pentingnya ziarah kubur

beliau, ibu nyai Fathiyah istri dari KH. M. Rois alm meninggal dunia pada tanggal 7 mei 2019. Kabar tersebut pertama kali saya ketahui dari grup Tanada, karena memang putra beliau ada yang mengajar di Tanada, pk Mas'ud.

KH. Muhammad Rois mendirikan sebuah pondok pesantren Roudlotul Muta'alimin di wadungasri dalam yang saat ini diteruskan oleh putra beliau Kyai Chumaidi.

siang setelah sholat dhuhur, meluncur ke pondok (rumah beliau bersebelahan dengan pondoknya), bertemu dg putra beliau gus Najih, seraya memintakan maaf jika bu nyai ada kesalahan jg disuruh ke pondok langsung.

di pondok, sambil menunggu pengurusan jenazah, para santri dan jamaah yang ta'ziah membaca al ikhlas berulang-ulang, masyalloh terfikir bahwa ... orang baik banyak yang mendoakan ... besok klau aq meninggal siapa yang bersedia mendoakan diri ini?

budaya ini jg perlu dicontoh fikir q, karena umumnya penta'ziah datang saling mengobrol (hanya beberapa yg menemani dan membantu keluarga)

yang ta'ziah banyak benget ... gimana ketika saya meninggal esok?

ni juga salah satu alasan blog ini dibuat, agar eksistensiku ada ... ada yang mengingatku dan mendoakan diri ini ... soalnya dari tanda2 yang ada ini, huft, ya bukan bos yg bnyak anak buah, bukan seleb yg banyak fans, bukan orang kaya yg bnyak harta, bukan pejabat yang bnyak bawahan, bukan tokoh masyarakat yang banyak pengikut, bukan aktifis yang banyak teman dst ... apakah masih ada yg perduli padaku ketika meninggal kelak? hehehe padahal mwlana mengajarkan agar meninggalkan eksistensi diri dan belajar selalu mengadakan Rosululloh ...

juga mulai belajar ziarah kubur, terutama ke makam bapak dan adik, (ni dicontohkan adik lia sebelum meninggalnya), sering sering berziarah kubur dan mendoakan mereka, termasuk yang tidak kenal sekalipun, berimaginasi seraya berdoa, banyak orang yang bersedia mendoakan dan berziarah ke kuburku kelak, betapa sepi dan nestapanya jika di kubur tidak ada yang menemani juga tidak ada yang mengirimi (doa) -- apa lagi yang dicari?

malamnya di ppmf salah satu cerita dr KH. Ali Maghfur,  ketika berta'ziyah dan setelah dimakamkan, ditunggu pengumuman kapan tahlilannya, eh gak ada, maka dialog dg salah seorang keluarganya, mas kenapa kok gak ada undangan tahlilan? terputus semua amal orang yg meninggal kecuali shodaqoh jariyah, ilmu yg bermanfaat dan anak sholeh yg mendoakan (uwiik ustad didalilin wkwkwkwk), maka doa orang lain gak nyampai, jadi percuma ngundang orang tahlilan,, gini mas, tadi yang mensholati jenazah itu anaknya saja atau orang kampung juga? ya orang kampung ikut,, katanya doa orang lain gak sampai, dalam sholat jenazah kan juga mendoakan si mayyit, harusnya orang lain gak perlu nyolatin cukup anaknya saja,, loh bukan gitu, ketika itukan mayyit belum dikuburkan (ngeles),, oh gitu ... kalau lewat sebuah makam disunnahkan ngucap salam tidak? ya ada dalilnya ... salam itukan juga doa, mendoakan keselamatan kepada si mayyit, apakah yg lewat itu hanya anaknya saja? hal tsb menunjukkan doa orang lain untuk si mayyit juga bermanfaat (diterima), jika anda tidak suka tahlilan (mendoakan orang yg meninggal dunia), kira-kira besok kalau pean meninggal dunia, apakah ada orang yang mau mendoakan? bergantung pada anakmu saja? (kalau ingat)

ada teman juga yg cerita, ketika ada orang tanya kpd ulama tentang kewalian gusdur (ktk gusdur masih hidup), beliau hanya menjawab "lihatlah kalau gusdur telah meninggal!" dan benarlah, makam gusdur hingga hari ini tidak pernah sepi dari orang yang mendoakan beliau ...

bagaimana keadaan kita setelah kita meninggal? adakah yang masih ingat kita? adakah yang bersedia menziarahi kita? adakah yang mendoakan kita? padahal kita perlu banget dengan pertolongan dan doa-doa (tentu bisa melihat bagaimana "kotornya" diri sendiri)

ya Allah ....

ni juga ibu cerita karena mendapatkn hadiah baju dari ponaannya, dia juga membelikan orang tua dan bibinya, juga anak-anak yatim disekitarnya ... duh ... kalau lihat semua orang gitu, bener2 jadi kefikiran ... siapa kelak ... saya gak pernah berbuat baik pada orang lain ...

0 Response to "pentingnya ziarah kubur"

Posting Komentar