mugo eleng lan biso ngelakoninya besok menyang anak

ada tiga pengelompokan dalam cara memperlakukan anak:

Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai raja (0-7 th). Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh kecuali jika memang terpaksa. Rawatlah mereka dengan tangan kita. Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati pasti akan membekas pada mereka.

Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak sebagai tawanan (8-14 th). Ketika anak sudah menginjak tahap ini, maka orang tua harus mengubah cara mendidiknya dengan menekankan kedisiplinan pada anak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan juga kepada setiap orang tua untuk mulai mendisiplinkan shalat ataupun ibadah-ibadah lainnya dalam syari’at ketika berusia 7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia tersebut bisa menjadi pijakan bagi orang tua untuk mengajarkan kedisplinan terhadap sesuatu.
Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14 tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat. 

Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik. 
Adapun pendekatan yang tepat kepada anak adalah sebagai berikut :
1. Berbicara dari hati ke hati dengannya.
2. Memberi ruang lebih kepada anak, namun tetap dalam pengawasan.
3. Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat.
4. Membekali  anak dengan keahlian hidup.


0 Response to "mugo eleng lan biso ngelakoninya besok menyang anak"

Posting Komentar