Prolog
Udara malam yang dingin menusuk
tulang, menyapu wajah yang ayu tapi tampak berduka. Malam yang indah disertai
gemerlap cahaya bulan dan bintang serta lampu penduduk sekitar menjadi saksi
bisu betapa kedukaan sedang menyelimutinya. Gadis itu berdiri bersandarkan
cendela. Matanya membengkak dan tampak bintik hitam menghiasi. Pipinya memerah
dan juga basah. Rambutnya yang sebahu melambai tertiup angin.
Gadis itu
sedang berduka
Gadis itu
sedang sedih
Dan gadis
itu sedang merana
Jelas saja
ia merasa seperti itu, bagaimana tidak seseorang yang selalu disisinya kini
telah tiada. Seseorang yang ada dibalik ketegarannya sekarang tidak terasa
denyut nadinya. Seseorang yang selalu menghiasi harinya sekarang sudah tertutup
oleh kain putih. Seseorang yang mengajarkannya tentang kehidupan kini telah
tertutup tanah.
Kini telah
terlambat untuk mengucapkan ‘aku sayang kamu’.
Kini telah
terlambat untuk mengucapkan ‘aku cinta kamu’.
Kini telah
terlambat untuk mengucapkan ‘jangan tinggalin aku’.
Kini telah
terlambat untuk mengucapkan ‘tetaplah disini’.
Dan kini
telah terlambat untuk mengucapkan ‘jangan renggut dia karena dia sangat
berharga untukku’.
Mengapa
semua penyesalan selalu berada diakhir? Jika tuhan mau memberikan kompensasi
sedikit saja pasti gadis itu akan meminta agar
mengembalikan semuanya pada 5 tahun yang lalu. 5 tahun yang sangat
berarti dan 5 tahun yang tak pernah terlupakan.
“kenapa
cobaan ini terjadi padaku???” pekiknya
Ini terasa
pilu
Ini terasa
berat
Dan ini
terasa menyakitkan untuknya.
Untuk gadis
yang belum genap 17 tahun.
Tak terasa
air mata mengalir lagi dari mata itu, dalam khayalnya ia masih bisa melihat dan
merasakan bahwa ian masih ada didalam hatinya tapi kenapa ia menjauh dan tidak
teraba olehnya?.
“Res, udah
malem kenapa belum tidur?” ujar momy dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Dengan langkah yang tenang wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan
adalah ibu dari gadis itu mendekati putrinya. “Kamu nangis lagi, sayang?
Kenapa? Momy nggak ingin kamu seperti ini. Dia sudah pergi dan dia tidak akan
kembali. Kenapa kamu masih menangisi dia?” katanya sambil membelai rambut
putrinya yang kusut.
“Bagaimana
aku bisa tidak menangisi dia mom? Yang ninggalin aku itu Fandi, Fandi mom” tutur gadis itu dengan memberi penekanan pada ‘Fandi mom’
“momy tau
sayang tapi nggak ada gunanya kamu terlalu terlarut dalam kesedihanmu. Buka
hati kamu dan tatalah semuanya dari awal. Ingat sayang, masa depan kamu nggak
berhenti sampai disini” jawab momy masih dengan nada yang lembut dan penuh
kasih sayang “bukan hanya kamu yang kehilangan fandi tapi disana masih ada keluarganya fandi yang jauh lebih kehilangan
dibandingkan kamu.”
“mom...???”
desah reysha
“nggak baik
sayang kamu kayak gini terus plis jangan kayak gini, momy sedih ngeliat anak
momy sedih melulu” tutur momy yang seakan tidak menghiraukan ucapan reysha.
“Pokoknya kamu sekarang harus tidur. Momy nggak mau kamu sampai sakit”
lanjutnya sembari menuntut reysha ke tempat tidur putrinya itu.
Dengan
perlahan beliau membaringkan putrinya keranjang dan menyelimutinya. “good night
end have a nice dream” ucap momy.
Uggghh...
mendengar ucapan momy membuat hati gadis itu semakin lesu. Bagaimana bisa ia
tidur nyenyak dan mimpi yang indah disaat seperti ini, ia sedang bersedih
karena kehilangan ian yang sangat, sangat berarti dan dia tidak akan pernah
kembali lagi bukan kehilangan sebuah boneka yang kapan saja ia bisa beli.
“mom...”
gumam reysha
“iya
sayang?” jawab momy
“jika saja
tuhan berbaik hati sedikit saja untuk aku dan fandi pasti aku akan bahagia” ucap reysha pilu
“sayang...”
pekik momy “tuhan udah baik banget sama kita, nikmat yang berlimpah selalu kita
dapatkan jadi kamu nggak boleh ngomong kayak gitu. Ian dipanggil oleh-NYA bukan
karena tuhan nggak baik. Ingat sayang pasti ada hikmah dari sebuah kejadian”
Hikmah?
Hikmah apanya? Yang ada hanya kesedihan dan keterpurukan. Apa itu yang namanya
hikmah???.
“sudahlah
sayang, sebaiknya kamu tidur saja sekarang” ucap momy sekali lagi menyuruh
reysha untuk tidur. “good night” lanjutnya sembari mencium kening putrinya dan
meninggalkannya sendirian dikamar.
Gadis itu
bernama reysha, Elreysha midhelton. Ets... kalau kalian mengira nama reysha
meniru nama dari putri Inggris yang bernama cate midhelton, istri dari pangeran
william kalian salah besar. Midhelton adalah nama kakek reysha, beliau
berkeluarga negaraan italy yang memperistri orang indonesia yaitu nenek reysha
dari dadynya. Jadi kesimpulannya midhelton bukan nama tiruan dari princes cate.
Bayangkan saja bagaimana bisa mom dari kakek meniru nama cate yang aku yakin pada zaman itu dia masih belum
lahir, jangankan lahir oroknya paling masih belum tercipta.
Kembali
kekamar reysha. Gadis itu masih belum tidur, ia mencoba untuk memejamkan mata
tapi tidak bisa. Ia membolak-balikkan tubuhnya dengan tujuan agar dapat
terlelap tapi itu sia-sia. Ia teringat disaat ia tidak bisa tidur seperti ini
pasti ia langsung menghubungi fandi.
Tapi masalahnya ia sudah tidak ada,
bagaimana coba ia bisa menghubungi fandi?. Andai saja waktu fandi terkubur ia bekali dengan hand phone
(seperti adat orang tiongkok yang selalu membekali mayat dengan benda-benda
kesayangannya) tapi sialnya itu tidak mungkin. Dalam agamaku tidak ada adat
seperti itu yang ada hanya membekali si mayat dengan doa agar ia bisa tenang
disisinya. Dan tidak mungkin hanya gara-gara masalah telepon aku berfikir akan
beralih agama. Oh no! Aku cinta agamaku dan tidak mungkin aku beralih gara-gara
sebuah telepon. Dan kalau difikir-fikir kalaupun aku membekali ian hand phone
apa dia bisa mengangkatnya? dan apa dia bisa bersuara? Oh no! Secinta-cintanya
aku sama fandi tapi aku
bakalan ketakutan bila itu terjadi. Hiii sereeemm.....
“Coba saja
5tahun yang lalu bisa terulang” gumam reysha dan pada akhirnya ia terlelap.
BAB 1
ABOUT ME
5tahun yang lalu.
“maksud
kakak? Maaf kak aku masih kecil so nggak ada terbersit sedikitpun niat untuk
pacaran” ujar reysha dengan nada yang tetap seimbang
“Tapi rey,
aku sayang sama kamu. Apa kamu nggak pernah ngerasain itu? Kita udah kenal lama
banget sejak kamu sd aku udah suka sama kamu. Plis mau ya jadi pacar aku”
rengek haqi dihadapan reysha
“kak, plis
maafin aku. Tapi beneran aku nggak mau pacaran dulu. Kakak tahu kan usiaku baru
12tahun, aku masih nggak ngerti apa itu suka sama lawan jenis dan semacamnya.
So, plis jangan paksa aku” tutur reysha yang mencoba menjelaskan betapa tidak
inginnya ia berpacaran dengan kakak kelas yang ada dihadapannya. “sorry kak,
aku udah ditunggu sama temen-temen. Nggak enak kalau mereka nunggu kelamaan”
lanjutnya. Dan kini kakinya mulai melangkah dan menjauh dari kakak kelasnya
itu.
“Tapi
rey...” ucap haqi yang masih saja belum mau menerima keputusan reysha.
Reysha
tidak menggubris panggilan haqi, ia terus berjalan menjauh dari cowok itu. Ia
tidak habis fikir pada era globalisasi seperti ini masa ada saja pemaksaan.
Huft, jadi nelangsa sendiri.
“Jadi
gimana? Kalian jadian? Cie... traktiran ni” ujar Rima mengagetkan reysha karena
cewek itu tiba-tiba muncul.
“jadian”
ucap Reysha datar sambil melanjutkan berjalan melewati halaman sekolah
“Yes..!
berarti aku beneran dapet traktiran” kata Rima senang dengan matanya yang
berbinar-binar.
“Jadian
tapi dalam mimpinya dia” ujar Reysha jahat
“Maksudnya?
Kalian nggak jadian?” ucap Rima ragu-ragu
Reysha
mengangguk
“Yeah...
Reysha. Kok gagal lagi sih. Emang kak Haqi bukan selara kamu? Dia kan baik,
cakep, ortunya kaya lagi.” pekik Rima
“Tapi dia
sombong dan playboy” ucap Reysha dengan nada sedatar mungkin
“Masa sih?
Jangan mengada-ada deh” tanya Rima nggak percaya
“Ya udah
kalau nggak percaya” jawab Reysha cuek.
“Nggak
percaya aku!” pekik Rima nggak percaya
“terserah”
jawab Reysha sembari menggangkat bahunya.
Haqi adalah
siswa kelas dua smp Harapan, satu sekolah dengan Reysha tapi bedanya Reysha
masih kelas satu. Benar apa yang dikatakan Rima bahwa Haqi itu baik, cakep dan
ortunya kaya tapi benar juga apa yang dikatakan Reysa bahwa Haqi sombong dan
playboy. Asal kalian tau saja ya, Reysha pernah memergoki Haqi sedang memaki
teman sekelasnya hanya karena temannya yang miskin itu menatapnya coba kalian
fikir, hanya melihat dirinya saja sampai marah-marah. Kalau ia memang tidak mau
dilihat mending menghilang saja dan bukannya tuhan menciptakan mata untuk
melihat?. Bukan itu saja ia pernah melihat Haqi beberapa hari yang lalu sedang
merayu temannya padahal pada saat itu sedang mempunyai pacar dan hari ini, ia
nembak dirinya. Apa itu bukan bukti? Mau jadi apa gedenya kalau masih kecil
saja ia sudah berkelakuan seperti itu!. Tapi Reysha tidak ambil pusing, toh itu
bukan urusannya dan itu GAK PENTING!
“Rey...
tungguin dong. Nggak bisa ya jalan itu pelan-pelan aja?” ujar Rima sembari ia
mencoba mempercepat jalannya agar bisa beriringan dengan Reysha.
“Jalanku
udah pelan kamu aja yang kepelanan, kayak siput tau nggak!” kata Reysha kejam
“Enak aja.
Mentang-mentang kamu tinggi dan aku pendek gitu? Sialan!” sungut Rima
“Hahahaha
aku nggak bilang kayak gitu lo ya” ujar Reysha penuh kemenangan.
“Tu kan,
pasti deh nyebelin” pekik Rima kesal.
“Hahahahaha
iya deh maaf. Kekantin yuk?” Ajak Reysha
“Kamu
traktir?” tanya Rima was-was
“Iya” jawab
Reysha
“Serius?”
tanya Rima meyakinkan
Reysha
mengangguk
“Yesss......
tapi, bukannya kamu tadi mau ikut rapat ya?” ucap Rima ragu-ragu
“Rapat
apa?” kata Reysha balik nanya
“Ya ampun
jangan bilang kamu lupa?” ucap Rima mendramatisasi
“Apa sih?
Ntar, ntar osis! Iya rapat osis. oh my god aku lupa!” pekik Reysha setelah
ingatannya pulih. “Kenapa kamu nggak ngingetin aku?”
“Kamu
sendiri kenapa nggak tanya. Ya udah deh dari pada salah-salahan mendingan kamu
cepetan keruang pertemuan sana!”
“Ya udah
deh, aku kesana dulu ya?”
“Iya, tapi
gimana soal kamu nraktir aku?”
“Kalau udah
kelar aku bakalan nepatin janji”
“Ya udah
kalau gitu, bye...”
“Bye...”
ucap Reysha sambil melambaikan tangan ke arah Rima
****
“Bete,
bete, bete!” ucap Reysha dalam hati yang nggak mungkin ia ucapkan didalam forum
seperti ini. Ada nggak sih rapat osis yang nggak bikin bete? Ini, nih alasan
kenapa Reysha sama sekali nggak minat dengan yang namanya osis. Baru ikut rapat
dua kali aja udah betenya minta ampun apalagi harus rapat berkali-kali? Oke,
hari ini agenda rapatnya membahas tentang penetapan anggota osis baru dan itu
berarti kesialannya akan berakhir disini karena ia tidak mungkin terpilih
menjadi anggota osis. Dalam proses penyeleksian ia dengan yakin menjawab
pertanyaan yang ada dengan seadanya dan itu sudah pasti jawabannya tidak akan
dilirik oleh panitia. Dan nantinya ia tidak akan menjabat sebagai anggota osis.
“baiklah
acara selanjutnya saya akan membacakan daftar nama yang siapa saja yang akan
menjabat sebagai anggota pengurus osis tahun pelajaran 2006- 2007. Berikut ini adalah nama-nama yang menjadi
anggota pengurus osis: Anya dwi anggraini dari VII-A, Sintia Pradata dari
VII-A, Dani Kusuma dari VII-B,...(dan bla, bla, bla sampai dengan...) Ahmad
bima firdaus dari VII-G, Evi septyawati dari VII-G, Reysha midhelton dari
VII-G...”
“Apa?
Siapa?” tanya Reysha pelan pada diri sendiri akan tetapi masih bisa terdengar
oleh siswa yang ada disebelahnya
“Reysha
midhelton, itu nama kamu kan? Selamatnya?” jawab siswa yang ada disebelahnya
Reysha
hanya nyengir.
“Oh no! Ini
bencana!” ujarnya dalam hati
“Nama aku
Rian” kata siswa yang duduk disebelah Reysha sambil mengulurkan tangannya.
Reysha
menerima uluran tangan Rian dan sedikit senyum yang dipaksaan karena suasana
hatinya yang buruk.
“Rey...?”
ujar rian ragu-ragu
“Hmm..?”
jawab rersha sambil menoleh kearah rian
“Nggak,
cuman mastiin nama kamu beneran reysha” kata rian sambil cengar-cengir
Reysha
hanya menatap cowok yang ada disebelahnya dengan tatapan aneh.
“Ahmad dwi
arian dari VIII-A” terdengar nama Rian disebut oleh sang pembawa acara. Matanya
berbinar-binar dan sangat jelas cowok yang ada disebelareysha sangat senang dan
puas.
“Yes!
Namaku dipanggil” ujarnya penuh kemengan
Reysha
hanya tersenyum tipis melihat kelakuan cowok itu yang aneh. Coba banyangin aja
hanya gara-gara namanya dipanggil yang otomatis ia terpilih menjadi anggota
osis, ia memberikan reaksi yang uuuggghh.... seperti orang menang lotre. Apa
enaknya sih jadi anggota osis itu. Hmmm.... dasar aneh!
“Nanti
pasti kamu yang pertama kali aku traktir” kata rian dengan penuh keyakinan
“Hah?”
jawab Reysha tak mengerti
“Iya, nanti
setelah acara ini selesai kamu orang pertama yang bakalan aku traktir” ucap
Rian meyakinkan
Reysha
hanya manggut-mangut “Memangnya menurut kamu menjadi anggota osis itu sebuah
kebanggaan ya?” tanya Reysha mengalihkan pembicaraan
“Iya dong,
itu jelas. Nggak semua murid disini bisa menjabat jadi anggota osis, hanya
murid-murid tertentu yang bisa. Menjadi anggota osis adalah sebuah kehormatan
dimana kita, murid-murid yang dipercaya untuk menjalankan keorganisasian
disekolah dan menjadi panutan dan dasar keorganisasian yang lain yang ada
disekolah ini. Dan yang paling menyenangkan kita akan dihormati dan dihargai
oleh murid atau guru-guru sekalipun, dan kalau beruntung bisa saja kita
diperlakukan lebih istimewa dari mereka” tutur Rian panjang lebar “Kalau kamu
sudah menjadi anggota osis kamu bakalan bisa ngerasainnya” lanjutnya dan
tersenyum manis kepada Reysha setelah ia selesai memberi ceramah
“Bukannya
kalau begitu sama aja dengan gila jabatan ya?” kata Reysha yang sedikit
menyindir dan kejam
“ya jelas
bukan dong. Kalau masalah diistimewain sih anggap aja itu bonus buat kita
karena kita udah bekerja dengan keras untuk memajukan osis dan memperkenalkan
sekolah dimata sekolah lain lewat program-program osis itu sendiri”tuturnya
yang tidak mau dianggap gila jabatan.
“itu sama
aja. Paling-paling do less talk more” ujar Reysha pelan tapi masih bisa
terdengar oleh Rian samar-samar.
“kamu tadi
ngomomg apa?” tanya Rian yang seakan ingin memastikan keakuratan pendengarannya.
“eh, nggak
kok. Aku tadi cuman bilang lantai itu bagus” jawab Reysha asal-asalan
Rian hanya
mengangkat alisnya dan akhirnya ia hanya maggut-manggut.
Hsssss...
walaupun setelah dapat ceramahan dari Rian yang panjangnya kayak panjang
jembatan suramadu, (sekedar informasi saja jembatan Suramadu adalah jembatan
terpanjang seasia tenggera so, wajib dong kita bangga atas prestasi itu) Reysha
tetap aja nggak berminat untuk gabung menjadi anggota osis. Bukannya ia
mengganggap semua anggota osis itu semua gila jabatan, ia percaya kok gak semua
anggota osis seperti Rian tapi sorry aja ya sepertinya ia beneran nggak
tertarik untuk gabung.
“Oke,
setelah ini aku bakalan nemuin senior end bilang kalau aku ngundurin diri”
batin Reysha.
Setelah
acara pembacaan daftar nama siswa yang terpilih menjadi anggota osis dan acara
pengarahan selesai, semua anggota rapat dipersilahkan untuk meninggalkan ruang
pertemuan.
“Ada waktu
untuk nemenin aku makan?” tanya Rian kepada Reysha
“tentu ada
dong” jawab Reysha dengan riang
“siiip,
yuk...” ucap Rian
“tapi, aku
ada perlu sebentar sama senior. Mau nunggu bentar?” kata Reysha
“no
problem” jawab Rian dengan riang.
Reysha
berjalan menuju segerombolan senior yang terlihat sibuk dengan beberapa
naskah-naskah yang entah itu apa, dan terlihat juga para senior yang terlibat
percek-cokan yang entah karena dan bahan percek-cokan itu apa.
Akhirnya
Reysha lebih memilih untuk mendatangi senior yang bernama Nina, (ia mengenalnya
karena kak Nina adalah kakak kelasnya ketika di sd). Kak Nina terlihat sedang
sibuk dengan beberapa naskah dan sesekali ia memperlihatkan raut muka
kekecewaan dan ketidak sukaan.
“sorry kak,
bisa kita ngomong sebentar?” ujar Reysha ketika berada dihadapan kak Nina
“eh, kamu
Rey. Bisa, memangnya mau bicara apa?” jawab kak Nina yang tampak terkejut
“sebenarnya
aku mau ngundurin diri dari anggota osis, kak” tutur Reysha hati-hati
“loh,
kenapa?” tanya kak Nina yang sekali lagi terlihat kaget
“jujur aja,
aku sebenarnya nggak minat jadi osis. Waktu proses penyeleksian aku jawabnya
dengan ogah-ogahan, eh kok nggak taunya malah kepilih. Lagian jadwal aku udah
padat kak, aku takutnya ntar malah nggak bisa ngatur waktu” kata Reysha
menjelaskan alasannya
“oh gitu.
Memangnya kenapa kamu nggak minat jadi anggota osis, trus kalau masalah
pembagian waktu ntar kita berusaha untuk bantuin kamu ngatur jadwal buat kamu.
So, tolong kamu pikirin lagi. Ntar nyesel loh” kata Nina mengingatkan
“aku sih
nggak tau pasti kenapa aku nggak minat jadi anggota osis yang pasti kalau aku
paksain ntar malah takutnya aku nggak bisa all out. Dan aku udah pikiran
matang-matang kok. Jadi maaf aku nggak bisa gabung sama kakak-kakak” jawab
Reysha dengan yakin dan kekeh pada pendiriannya
“coba
pikirin lagi deh Rey” desak Nina yang masih saja tidak rela Reysha mengundurkan
diri
“ada apa
sih?” ujar senior yang entah namanya siapa
“ini loh
Kaf, Reysha pengen ngundurin dari dari anggota osis” ucap Nina pada senior itu,
yang ternyata senior itu bernama Kafka
“loh, kok
kayak gitu? Mang alasannya apa” tanya Kafka yang terlihat kaget mendengar
penjelasan Nina
“karena si
Reysha nggak minat jadi anggota osis. End jadwalnya Rey itu padet, takutnya
kalau dia paksain malah dia nggak bisa maksimal n kececer semua” tutur Nina
menerangkan apa alasan Reysha sehingga dirinya memilih mengundurkan diri dari
anggota osis.
“oh gitu,
memangnya kamu yakin sama keputusan kamu?” kata Kafka
Reysha
hanya mengangguk dengan pasti
“kalau gitu
kita nggak bisa nyegah Nin, ini udah keputusan dia. Terus siapa kadernya?”
“maka dari
itu aku juga bingung karena aku nggak kefikiran untuk nyari kader untuk
jaga-jaga”
“hmmm...”
gumam si Kafka tidak jelas “serius nih, kamu udah mikirin mateng-mateg? Ntar
malah nyesel loh” Tanya kafka pada Reysha untuk memastikan
“udah kok
kak, end aku nggak bakalan nyesel dengan keputusanku” jawab Reysha penuh
keyakinan
“jadi
gimana nih Kaf?” Tanya Nina
“aku juga
bingung” kata kafka polos
“ya udah
kak, aku permisi dulu. Dan sebelumnya aku minta maaf karena udah ngerepotin”
“oh iya
Rey, santai aja” ucap Nina sedangkan Kafka hanya manggut-manggut nggak jelas
****
“mau pesen
apa Rey?” tanya Rian setibanya mereka dikantin
“terserah
kamu aja deh” jawab Reysha
“gimana
kalau siomay aja? Kamu suka kan?” kata Rian menawarkan
“iya” ucap
Reysha singkat. Padahal dalam hatinya ia ingin berkata “tidak”. Pernahkah
kalian melihat kentang yang ada disiomay? Pasti seringkan? Coba bayangkan
ketika kalian mengunyah kentang tersebut, pasti kalian akan merasa seperti
mengunyah bubur bayi, hiii.... eneg rasanya.(itu sih menurutku hahahaha).
Rian pun
berjalan menuju stan siomay. Tampaknya ia sedang beramah tamah dengan si penjual siomay. Rian ternyata sangat
cakep (setidaknya itu menurut Rima
karena dia ngefans sama kak Rian), ia juga terlihat sangat keren (kata anak-anak! Aku sih ngikut aja
soalnya mata aku masih buta sama yang namanya cowok). Tapi kenapa ya insting
aku mengatakan bahwa dia sama kayak cowok yang lainnya, yang gila jabatan,
pujian, dan cewek... mungkin. Bodo ah! Yang penting dia nggak ngerudiin aku aja.
****
“Oma.....”
ujarku setibanya dirumah oma.
Aku sengaja minta dady nganterin aku pulang kerumah oma karena
udah lama aku tidak
mengunjungi oma-opa dan
karena hari ini aku ada
kursus lukis yang tempatnya tidak jauh dari rumah oma-opa. Kala itu oma sedang
duduk santai sambil menikmati susu vanilla yang rendah gula dan yang pasti
rasanya sangat… sangat… sangat tidak enak.
“cucu oma
baru pulang sekolah. Tadi kesini sama siapa res?” Tanya oma penuh perhatian.
“sama
dadylah oma, mau sama siapa lagi?” jawabku lemas. Entah mengapa badannya terasa capek. Padahal disekolah
juga nggak ngapa-ngapain, paling juga bengong mana pelajaran dari pagi sampe
siang yang nyantol cuman dikit lagi. Nyebelin!
“loh, cucu
oma yang cantik ini nggak punya pacar toh?”
“apaan sih
oma. Ngaco deh! aq itu baru lulus sd masa udah disuruh pacaran sih? Apa jadinya Indonesia kalau para penurus
bangsa pada sibuk sama pacaran. Memangnya oma mau Indonesia jadi bobrok
gara-gara para penerus ngikutin omongan oma yang nganjurin untuk pacaran.
Pernah mikir ngak sih oma pacaran itu bisa merusak bangsa?. Ahh… oma” omelku yang tidak peduli pada telinga omanya yang mulai sakit karena
omonganya yang ngalor-ngidul nggak jelas.
“oala cah
ayu, cah ayu tambah pinter aja ngomongnya” sindir oma dengan bahasa yang
sangat… sangat… sangat… halus sekali.J
“ihh oma,
kan aku cerewet juga turunan oma” kataku membela diri “tapi sebenarnya opa sih yang lebih domininan
hehehehe” lanjutnya. Reysha menghempaskan badannya kesofa yang empuk dan
nyaman. Tiba-tiba saja ia teringat dengan janjinya kepada Rima, oh god! Pasti
Rima lagi bete banget. Dengan sigap ia menyerbu hpe disaku bajunya.
To : Rima
Rim, sry ya
tdi aq plang dluan cz tdi kburu djmput dady.
Sry ya….
N gmna lok dgnti bsk ja?
Send…..
Tak lama kemudian terdengar suara getar, ternyata balesan
dari Rima.
From : Rima
Enk ja! Dri
tdi aq udh ngguin kamu
Eh kmu mlah
udh plang.
Pkokx bsk
prsiku 3X lipat
Tuh kan bener Rima ngambek, mana besok nambah porsi lagi.
Huft….
To : Rima
Oke deh… J
Send….
Rima astari, adalah salah satu teman
terbaikku. Kami mempunyai sedikit kesamaan soalnya yang nggak sama buanyak. Ini
contoh kesamaannya, kita sama-sama cewek, kita sama-sama punya 2 orang tua
lengkap, kita sekolah ditempat yang sama, sama-sama alergi yang namanya
matematika tapi we love seni budaya dan ekonomi, sama-sama pelupa, sama-sama
nggak suka minum susu dan makan perkedel tapi kita pecinta bakso dan
empek-empek, dan yang pasti dan sangat-sangat pasti end nggak usah diraguin
lagi we love Indonesia (ya iyalah cinta Indonesia orang kita dibrojolin di
Indonesia end sampe segede ini kita masih numpang di Indonesia yah walaupun
sebenernya aku juga suka italy cos opaku orang italy end sukaa cerita tentnag
italy, kebudayaannya, sejarahnya, dll).
Dan ini nih perbedaan kita yang
membuat kita bagaikan langit dan bumi (jangan tanya mana yang langit dan mana
yang bumi! Karena aku nggak tau). Bagaikan air dan api (sama! jangan di tanya
coz aku nggak tau). Bagaikan kemarau dan penghujan (kan aku bilang aku nggak tau
yang mana). Tapi yang pasti kita bagaikan daratan dan lautan cos walaupun kita
beda tapi masih aja ada somethink yang nyatuin kita.
I like Leonardo davinci pokoknya I
like it dah sama pelukis davinci itu, but she hate davinci, katanya si davinci
itu banci, nyebelin kan tuh anak. Kalau dia nggak suka setidaknya dia bisa kan
tutup mulut dan ngehargain dikit napa? Dan yang paling nyebelin itu ya dia
bilang kalau lukisannya nyeremin, berbau mistis dan lain-lain. Bayangin deh
nyebelin kan tuh anak?! Padahal nih ya lukisan yang berbau mistis itu keren,
punya nilai artistic yang tinggi, dan harga jualnya selangit. Dasar aneh tuh
anak dan kalian tau dia itu ngefens sama seniman siapa? Si basuki abdillah aku
tau karyanya basuki itu bagus dan dia pelukis yang sangat terkenal dari
Indonesia dan jujur aku sebenarnya juga ngefens sama basuki tapi tengsin dong!
Gara-gara anak super nyebelin itu.
Terus tuh dia suka banget caper sama
anak-anak cowok, dari yang ganteng sampek yang
jell.... ya pokoknya itulah (kalian tau kan), dari yang kaya sampe yang
nggak kaya, dari yang beken sampek yang minor, dari yang asik sampe yang
ngebetein (tapi cocok kali ya kalo dia kumpul sama yang ngebetein cos dia kan
juga ngebetein. So pantes tuh) pokoknya segala macem cowok dia deketin deh.
Sedangkan aku? Suka risih-risih sendiri, salting, bete, eneg kalau deket sama
yang namanya cowok padahal deadyku ja cowok, opaku juga cowok, kakakku juga
termasuk cowok dan sepupuku yang genrenya cowok. Ets.. tapi jangan kira aku ada
kelainan loh ya, buktinya kalau aku liat cowok yang bening dikit aku selalu
bilang ‘wow.. cakep’ to ’wow keren’ dan semacanya (otomatis aku normalkan? Yang
masih tertarik sama cowok). Mungkin aku kayak gini soalnya yang ngedekin aku
itu cowok-cowok aneh kali ya? Huft.
I like biru but she like ungu. I
like film horor but she like film action. aku suka novel tapi dia suka komik.
Aku suka sepi tapi dia rame. Pokoknya banyak deh perbedaannya kalo aku jelesin
lagi 1000 tahunpun nggak bakalan klelar.
“oma, aku tidur dulu ya. Kak
Tito lagi nggak ada kan?” Tanyaku
pada oma sembari bangun dari sofa.
“kebetulan dia barusan pergi.
Kalau mau tidur dikamar tito ingat nggak boleh ngebuat kamarnya jadi kapal
pecah” tutur oma mengingatkan, sekedar pemberitahuan aja kalau kamarnya kak
Tito itu sangat, sangat, sangat rapi.
Disana tidak ada setitik debupun, kalian pasti mikirkan pasti yang ngebersiin
kamr kak Tito pasti pembokat? Tapi kalian salah! Karena yang ngebersiin
kamarnya kak Tito itu ya kak Tito sendiri. Beda dengan kamarnya Reysha yang
selalu terlihat seperti kapal pecah, ia tidak pernah mau ngeberesin jadi cuma
ngandelin bi’ Surti yang beresin.
“iya oma,
Resa tau kok” jawabku dan
langsung berjalan ke kamar kak Tito. Dan seperti yang aku kata kana kamar ini
benar-benar rapi. “ahh,,, nyamannya” ucap Reysha setelahmendaratkan pantatnya
keranjang.
Reysha memang
suka tidur dikamar kak Tito selain suasananya yang nyaman juga karena kak Tito
selalu berbaik hati untuk mengalah kepada dirinya soal apapun termasuk masalah
kamar, kan nggak mungkin ia tidur dikamar oma dan opa dan nggak mungkin lagi ia
tidur dikamar tamu yang bau apek yang cuman dibersiin kalau ada tamu aja dan
Reysha tidak terhitung sebagai tamu jadi mau tidak mau Reysha terpaksa tidur
dikamar kak Tito tapi jujur saja terpaksa tapi seneng kok. J
https://kelasfuadi.blogspot.com/2019/09/privasi-dan-disclamer-dari-katagori-lia.html
0 Response to "n you"
Posting Komentar