untuk apa kalian sekolah?

ada yg menarik ketika buka opera, disuguhin cerita, entah cerita hoax atau beneran .... saya share aja ... karena menurut saya, ada pelajaran yg dapat ditarik ....
setelah membacanya, teringat kata sakti ...
belajar - praktekkn - amalkan - evaluasi - belajar - praktekkn - praktekkn dan amalkn dan amalkn
....

===== berikut yg sy baca =====

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah postingan yang menceritakan soal penyesalan seseorang menempuh pendidikan tinggi, menjadi viral.


Postingan ini menceritakan soal seorang sarjana peraih gelar phd atau doktor, yang kesulitan mencari kerja, hingga akhirnya hanya bisa menjadi driver pengantar Grab Food di Malaysia. 

Postingan curhat itu awalnya dipost di IIUM Confenssions, sebuah situs yang menerima keluh kesah dan curhat dari warganet.

Kemudian, postingan ini diunggah ulang oleh akun @ImanQurrotuaini via Twitter, hingga akhirnya menjadi viral.

Berikut postingan lengkapnya :

Assalamualaikum, di sini aku rasa aku sudah mengalami tingkat depresi yang dalam.

Izinkan aku membagi pengalamanku.

Btw, aku sudah mendapatkan gelar PhD di tahun 2017.

Penelitianku soal Bioproses.

Sebenarnya, sudah 2 tahun ini aku mencari kerja dari yang hanya minta level S1 sampai level doktor.

Tapi tetap saja, aku gagal mendapatkannya.


Alasan penolakan, aku dianggap terlalu 'tinggi' untuk pekerjaan yang ditawarkan.

Melihat ada ijazah Phd dan Master aku dalam CV, mereka akan bertanya : bagaimana bisa 8 tahun tak bekerja sama sekali ?

Itulah mengapa mereka menolakku.

Aku ini laki-laki, hampir 32 tahun.

Tanpa pekerjaan tetap, pendapatan tetap.

Aku makin takut dengan hari-hari yang mendatang. Aku kasihan pada ibu dan ayah aku.

Pada usia menginjak 32 ini, aku mestinya mampu bantu mereka memberi uang belanja harian supaya mereka tak perlu pusing dalam hidup.

Ada lagi 3 adik masih belum habis belajar, itu pun perlu mereka tanggung.

Aku? Hanya mampu menghidupi diri sendiri.

Maaf ibu ayah dan adik-adik abang.


Terkadang bila aku di atas motor untuk mengambil dan mengantar pesan, aku makin kerap mengelamun.

Aku selalu menyesali, berapa tahun sudah aku buang hanya untuk mengejar satu title PhD.

Aku menyesal mengingat 8 tahun master & PhD itu, kalau aku pakai untuk membangun karir dari bawah, aku rasa hidup orang tersayangku akan lebih baik.

Aku baru sadar, kawan-kawanku sebaya sudah berhasil dan mempunyai kehidupan yang stabil.

Aku tertinggal 8 tahun dari mereka.

Aku mulai merasa sinis bila membaca komen-komen “sambung belajar sebab minat belajar”, “ambil PhD sebab cinta ilmu”.

Aku pun begitu dulu, karena cinta untuk belajar, sumpah benar.

Karena itu, aku meneruskan kuliah hingga PhD.

Tapi lihatlah sekarang, ke mana minat telah membawaku ?

Jika hendak dibandingkan segala pelajaran yang telah aku ambil dengan keadaan aku sekarang : Aku ingin berkata, sungguh tak sebanding mengejar gelar hanya karena kau mencintai ilmu.


Tak sebanding!

Menurutku, pasca sarjana hanya cocok untuk orang yang sudah banyak pengalaman kerja.

Dosen dan profesor mestinya tidak menyarankan mahasiswa fresh graduate untuk jadi mahasiswa pasca mereka.

Tolong, doronglah mereka untuk kerja dan mendapatkan pengalaman dulu.

Tolong, rencanakan dengan bijak hidupmu, anak-anak muda. Hal sudah berubah sekarang.

Ilmu bukan terletak di Universitas saja. Di kilang-kilang, di jalanan pun ada banyak lagi ilmu.

Ingatlah, usahamu di lapangan kerja, orang sekeliling mu mendapat manfaat.

Usahamu di pascasarjana akan tersimpan di celah kulit tebal dan rak buku dalam perpustakaan.

Entah siapa yang akan membacanya nanti.

Ya, aku pikir aku ini depresi, jadi itu mengapa aku agak pesimistis dan negatif saat ini.

Sori, tapi kata-kataku ini hanya untuk menyadarkan banyak anak-anak muda.

Jangan khawatirkan aku. Aku akan bertahan hidup dan tetap berjuang untuk orang-orang yang kukasihi.

Postingan yang diunggah pada 17 Oktober 2019 tersebut akhirnya viral setelah dibagikan ulang oleh akun @ImanQurrotuaini, pada 20 Oktober 2019.

Di Twitter, postingan itu mendapat 8,400 retweet dan 5,700 tanda like.

Di kolom komentar, rata-rata netizen mempunyai pengalaman yang hampir sama dengan pemuda tersebut.

@Intan_lavender menulis: "Inilah yang aku rasakan. Kadang-kadang menyesal dulu tak kerja selepas dapat master walaupun ada dapat tawaran kerja tapi pilih untuk sambung PhD, lepas tawaran menjadi dosen. Banyak sabar dan ikhlas dengan pengalaman hidup yang ALLAH beri,"

"Kakak saya ada master tapi sekarang sampai tak dapat kerja. Lepas itu menikah punya anak, sekarang ini jadi ibu rumah tangga saja,"

"Ibu dan ayah juga kecewa sebab dia antara harapan keluarga belajar bertahun namun tak dapat kerja,"

"Apapun takdir ALLAH itu indah dan senantiasa akan menjadi baik,"kata @ImanQurrotuaini di Twitter. (*)

0 Response to "untuk apa kalian sekolah?"

Posting Komentar