoh: Masyarakat
multi-etnis yang hidup berdampingan secara damai; tim kerja yang beragam
latar belakang berhasil mencapai tujuan bersama; wisatawan beradaptasi
dengan budaya lokal.
Relevansi bagi Kalian:
- Adaptasi: Kalian
harus mampu beradaptasi dengan perubahan tren, teknologi, dan preferensi
konsumen di industri masing-masing.
- Resolusi
Konflik: Mempelajari cara mengelola keluhan pelanggan, perselisihan tim, atau
negosiasi dengan supplier.
- Kolaborasi:
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama, baik
dalam tim maupun dengan masyarakat.
Memahami dinamika ini akan membekali kalian untuk menjadi agen perubahan
yang positif, mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam membangun masyarakat
yang lebih harmonis.
2.3 Globalisasi dan Interkoneksi Sosial-Budaya
Di abad ke-21, globalisasi adalah kekuatan pendorong utama yang
membentuk masyarakat kita. Globalisasi adalah proses saling
ketergantungan yang semakin meningkat antara negara-negara di dunia dalam aspek
ekonomi, sosial, budaya, dan politik, yang didorong oleh kemajuan teknologi
komunikasi dan transportasi.
Karakteristik Utama Globalisasi:
- Pergerakan
Bebas: Barang, modal, informasi, dan manusia (migrasi, turis) dapat bergerak
melintasi batas negara dengan lebih mudah.
- Ketergantungan
Ekonomi: Ekonomi suatu negara dapat sangat dipengaruhi oleh peristiwa ekonomi
di negara lain (misalnya, krisis keuangan global, fluktuasi harga
komoditas).
- Homogenisasi
dan Hibridisasi Budaya:
- Homogenisasi: Kecenderungan
budaya global (misalnya, fast food, fashion Barat) menyebar
dan mengurangi keunikan budaya lokal.
- Hibridisasi: Pencampuran
elemen budaya global dengan budaya lokal, menghasilkan bentuk-bentuk
budaya baru yang unik (misalnya, musik fusion, kuliner fusion,
urban art yang menggabungkan motif lokal).
- Masalah
Bersama: Isu-isu seperti perubahan iklim, pandemi, atau krisis ekonomi menjadi
masalah global yang membutuhkan solusi bersama.
Interkoneksi Sosial-Budaya: Globalisasi menciptakan interkoneksi sosial-budaya
yang mendalam, di mana interaksi antar individu dan kelompok dari berbagai
latar belakang budaya menjadi semakin umum.
- Penyebaran
Budaya Populer: Musik, film, fashion, dan tren kuliner global dapat dengan
cepat memengaruhi selera lokal.
- Peran
Media Digital: Media sosial, streaming platform, dan internet menjadi saluran
utama penyebaran ide, nilai, dan gaya hidup antarbudaya.
- Peningkatan
Kesadaran Budaya: Masyarakat menjadi lebih sadar akan
keberagaman budaya dunia, tetapi juga menghadapi risiko stereotip atau
hilangnya identitas lokal.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi:
- Positif:
- Peningkatan akses informasi dan teknologi.
- Peluang ekonomi baru (ekspor, investasi asing).
- Pertukaran budaya yang memperkaya.
- Peningkatan kesadaran terhadap isu global.
- Negatif:
- Ancaman terhadap budaya lokal (homogenisasi).
- Kesenjangan ekonomi antar negara atau antar
kelompok dalam satu negara.
- Penyebaran ideologi atau informasi yang salah (hoax).
- Penyebaran penyakit lintas batas.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Mendesain untuk pasar global, memahami tren visual lintas budaya, atau
justru mempromosikan identitas visual lokal di kancah global.
- Pariwisata:
Menghadapi wisatawan dari berbagai negara dengan budaya berbeda.
Mempromosikan pariwisata berkelanjutan untuk menjaga budaya lokal dari
dampak negatif globalisasi.
- Kuliner:
Mengadaptasi menu sesuai selera global, namun tetap mempertahankan
kekayaan kuliner lokal. Memahami rantai pasok global untuk bahan makanan.
Memahami globalisasi dan interkoneksi sosial-budaya akan membuat kalian
menjadi profesional yang berpikiran luas, adaptif, dan mampu berkarya di dunia
yang semakin tanpa batas.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Sebutkan
3 (tiga) institusi sosial utama selain keluarga dan jelaskan secara
singkat masing-masing 1 (satu) fungsinya!
- Berikan
1 (satu) contoh perubahan sosial yang relevan dengan industri DKV
atau Pariwisata dalam 5 tahun terakhir!
- Jelaskan
apa yang dimaksud dengan integrasi sosial dan mengapa hal itu
penting dalam masyarakat.
- Apa itu
globalisasi? Sebutkan 2 (dua) karakteristik utama globalisasi!
- Sebagai
siswa Kuliner, bagaimana interkoneksi sosial-budaya akibat
globalisasi dapat memengaruhi tren makanan atau pemilihan bahan baku di
restoran?
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Perkembangan Warung Kopi Kekinian di Surabaya
Dalam 5 tahun terakhir, Surabaya telah menyaksikan ledakan jumlah warung
kopi kekinian. Warung-warung ini tidak hanya menjual kopi, tetapi juga
menawarkan pengalaman "nongkrong" yang nyaman dengan desain interior
menarik dan koneksi internet yang cepat. Banyak dari warung kopi ini
menggabungkan tren global (misalnya, latte art, cold brew) dengan
sentuhan lokal (misalnya, biji kopi dari Jawa Timur, makanan ringan
tradisional). Namun, persaingan sangat ketat, dan beberapa warung kopi
tradisional merasa terancam.
Pertanyaan:
- Jika
Anda adalah siswa Kuliner:
- Analisis bagaimana perkembangan warung kopi
kekinian ini menunjukkan perubahan sosial dalam masyarakat
Surabaya, terutama terkait gaya hidup dan preferensi kuliner.
- Strategi apa yang dapat dilakukan warung kopi
tradisional untuk melakukan integrasi dengan tren kekinian tanpa
kehilangan identitas aslinya?
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Bagaimana desain interior dan branding
warung kopi kekinian ini mencerminkan fenomena globalisasi
(homogenisasi atau hibridisasi budaya)? Berikan contoh visualnya.
- Jika Anda diminta mendesain branding
untuk sebuah warung kopi tradisional agar tetap relevan, bagaimana Anda
akan menggabungkan elemen lokal dan modern agar menarik segmen pasar yang
lebih luas?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Bagaimana warung kopi kekinian ini dapat menjadi
daya tarik pariwisata di Surabaya? Jenis wisatawan seperti apa
yang akan tertarik?
- Jelaskan bagaimana institusi ekonomi
(misalnya, investasi, persaingan bisnis) dan institusi pendidikan
(misalnya, pelatihan barista) berperan dalam dinamika perkembangan warung
kopi ini.
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Kampanye Adaptasi Budaya di Era Global"
- Tujuan:
Merancang kampanye komunikasi visual yang mendorong pemuda (siswa SMK)
untuk menghargai dan melestarikan budaya lokal di tengah arus globalisasi,
atau menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat beradaptasi dan berkolaborasi
dengan budaya global (hibridisasi).
- Peran
Jurusan:
- DKV: Mendesain logo
kampanye, membuat 2 (dua) poster digital yang menarik (untuk media
sosial), dan storyboard untuk 1 (satu) video pendek (maksimal 1
menit) yang memvisualisasikan pentingnya pelestarian budaya atau
hibridisasi yang positif.
- Pariwisata: Mengidentifikasi
2-3 contoh objek wisata atau tradisi lokal di Indonesia yang terancam
homogenisasi global, dan mengusulkan cara agar wisatawan dapat
berkontribusi dalam pelestariannya.
- Kuliner: Mengidentifikasi
2-3 makanan tradisional Indonesia yang berpotensi menjadi "kuliner fusion
global" dan memberikan ide bagaimana mengadaptasinya tanpa
kehilangan esensi lokal.
- Output:
Presentasi konsep kampanye (termasuk visual DKV), hasil riset singkat, dan
ide-ide dari Pariwisata/Kuliner.
Proyek 2: "Analisis Dampak Globalisasi pada Profesi Anda"
- Tujuan:
Menganalisis bagaimana globalisasi telah dan akan memengaruhi
profesi di jurusan Anda, serta mengidentifikasi peluang dan tantangan yang
muncul.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Teliti bagaimana
online travel agents (OTA), low-cost carriers, atau tren digital
nomad memengaruhi industri pariwisata lokal. Diskusikan peluang
(misalnya, pasar yang lebih luas) dan tantangan (persaingan ketat,
homogenisasi destinasi).
- Kuliner: Teliti bagaimana
tren kuliner global (misalnya, makanan fusion, street food
internasional, makanan cepat saji global) memengaruhi selera dan bisnis
kuliner di Indonesia. Diskusikan peluang (misalnya, inovasi menu) dan
tantangan (persaingan, ketergantungan bahan baku impor).
- DKV: Teliti bagaimana
platform desain global (freelance platforms, media sosial), AI-generated
design, atau tren desain internasional memengaruhi profesi desainer.
Diskusikan peluang (misalnya, pasar klien global) dan tantangan (persaingan
global, kebutuhan adaptasi gaya).
- Output: Sebuah
laporan tertulis singkat (maksimal 3 halaman) atau presentasi digital
(maksimal 7 slide) yang berisi analisis, peluang, dan tantangan
globalisasi pada jurusan masing-masing. Sertakan contoh konkret dan visual
pendukung.
BAB 3
Solusi Kreatif untuk Tantangan Interaksi dan Sosial
Halo, para siswa SMK DKV, Pariwisata, dan Kuliner!
Kita telah mempelajari fondasi interaksi sosial, dinamika masyarakat, dan
dampak globalisasi. Kini, saatnya kita beranjak dari pemahaman menuju aksi.
Bab terakhir ini akan membekali kalian dengan pemikiran dan pendekatan untuk
menghadirkan solusi kreatif terhadap berbagai tantangan interaksi dan
sosial yang ada di sekitar kita.
Kita akan melihat bagaimana Desain Komunikasi Visual (DKV) dapat
menjadi alat yang ampuh untuk perubahan sosial, bagaimana pariwisata
dapat memberdayakan komunitas dan mempromosikan pertukaran budaya yang positif,
serta bagaimana inovasi digital bisa memperkaya interaksi dan pengalaman
pariwisata. Kalian adalah generasi yang akan menciptakan solusi!
3.1 Desain Komunikasi Visual untuk Kampanye Sosial
Desain Komunikasi Visual (DKV) bukan hanya tentang estetika atau pemasaran produk
komersial. DKV memiliki kekuatan besar sebagai alat untuk kampanye sosial,
yaitu upaya terorganisir untuk memengaruhi sikap, perilaku, atau kebijakan
publik demi kebaikan masyarakat.
Mengapa DKV Penting dalam Kampanye Sosial?
- Menarik
Perhatian: Visual yang kuat dan menarik dapat dengan cepat menarik perhatian
audiens di tengah banjir informasi.
- Menyampaikan
Pesan Kompleks Secara Sederhana: Isu sosial yang
rumit (misalnya, perubahan iklim, kesenjangan sosial) dapat
divisualisasikan menjadi pesan yang mudah dipahami.
- Membangkitkan
Emosi: Gambar atau ilustrasi dapat menyentuh emosi audiens, memicu empati,
dan mendorong tindakan.
- Mendorong
Perubahan Perilaku: Desain yang persuasif dapat
menginspirasi orang untuk mengadopsi perilaku positif (misalnya, memilah
sampah, donor darah).
- Membangun
Identitas Kampanye: Visual yang konsisten (logo, warna,
gaya) membantu publik mengenali dan mengingat kampanye.
Contoh Penerapan DKV dalam Kampanye Sosial:
- Poster
dan Infografis: Mendesain poster yang mengedukasi tentang bahaya narkoba, atau
infografis tentang pentingnya vaksinasi.
- Video
Animasi: Membuat video animasi pendek yang menjelaskan isu sosial seperti bullying
atau pentingnya pendidikan inklusif.
- Desain
Media Sosial: Merancang konten visual yang menarik dan shareable untuk
kampanye di Instagram, TikTok, atau Facebook (misalnya, edukasi tentang
keamanan berkendara).
- Mural
dan Seni Jalanan: Menciptakan mural yang mengangkat isu
lingkungan atau keberagaman di ruang publik, menarik perhatian masyarakat
luas.
- Branding
Organisasi Nirlaba: Mendesain logo dan identitas visual
untuk yayasan sosial atau komunitas lingkungan agar terlihat kredibel dan
profesional.
Langkah Kunci dalam Mendesain Kampanye Sosial:
- Identifikasi
Masalah & Tujuan: Apa masalah yang ingin diatasi? Apa
perubahan yang diharapkan?
- Kenali
Target Audiens: Siapa yang ingin dijangkau? Apa karakteristik, nilai, dan kebiasaan
mereka?
- Tentukan
Pesan Utama: Apa satu atau dua pesan kunci yang ingin disampaikan?
- Pilih
Media & Gaya Visual: Media apa yang
paling efektif? Gaya visual apa yang cocok untuk audiens dan pesan?
- Uji
Coba & Evaluasi: Apakah pesan dapat dipahami? Apakah
memicu tindakan?
Relevansi bagi Kalian:
- DKV: Ini
adalah inti dari peran kalian. Kalian akan belajar bagaimana mendesain
dengan tujuan sosial, bukan hanya komersial.
- Pariwisata:
Mendesain kampanye untuk pariwisata berkelanjutan, etika wisatawan, atau
konservasi lingkungan di destinasi.
- Kuliner:
Mendesain kampanye tentang food waste, gizi seimbang, atau
mendukung produk petani lokal.
Dengan keahlian DKV, kalian memiliki kekuatan untuk menjadi suara bagi
perubahan positif dalam masyarakat.
3.2 Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas dan
Pertukaran Budaya
Pariwisata memiliki potensi besar untuk pembangunan ekonomi dan pertukaran
budaya, tetapi juga bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Pengembangan
Pariwisata Berbasis Komunitas (Community-Based Tourism/CBT) adalah sebuah
solusi kreatif yang mengutamakan partisipasi aktif masyarakat lokal, memastikan
manfaat pariwisata dirasakan langsung oleh mereka, dan mempromosikan pertukaran
budaya yang otentik.
Prinsip-prinsip CBT:
- Partisipasi
Masyarakat Lokal: Masyarakat adalah pemilik dan
pengelola utama kegiatan pariwisata. Mereka memiliki suara dalam
pengambilan keputusan dan mendapatkan manfaat langsung.
- Keberlanjutan
Lingkungan: Pariwisata dilakukan dengan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan alam dan mempromosikan konservasi.
- Pelestarian
Budaya: Menghargai, melindungi, dan mempromosikan budaya, tradisi, dan
warisan lokal. Interaksi budaya yang positif antara wisatawan dan
masyarakat.
- Manfaat
Ekonomi Adil: Pendapatan pariwisata didistribusikan secara adil kepada masyarakat
lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan.
- Edukasi
dan Kesadaran: Memberikan edukasi kepada wisatawan tentang budaya dan lingkungan
lokal, serta meningkatkan kesadaran masyarakat lokal tentang potensi
pariwisata mereka.
Bentuk-bentuk Pertukaran Budaya dalam Pariwisata:
- Homestay/Menginap
di Rumah Warga: Wisatawan tinggal bersama keluarga lokal, merasakan kehidupan
sehari-hari dan tradisi mereka.
- Workshop
Lokal: Wisatawan belajar membuat kerajinan tradisional, memasak makanan
lokal, atau belajar musik/tari dari pengrajin/masyarakat setempat.
- Festival
Budaya: Wisatawan dapat menyaksikan dan berpartisipasi dalam perayaan atau
ritual adat.
- Kunjungan
ke Sentra Produksi Lokal: Mengunjungi
petani, nelayan, atau pengrajin lokal untuk memahami cara hidup dan
produksi mereka.
- Kuliner
Lokal: Mencicipi hidangan tradisional yang disiapkan oleh masyarakat
setempat, seringkali dengan cerita di baliknya.
Dampak Positif CBT dan Pertukaran Budaya:
- Meningkatkan
Kesejahteraan Lokal: Membuka peluang usaha dan pekerjaan
bagi masyarakat.
- Melestarikan
Budaya dan Lingkungan: Masyarakat memiliki insentif untuk
menjaga budaya dan alamnya.
- Mengurangi
Konflik Sosial: Mencegah konflik akibat ketidakadilan dalam pembagian manfaat
pariwisata.
- Meningkatkan
Pemahaman Antarbudaya: Wisatawan mendapatkan pengalaman
otentik dan memahami budaya lain, mengurangi stereotip.
Relevansi bagi Kalian:
- Pariwisata: Ini
adalah model pariwisata masa depan. Kalian akan belajar merencanakan,
mengelola, dan memasarkan destinasi berbasis komunitas.
- DKV:
Mendesain branding dan materi promosi untuk desa wisata atau produk
kerajinan lokal. Membuat storytelling visual tentang budaya
setempat.
- Kuliner:
Mengembangkan paket wisata kuliner di desa-desa dengan makanan khas lokal.
Mempromosikan resep tradisional atau bahan pangan lokal sebagai bagian
dari pengalaman turis.
Pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab akan menciptakan dampak
positif yang berkelanjutan bagi semua pihak.
3.3 Inovasi Digital dalam Interaksi Sosial dan
Pengalaman Pariwisata
Di era digital, teknologi tidak hanya mempermudah hidup, tetapi juga
membuka peluang baru untuk interaksi sosial dan pengalaman pariwisata
yang lebih kaya. Inovasi digital menjadi kunci untuk mengatasi batasan
geografis dan menciptakan konektivitas yang mendalam.
Inovasi Digital untuk Interaksi Sosial:
- Platform
Media Sosial: Tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga menjadi alat untuk membangun
komunitas, melakukan kampanye sosial, dan memfasilitasi diskusi tentang
isu-isu penting.
- Aplikasi
Komunikasi: Memungkinkan individu untuk terhubung secara instan di seluruh dunia,
mengatasi batasan bahasa melalui fitur terjemahan.
- Crowdsourcing
dan Crowdfunding: Memanfaatkan kekuatan kolektif
internet untuk mengumpulkan ide atau dana bagi proyek sosial atau
inisiatif komunitas.
- Gaming
dan Virtual Worlds: Menciptakan lingkungan digital di
mana individu dapat berinteraksi, berkolaborasi, dan membangun hubungan.
Inovasi Digital untuk Pengalaman Pariwisata:
- Virtual
Tours dan Augmented Reality (AR) di Destinasi:
- Virtual Tours: Memungkinkan
calon wisatawan menjelajahi destinasi dari rumah sebelum berkunjung, atau
menjadi alternatif bagi mereka yang tidak bisa bepergian.
- AR di Lokasi: Aplikasi AR yang
menampilkan informasi sejarah, nama-nama flora/fauna, atau rute navigasi
saat wisatawan mengarahkan ponselnya ke objek di dunia nyata. Ini
memperkaya pengalaman fisik.
- Platform
Online Travel Agent (OTA) dan Review:
Memudahkan wisatawan merencanakan perjalanan, memesan akomodasi/tiket, dan
membaca ulasan dari sesama traveler. Ulasan ini menjadi bentuk interaksi
sosial yang memengaruhi keputusan.
- Personalized
Recommendations (Rekomendasi Terpersonalisasi):
Aplikasi atau situs web yang menggunakan AI untuk menyarankan destinasi,
aktivitas, atau makanan berdasarkan preferensi individu.
- Pembayaran
Digital dan Contactless: Mempermudah
transaksi di destinasi wisata dan restoran, meningkatkan efisiensi dan
keamanan.
- Pariwisata
Imersif (VR/Metaverse): Konsep masa depan
di mana wisatawan dapat merasakan pengalaman hampir seperti nyata di
destinasi virtual, berinteraksi dengan avatar lain, atau bahkan mencoba
makanan virtual.
Relevansi bagi Kalian:
- DKV:
Mendesain interface yang intuitif untuk aplikasi pariwisata,
membuat konten visual untuk virtual tour atau AR, atau merancang
pengalaman interaktif di metaverse.
- Pariwisata:
Memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, manajemen reservasi, dan customer
service. Mengembangkan produk pariwisata digital baru.
- Kuliner:
Menggunakan platform online delivery, food vlogging di media
sosial, atau menawarkan online cooking class. Memanfaatkan data
digital untuk memahami tren selera.
Dengan menguasai inovasi digital, kalian akan menjadi profesional yang
relevan, mampu menciptakan pengalaman tak terlupakan, dan terus terhubung dengan
dunia yang selalu berubah.
Soal Sumatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
- Sebutkan
3 (tiga) alasan mengapa Desain Komunikasi Visual (DKV) penting
dalam sebuah kampanye sosial!
- Berikan
2 (dua) contoh bagaimana DKV dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
tentang kebersihan lingkungan kepada masyarakat.
- Apa
yang dimaksud dengan Pariwisata Berbasis Komunitas (CBT)? Sebutkan
2 (dua) prinsip utama CBT!
- Bagaimana
konsep Homestay dapat mendukung pertukaran budaya antara
wisatawan dan masyarakat lokal?
- Jelaskan
perbedaan antara Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)
dalam konteks pengalaman pariwisata! Berikan 1 (satu) contoh penerapan
masing-masing.
Studi Kasus
Bacalah studi kasus berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya berdasarkan
perspektif jurusan Anda (DKV, Pariwisata, atau Kuliner)!
Studi Kasus: Revitalisasi Kampung Warna-Warni Jodipan, Malang
Kampung Warna-Warni Jodipan di Malang adalah contoh sukses revitalisasi
permukiman kumuh menjadi destinasi wisata populer. Berawal dari inisiatif
mahasiswa, kini kampung ini menarik ribuan pengunjung. Masyarakat lokal aktif
terlibat sebagai pengelola, penjual suvenir, dan penyedia jasa. Namun,
tantangannya adalah bagaimana menjaga minat pengunjung, memastikan
keberlanjutan ekonomi bagi warga, dan mempromosikan nilai-nilai budaya serta
kebersamaan yang ada di kampung tersebut secara lebih efektif di era digital.
Pertanyaan:
- Jika
Anda adalah siswa DKV:
- Bagaimana Anda akan merancang kampanye sosial
untuk Kampung Warna-Warni Jodipan agar lebih dari sekadar "tempat
foto Instagramable", melainkan juga mengedukasi pengunjung tentang
kisah di balik revitalisasi dan pentingnya peran masyarakat lokal?
- Media visual apa yang akan Anda prioritaskan
(misalnya, infografis di lokasi, video short di TikTok, atau storytelling
visual di media sosial) dan mengapa?
- Jika
Anda adalah siswa Pariwisata:
- Analisis bagaimana Kampung Warna-Warni Jodipan
ini menerapkan prinsip Pariwisata Berbasis Komunitas (CBT).
- Inovasi digital apa yang dapat Anda
usulkan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan di Kampung Warna-Warni,
misalnya dengan memanfaatkan Augmented Reality (AR) untuk
menampilkan sejarah atau cerita di balik mural-muralnya?
- Jika
Anda adalah siswa Kuliner:
- Ide kuliner lokal khas Malang atau
Jodipan apa yang dapat dikembangkan dan dipromosikan di Kampung
Warna-Warni untuk menarik wisatawan dan memberdayakan warga?
- Bagaimana inovasi digital (misalnya, online
delivery untuk produk kuliner warga, atau promosi melalui food
vlogger) dapat membantu meningkatkan aksesibilitas dan penjualan
produk kuliner di kampung tersebut?
Tugas Proyek
Pilih salah satu proyek kolaboratif di bawah ini sesuai dengan minat dan
jurusan Anda. Tugas ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok.
Proyek 1: "Desain Kampanye Sosial 'Indonesia Tanpa Sampah Plastik
Sekali Pakai'"
- Tujuan:
Merancang sebuah kampanye komunikasi visual untuk mendorong pengurangan
penggunaan sampah plastik sekali pakai di Indonesia.
- Peran
Jurusan:
- DKV: Mendesain konsep
kampanye (logo, tagline), membuat 2 (dua) desain poster digital
yang persuasif, dan 1 (satu) desain filter Instagram/TikTok AR
yang edukatif terkait isu plastik.
- Pariwisata: Mengidentifikasi
bagaimana sampah plastik memengaruhi destinasi wisata dan apa saja upaya
yang bisa dilakukan wisatawan/pengelola. Usulkan 2-3 ide eco-tourism
yang mengurangi plastik sekali pakai.
- Kuliner: Mengidentifikasi
bagaimana industri kuliner berkontribusi pada masalah plastik dan apa
saja alternatif kemasan/penyajian yang dapat diterapkan. Usulkan 2-3
resep/konsep kuliner yang zero-waste atau minim plastik.
- Output:
Presentasi konsep kampanye (termasuk visual DKV), hasil riset singkat dari
Pariwisata/Kuliner, dan usulan solusi konkret.
Proyek 2: "Rancangan Pengalaman Wisata Virtual Interaktif Berbasis
Komunitas"
- Tujuan:
Merancang sebuah konsep pengalaman wisata virtual (menggunakan skenario VR
atau interaktif web-based) untuk sebuah desa wisata berbasis
komunitas di Indonesia, dengan tujuan mempromosikan budaya dan ekonomi
lokal.
- Peran
Jurusan:
- Pariwisata: Memilih satu
desa wisata berbasis komunitas (misalnya, Desa Penglipuran di Bali, Desa
Wisata Nglanggeran di Yogyakarta). Identifikasi 3-5 pengalaman/aktivitas
unik yang bisa ditawarkan secara virtual (misalnya, workshop kerajinan,
demo masak tradisional, tur virtual ke situs adat).
- Kuliner: Mengidentifikasi
2-3 hidangan atau produk kuliner khas desa tersebut. Rancang bagaimana
kuliner ini bisa diintegrasikan ke dalam pengalaman virtual (misalnya,
video resep, tur virtual ke dapur warga, atau informasi tentang bahan
baku lokal).
- DKV: Mendesain storyboard
visual untuk pengalaman virtual tersebut. Buat mock-up tampilan
antarmuka (UI) virtual, desain aset 3D sederhana (jika memungkinkan),
atau ilustrasi/foto yang akan digunakan untuk menggambarkan desa dan
aktivitasnya. Fokus pada bagaimana visual dapat menceritakan narasi
budaya dan sosial.
- Output:
Presentasi konsep pengalaman wisata virtual (termasuk storyboard
DKV, detail pengalaman Pariwisata, dan integrasi Kuliner), serta value
proposition dari pengalaman virtual ini.
0 Response to "INTERAKSI, DAN DINAMIKA SOSIAL "
Posting Komentar