Dia tidak berubah atau belum berubah?.



                “aku ke toilet dulu” ucap Fandi sesampainya aku dan Fandi disebuah kedai bakso langganan kita. “sha, titip hape juga” lanjutnya dan memberikan hape kesayangannya kepadaku “Sha....?” ucapnya lagi
                “apa?” tanyaku
                “nggak pa-pa cuman iseng” jawabnya dengan menyeringai jail 
                “dasar! Udah sana, katanya mau ke toilet”
                “emang aku tadi mau ke toilet?”
                “fandi....”
                “iya deh, aku ke tolet” katanya dan mulai berjalan kearah toilet “sha?” ucapnya lagi
                “apa lagi?”
                “cuman pengen ngeliat muka lucumu kalo lagi kesel”
                “apaan sih? Udah sana!”
                “iya.. iya... sekarang aku toilet nih” ujarnya yang kini ia benar-benar menuju ke toilet.  
                Jujur saja aku mulai kehilangan seringai dan kejailan itu. Dia tidak berubah  atau belum berubah?. sempat lost kontak dengannya hati aku mulai ragu, bukan ragu dengan perasaan aku karena semakin hari semakin aku merasa suka  dan tergantung sama dia. Aku ragu dengan perasaannya, aku ragu apakah dia masih bisa bertahan dengan jarak kita yang jauh ditambah lagi kejadian kemarin yang masih sampai sekarang mengganggu fikiran aku.
                Sungguh bukan maksud aku meremehkan dan menganggap dia sudah berdusta. Tapi aku manusia biasa yang sewaktu-waktu yakin dengan semua ucapan orang yang aku suka , dan sewaktu-waktu keyakinanku itu mulai luntur karena kurangnya komunikasi dan orang ketiga.  
                Aaaaarrrggghhhtttt..... Aaaaarrrrggghhhttt.... Aaaarrrggghhhttt.....
                Suara getar hape Fandi terdengar. Aku melihat layar flashnya, dan Raysha menelpon. Raysha... dia lagi. Sebenarnya dia siapa? Kenapa dia sering sekali menghubungi Fandi? Dan kenapa kemaren dia memanggil Fandi dengan panggilan ‘sayang’. Sebenarnya ada hubungan apa Fandi dengan cewek ini?.
                Aku memberanikan diri untuk yang kedua kalinya menganggkat telepon cewek ini. Dalam hatiku aku berharap tidak mendengar kata ‘sayang’ keluar dari mulut cewek ini.
                “hallo say lagi ngapain?” ucapnya sebelum aku mengeluarkan suara. ‘say’ apa-apaan ini, dia mulai lagi, aku hanya diam dan berharap cewek ini mengeluarkan suara lagi “kok diem sih? Kenapa smsku nggak dibales-bales” lanjutnya. Aku hanya diam.
                “siapa Sha?” tanya Fandi yang tiba-tiba saja ia ada didepan aku.
                Aku hanya mengangkat bahu dan mencoba tersenyum untuk menutupi wajahku yang aku yakin sudah mulai pucat. Aku menyerahkan hape Fandi kepadanya, dan dengan sigap Fandi menerimanya. Setelah melihat layar flash wajahnya berubah pucat, atau takut, atau... entahlah...
                “bentar” bisiknya dan menjauh dariku.
                “ini mbak pesanannya” suara pelayan kedai, dia membawa 2mangkok bakso, segelas jus jambu biji, dan segelas  jus tomat. Dengan cepat otakku bekerja dan aku rasa Fandi yang memesan ini semua karena aku belum sempat memesannya, aku terlalu sibuk dengan fikiranku sendiri.
                “makasih mas..” kataku setelah setelah ia menaruh semua pesanan diatas meja. Sekarang aku benar-benar tidak bernafsu memakan bakso ini, jangankan memakan, memandangnya saja sudah ingin aku banting dan aku buang.
                Aaaarrrggghhhttt.... Aaarrrggghhhttt....
                Suara getar hapeku, aku merogoh tasku dan menemukannya. Ternyata sms dari kak tyo
               
                From : kak tyo
                hai...
                lgi apa?
                Aq lgi drmah km nih, tpi npa km gak da?
                Km lgi dmna sih?
               
                “hey.. lama ya? Sorry! Mau gimana lagi kalo nggak digubris ntar malah urusannya berabeh?”
                “emang sepinting itu?”
                “pokoknya tidak sepentimg masalah ketatanegaraan”
                “basi!”
                 “oh ya, itu sms dari siapa?”
                “kak tyo”
                “oh.. Dimakan dong jangan diliatin aja”
                “siapa juga yang liatin bakso, aku dari tadi ngeliatin orang yang ada didepan” kataku mencari-cari alasan karena tidak mungkin aku bilang kepadanya kalo semua perhatianku tergangngu dengan cewek itu.
                  


https://kelasfuadi.blogspot.com/2019/09/privasi-dan-disclamer-dari-katagori-lia.html

0 Response to "Dia tidak berubah atau belum berubah?. "

Posting Komentar