Lia el Muslich

Binti Ilya Faridah adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara, putri dari Bapak H. Muslich dan Ibu Hj. Binti Munif. hmmm ..... mau ngetik apa ini ya??? sebelumnya mohon doa fatihah untuk adik saya Binti Iliya faridah.


Sedikit mengenang adik saja, dan semoga akan ada yang bisa mengambil manfaat darinya ...

Adik Binti Iliya Faridah yang sedang dengan nama pena Lia el Muslich ... mempunyai sakit asma sejak kecil, bahkan sering sekali saya atau adik Hilmi maupun bapak menjemput adik dari sekolah MAN karena mendapat telepon bahwa penyakitnya kambuh.

Ketika lulus dari MAN dan ingin melanjutkan kuliah ke .... niatnya awal ingin ke perguruan tinggi negeri, tetapi takdir berkata lain, adik tidak lulus ujian masuk ketika itu ... awalnya sedih ... tetapi kemudian ...

pilihan akhirnya jatuh ke universitas Muhammadiyah Surabaya (UnMuh) jurusan psikologi ... ternyata di sinilah adik menemukan atmosfernya ... adik terlihat bahagia, ia sangat rajin kuliah apalagi dipasrahi jadi koodinator matkul...
kebagiaan itujuga tampak dengan adik suka sekali dengan kegiatan ukm Karate, awalnya sih mir-mir, wong sakit-sakitan kok malah ikut gituan ...

Pernah suatu saat, ia bercerita dengan bangga .... ia terkena pukul dan kena banting .... dikit was-was juga seneng, wihh adikku wes waras ... ia mungkin karena ia bahagia dalam kuliah dan kegiatan-kegiatannya, sejak zaman kuliah tersebut, sangat jarang penyakit asmanya kambuh ... kalaupun kambuh biasanya karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan ia sedang capek banget karena padatnya kegiatannya.

Salah satu hobi yang terlihat adalah, senangnya ia dalam menulis (dan terbukti dengan beberapa novel yang ia tulis dan telah terbit) juga melihat film (drama korea atau india -> wkwkwk cewek banget) selain juga film-film yang ada hubungannya dengan psikologi ...
psikologi merupakan pilihannya banget, sampai allout untuknya,
malam-malam seringnya bergadang untuk mengerjakan tugas atau menulis sesuatu ... dan nonton film --> klo saya tegur, alasanya untuk menghilangkan penat, refreshing juga mencari inspirasi ...

Lia mungkin diantara 4 bersaudara ini yang paling tinggi cita-citanya dan paling kuat dalam mengejar impiannya ... selain itu paling perhatian kepada Ibu bapak --- walau juga paling manja kepada ibu.

Selulus dari Unmuh, ia tetap ingin melanjutkan pendidikannya ... lia kuliah Profesi&S2 Psikologi di Untag Surabaya. Ia sering bercerita bahwa ia ingin kemudian melanjutkan pendidikannya ke jerman ...Tapi takdir berkata lain, Allah telah memanggil adik duluan daripada saya.

Kenangan akhir sebelum ia meninggal ....
Akhir-akhir perjalanannya hidup di dunia ini, ia yang sebelumnya sring menolak jika diajak unuk mendedikasikan ilmunya di sekolahan, ia melakukan penelitian juga di sekolah ... ia menolak dulu, karena melihat kerja beratnya seorang BP/BK di skolah daam menangani terutama anak-anak "bermasalah"... ia memberikan beberapa masukan kepada wali kelas mengenai beberapa anak yang dia analisis ... bahkan ada anak yang menjadi konsennya ..
minggu-minggu terakhir, lia sering main, silaturrahmi kepada teman-temannya juga ke beberapa dosen kuliahnya ... ni terlihat banyak dosen unmuhnya dulu yang datang ta'ziyah.
Lia juga yang paling rajin ziarah ke makam bapak (belum genap bapak meninggal - lia kemudian menyusul) ... Bu fir, cerita, sering sekali bertemu lia di makam ... bahkan jika sudah menjelang maghrib, lia tetap menyempatkan datang ke makam kemudian cepat pergi lagi, jika ditanya, kok terburu-buru? ... ada kuliah/perlu sehingga gak bisa berlama-lama. Sering juga minta ditemani ketika ziarah ke makam ... minta antarkan belibunga tuk bapak ... seringnya minggu pagi ...
Lia pun memesan Nisan baru untuk Bapak dan Nyai untuk digantikan setelah 1 tahun bapak ----
Lia tidak bisa menemani ibu, lia gak bisa bantu mas, dll kata-kata yang menyiratkan pamitan lia ... tapi kami sekeluarga tidak menyadarinya ... baru terfikir ketika ia telah tiada ... saat itu terkadang, lah yoo kok tega dengan keluarganya, gak mau bantu atau menemani ... ternyata ... semoga di alam kubur, di akhirat, Lia tidakpernah kesepian, lia ditempatkan bersama orang-orang sholeh bersama dengan Rosululloh dengan kebahagiaan dan kebahagiaan.

hari terakhir lia  tercinta ...
Minggu malam, ketika Azka (anak dari Hilmi) datang ke rungkut -- lia sangat sayang banget dengan ponakannya ini, sering nyariin, nggendong dll, wah bahkan teriak-teriak ... wih lucunya .. wih lucunya -- malam itu, Ibu dan adik-adik semua berkumpul, kami guyon dan tertawa senang banget melebihi biasanya ... hingga suara kami saja mengusik tetangga dan orang yang lewat .. ada apa gerangan  ...
Malam itu ketika semua terlelap ... lia masih mijit-mijit Ibu, tidak seperti biasanya, kata ibu, pijatan lia seperti mengambang (kurang terasa) -- padahal ibu paling suka dipijitin lia karena menurutnya pijitannya paling mantab dan enak -- mijitinnya juga lama, sambil ada kalimat terucap -- Bu, setelah ini, siapa yang mijitin ibu? --loh lia udah gak pengen mijitin ibu ta ??? Ibu balik bertanya ... (dan ternyata itu adalah pijatan lia kepada ibu yang terakhir) -- hingga ibu tertidur --
malamnya lia membangunkan ibu untuk sahur bersama, lia dan ibu puasa rajab ...
Pagi harinya, Lia mengajak Azka berkeliling di sekitar rumah, agar azka medapat udara dan sinar matahari yang cukup ...
Lia pamit ke Ibu ... ingin ke tempat penelitiannya dulu, RS menur, ingin pamitan, ia mengajak temannya (temannya juga bingung, loh kok pamitan lagi, du kan sudah pernah pamitan) ...
Ibupun mengizinkan (salah satu sifat lia, jika ibu tidak mengizinkan maka ia tidak akan berangkat --
jika ibu sulit mngizinkan -- lia sering berkata, ibuloh jangan gitu -- mesti jika ibu gak ngizinkan, selalu ada saja kejadian yang tidak mengenakkan --- apa ibu gak sayang lia --- sering rayu lia kepada ibu)
lia pulang sekitar jam 16an, belum pulang aq kala itu dari sekolah ... Lia pulang setelah berkeliling dan akhirnya ke kampus dengan menitipkan pekerjaan rumahnya kepada temanya --udah selesai loh ya semua tugasku, aku sudah tidak punya tanggungan ....
Saya pulang menjelang maghrib, di rumah hanya ada Ibu dan Lia, ketika adzan berkumandang, udah semua pada buka, kemudian ibu berpesan kepada lia agar sholat duluan, bergantian, karena Ibu ketika itu sangat lesu .. Ibu dan saya makan di runag tengah ... sedang lia kekamar mandi untuk bersuci --- hingga lia berteriak minta tolong kepada ibu ... Ibu pun langsung menghampiri dan berusaha menolong tetapi tidak kuat untuk memapah lia yang kala itu berpegangan di bak kamar mandi -- kakinya sudah lemas --- Ibu memanggil saya, dan kemudian bersama Ibu, kami menggotong lia menuju ke kamar -- sesampainya di kamar -- saya masih melihat lia masih tersengal dan kemudian tidak lagi bernafas -- sambil ibu sedkit memeluk dan mengatakan kalimat "Allah Allah Allah" ditelinga lia ... Ibu juga tidak menyadari bahwa itu adalah kalimat terakhir yang dilontaran untuk lia ... karena kami ketika itu hanya menginginkan lia sehat kembali--- tidak ada fikiran apapun bahwa lia akan meninggakan kami, karena ia terilhat dalam kondisi sesehat-sehatnya ...
guyonan terakhirku dengan lia adalah ketika lia hendak ke kamar mandi, kami guyon dengan keinginan rencana mengundang mawlana Syekh Musthofa ke rumah ketika acara hajat nanti ...
ya Alloh semoga lia diberi kenikmatan bersama dengn para awliya dan nabi Muhammad saw dalam keridloan Allah SWT, aamiin.

Melihat akhirnya yang begitu indah dan banyaknya orang yang datang berta'ziyah dan mendoakannya, semoga itu adalah tanda-tanda khusnul Khotimah dan keridloan Allah kepada adik tercinta Binti Iliya faridah.
Al Fatihah ...

0 Response to "Lia el Muslich"

Posting Komentar